Biografi Singkat Syekh Junaid Al-Batawi, Imam Besar Masjidil Haram dari Betawi

Biografi Singkat Syekh Junaid Al-Batawi, Imam Besar Masjidil Haram dari Betawi

Ada banyak ulama besar yang asalnya dari Indonesia. Salah satunya yaitu Syekh Junaid Al-Batawi. Berikut ini adalah biografi singkat Syekh Junaid Al-Batawi. 

Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika berbicara mengenai orang Betawi? Kebanyakan dari Anda mungkin akan berpikir jika orang Betawi identik dengan aksinya yang kocak dan bicara apa adanya. 

Stereotype seperti itulah yang terkadang membuat persepsi jika orang Betawi tak ‘punya isi’. Padahal, sejak abad ke-18, kiprah intelektual Betawi telah diakui di Tanah Suci Mekkah dan berdampak besar bagi Indonesia. 

Biografi Singkat Syekh Junaid Al-Batawi

Baca Juga : Biografi Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Ulama Besar di Mekkah Asal Minangkabau

Biografi Singkat Syekh Junaid Al-Batawi

Salah satu ulama yang berasal dari Betawi yaitu Syekh Junaid Al-Batawi. Beliau memiliki jaringan dan pengaruh yang kuat dalam agama Islam ketika awal abad ke-19. 

Syekh Junaid Al-Batawi lahir di Pekojan, Jakarta Barat. Menurut sejarahnya, Syekh Junaid masih keturunan darah biru dan keturunan pendiri Kesultanan Demak. 

Secara lengkap, namanya adalah Syekh Junaid bin Imam Damiri bin Imam Habib bin Raden Abdul Muhit bin Pangeran Cakrajaya Nitikusuma (Adiningrat IV) bin Raden Aria Jipang (Sayid Husein) bin Raden Bagus Surawiyata (Sayid Ali) bin Raden Fattah (Sayid Hasan). 

Tidak banyak data sejarah yang mengisahkan kehidupan maupun pengaruh Syekh Junaid al-Betawi. Kisah beliau justru terungkap dalam tulisan catatan perjalanan Orientalis asal Belanda yang bernama C. Snouck Hurgronje yang wafat pada tahun 1936 Masehi. 

Catatan perjalanan tersebut ditulis setelah ia berhasil menyusup ke Mekkah pada tanggal 21 Januari 1885. Ia juga sempat tinggal disana selama tujuh bulan. Jurnal tersebut berjudul Mecca In The Latter Part Of 19th Century

Dalam jurnalnya, Hurgronje menulis jika ada seorang “sesepuh” (Nestor) para ulama Jawa di Mekkah pada perempat ketiga abad ke-19. Ulama tersebut adalah Junaid yang berasal dari Betawi. Beliau telah menetap di Mekkah selama 50 tahun. 

Dari pernyataan tersebut, maka bisa dikatakan jika Syekh Junaid telah menetap di Mekkah sejak tahun 1834. Akan tetapi, tidak diketahui secara pasti kapan waktu hijrahnya. 

Apabila data tersebut benar, maka Syekh Junaid berhijrah ke Mekkah ketika usianya sudah cukup matang, yaitu sekitar usia 30 tahun. 

Syekh Junaid al-Batawi dikenal sebagai sosok yang memiliki pengaruh di Mekkah. Hal tersebut juga oleh Rakhmad Zailani Kiki dalam Genealogi Intelektual Ulama Betawi tahun 2018. Sebagai imam di Masjidil Haram, beliau terkenal di kalangan Islam Sunni dan mazhab Syafi’i selama abad ke-18 dan 19. 

Syekh Junaid al-Batawi memiliki banyak murid yang menjadi ulama terkemuka di tanah air bahkan dunia Islam. Salah satunya adalah Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi yang merupakan pengarang Tafsir Al-Munir. Syekh Muhammad Nawawi juga memiliki 37 kitab lainnya yang diajarkan di berbagai pesantren Indonesia bahkan luar negeri. 

Ada juga murid Syekh Junaid yang bernama Syekh Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi. Beliau adalah seorang imam, khatib, dan guru besar di Masjidil Haram yang juga seorang Mufti Mazhab Syafi’i. 

Baca Juga : Biografi Imam An-Nawawi, Ulama Asal Damaskus

Keluarga Syekh Junaid juga masuk dalam list resmi pemerintahan kerajaan yang diberi hak istimewa. Hal tersebut dikarenakan keluarga beliau telah menjalin hubungan baik dengan penguasa Mekkah sebelumnya. Keluarga keturunan Betawi terdeteksi sejak tahun 1987 Masehi hingga sekarang dan masih berada dalam perlindungan Kerajaan Saudi Arabia. 

Dulunya, keluarga besar Syekh Junaid yang tinggal di Jeddah juga biasa mengadakan acara Maulid dan Isra Miraj. Padahal kegiatan-kegiatan tersebut termasuk tabu untuk dilakukan di kalangan ulama dan penguasa Arab Saudi karena adanya perbedaan ideologi. 

Berdasarkan informasi tersebut, maka dapat disimpulkan jika Syekh Junaid begitu dihormati di kalangan keluarga kerajaan. Bahkan, ketika Syarif Ali yang merupakan putra dari Syarif Husin ditaklukkan oleh Ibnu Saud, salah satu persyaratan penyerahannya adalah meminta keluarga Syekh Junaid tetap dihormati setingkat dengan keluarga Raja Ibnu Saud. Persyaratan Syarif Ali ini pun diterima oleh Ibnu Saud. 

Sama seperti tahun lahirnya, tidak diketahui secara pasti kapan Syekh Junaid wafat. Namun, menurut Direktur Islam Nusantara Center (INC) yang bernama A Ginanjar Sya’ban, Syekh Junaid wafat pada akhir abad ke-19. Menurut dosen Filologi dari Universitas Padjajaran, makam Syekh Junaid berada di kompleks Pemakaman Al-Ma’la yang tidak jauh dari Masjidil Haram. 

Alwi Shahab yang merupakan budayawan Betawi berpendapat jika Syekh Junaid wafat di tanah suci pada tahun 1840 Masehi di usia yang ke-100. Akan tetapi Ridwan Saidi meragukan hal tersebut. 

Alasannya karena pada tahun 1894 hingga 1895 ketika Snouck Hurgronje berhasil menyusup ke Mekkah, Syekh Junaid diketahui masih hidup. 

Penutup

Demikian penjelasan mengenai biografi singkat Syekh Junaid Al-Batawi. Meskipun tahun lahir dan wafat beliau tidak diketahui pasti, Syekh Junaid merupakan sosok teladan yang telah mengabdikan hidupnya untuk perkembangan agama Islam. 

Percayakan perjalanan umroh Anda dengan Umroh Bandung. Umroh Bandung telah menemani banyak jamaah haji dan umroh untuk beribadah ke tanah suci dengan lancar sejak tahun 2003. Untuk informasi mengenai biaya dan fasilitas, Anda dapat mengunjungi Promo Umroh Bandung. Ada juga promo Paket Umroh Plus Turki Bandung yang bisa Anda dapatkan di Umroh Bandung. Menunaikan ibadah ke tanah suci sekaligus berlibur ke kota Turki. 

You cannot copy content of this page