Memahami Syarat Wajib Haji dan Umroh merupakan kewajiban bagi Umat Muslim yang ingin melaksanakan ibadah haji dan umroh. Nah salah satu kitab fiqih yang cukup sering jadi rujukan adalah Kitab Riyadh Al-Badi’ah.
Kitab “Ar-Riyadh Al-Badi’ah” karya Syekh Muhammad bin Sulaiman ini menjelaskan seputar ilmu fiqih, serta menjelaskan beberapa ilmu yang berkaitan dengan sehatnya akidah manusia dan cara beribadah. Kitab ini ringkasan dari ilmu Ushuluddin, juga beberapa cabang ilmu Ushuluddin lainnya yang bermadzhab Imam Syafi’i.
Syarat Wajib Haji dan Umroh dalam Kitab Riyadh Al-Badi’ah
Berikut ini ringkasan dari bab syarat wajib haji dan umroh di Kitab Riyadh Al-Badi’ah.
1. Hajji dan Umroh: Wajib atau Tidak?
- Hajji dan Umroh tidak wajib dalam asal syara’ kecuali satu kali seumur hidup.
- Jika seseorang murtad setelah melaksanakan hajji dan umroh, kemudian kembali masuk Islam, tidak wajib mengulangi hajji dan umroh.
2. Syarat Wajib Hajji dan Umroh:
- Islam
- Baligh
- Berakal
- Merdeka
- Mampu
3. Syarat Kepemampuan:
- Mampu memiliki semua persediaan yang dibutuhkan.
- Mampu meninggalkan negara sampai kembali tanpa kesulitan yang sangat.
- Kemampuan menunggang hewan atau tandu tanpa kesakitan berlebihan.
4. Jika Tidak Mampu:
- Tidak wajib hajji dengan dirinya sendiri jika tidak mampu menunggang hewan.
- Wajib menyewa orang yang mampu jika dapat menyewanya.
- Orang yang meninggal dalam keadaan wajib haji, hukumnya halal bagi siapapun untuk melaksanakan haji atas namanya.
5. Ihram dan Keterlibatan Keluarga:
- Tidak sah haji atas nama orang yang masih hidup tanpa izin.
- Anak kecil yang belum tamyiz harus mendapat izin dari walinya untuk berihram.
- Budak yang baligh sah berihram meskipun tanpa seizin majikannya, namun majikan dapat mentahallul ihram budak jika tidak memberi izin.
6. Kewajiban Islam dan Kemampuan:
- Kewajiban Islam ditiadakan bagi yang merdeka, dewasa, dan berakal, meskipun tidak mampu melaksanakannya.