Biografi Imam An-Nawawi, Ulama Asal Damaskus

Biografi Imam An-Nawawi, Ulama Asal Damaskus

Apakah Anda mengetahui salah satu ulama tersohor bernama Imam An-Nawawi? Pada artikel ini akan dibahas mengenai biografi Imam An-Nawawi yang merupakan ulama yang begitu tersohor. 

Imam An-Nawawi telah menulis banyak kitab. Tidak hanya menulis banyak kitab, kitab-kitab yang telah beliau tulis juga menjadi rujukan penting dalam madzhab Syafi’i. Untuk lebih jelasnya, simak baik-baik biografi Imam An-Nawawi berikut ini. 

Biografi Imam An-Nawawi

Imam An-Nawawi adalah seorang ulama yang lahir pada tahun 631 Hijriah. Beliau dilahirkan di sebuah kampung bernama Nawa di daerah Damaskus yang kini menjadi ibukota Suriah. 

Nama lengkapnya adalah Abu Zakaria Yahya bin Syarafuddin Muri bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jum’ah bin Hizam al-Hizami an-Nawawi. Kata an-Nawawi merupakan nisbat pada kota Nawa. Kota Nawa merupakan pusat kota Al-Jaulan yang ada di kawasan Hauran, provinsi Damaskus. 

Imam An-Nawawi telah menetap di Damaskus selama lebih dari 18 tahun. Menurut pendapat Ibnul Mubarak, ketika seseorang telah menetap di satu negeri selama empat tahun, maka ia dinisbatkan pada negeri tersebut. 

Baca Juga : Mengenal puasa Arafah, Berikut Penjelasan Lengkapnya

Imam An-Nawawi baru memasuki pesantren pada saat usianya telah menginjak 19 tahun. Hal tersebut dikatakan oleh salah satu murid Imam An-Nawawi yang bernama Imam Ibnul ‘Atthar. 

Pada saat itu, usia an-Nawawi ketika masuk pesantren bisa dikatakan sangat terlambat. Mengapa demikian? Sebab, pada kala itu, biasanya anak-anak sudah memasuki pesantren sebelum usia baligh. 

Sebelum memasuki pesantren, masa kecil Imam An-Nawawi digunakan untuk membantu menjaga toko milik ayahnya yang berada di Nawa (pusat kota al-Jaulan, kawasan Hauran, provinsi Damaskus). Akan tetapi, ia tidak pernah lepas untuk selalu membaca dan menghafalkan Al-Qur’an. 

Dikisahkan pada saat berusia 10 tahun, teman-teman an-Nawawi tidak mau mengajaknya bermain. Karena perlakuan teman-temannya tersebut, an-Nawawi berlari dan menangis. 

Syekh Yasin bin Yusuf al-Marakisyi (seorang waliyullah) menyaksikan peristiwa tersebut dan merasa iba. Beliau pun berkata kepada an-Nawawi jika an-Nawawi diharapkan akan menjadi orang paling pintar dan paling zuhud pada masanya sehingga bisa memberikan banyak manfaat bagi umat Islam. 

Sejak saat itulah, an-Nawawi menjadi lebih termotivasi lagi untuk bisa menghafalkan Al-Qur’an sebelum menginjak usia baligh. Meskipun telat memasuki pesantren, Imam An-Nawawi hanya butuh waktu enam tahun untuk menuntut ilmu agama. Tepat pada usia 25 tahun, an-Nawawi sudah mulai menulis kitab. 

Pada usia yang kurang lebih 45 tahun, Imam An-Nawawi telah menulis karya-karya besarnya. Bahkan Syekh Abdul Ghani ad-Daqir berpendapat jika usia an-Nawawi dikalkulasikan dengan hasil karyanya, maka rata-rata dalam satu hari Imam An-Nawawi bisa menulis sebanyak dua buku. 

Akan tetapi, ad-Daqir mengkalkulasikan masa menulis an-Nawawi dari total usianya 45 tahun. Padahal Imam Ibnul ‘Atthar berpendapat jika an-Nawawi baru menulis kitab ketika berusia 25 tahun. Hingga beliau wafat pada usia 45 tahun, an-Nawawi menghabiskan 20 tahun usianya untuk menulis kitab. Itu artinya, Imam an-Nawawi bisa menulis lebih dari dua kitab dalam satu hari. 

Biografi Imam An-Nawawi, Ulama Asal Damaskus

Karya Imam An-Nawawi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Imam An-Nawawi telah mulai menulis kitab sejak beliau berusia 25 tahun. Tentunya ada banyak kitab yang telah beliau tulis dan beberapa diantaranya memiliki kualitas best seller yang diakui oleh umat Islam di seluruh dunia. 

Salah satu kitab Imam An-Nawawi yang mendapat banyak apresiasi dari para ulama adalah kitab Minhajut Thalibin. Kitab tersebut merupakan kitab fiqih pokok yang representatif dalam mazhab Syafi’i. 

Kitab tersebut mendapatkan pengakuan yang besar dari para ulama. Bahkan, Imam as-Sakhawi mencatat bahwa orang-orang yang berhasil menghafalkan kitab tersebut akan dijuluki al-Minhaji (dinisbatkan kepada kitab Minhajut Thalibin). 

As-Sakhawi, dalam kitabnya yang berjudul al-Manhalul ‘Adzb ar-Rayy, beliau mengisahkan jika ada seorang ulama yang bernama Syamsuddin Muhammad al-Maqdisi yang telah bisu sejak lahir. 

Hingga usianya mencapai enam tahun, ulama tersebut masih bisu. Akhirnya, ayahnya yang bermazhab Hanafi membawanya ke Syekh Abdullah al-’Ajluni untuk meminta doa serta keberkahan. 

Baca Juga : Apa itu Maqam Ibrahim? Berikut Sejarah dan Penjelasannya

Setelah selesai mendoakan, al-’Ajluni menyarankan agar anaknya menganut mazhab Syafi’i dan dibacakan kitab Minhajut Thalibin untuk mendapatkan keberkahan. 

Sang ayah melakukan saran yang diberikan al-’Ajluni. Akhirnya, tidak lama setelah itu al-Maqdisi sembuh dan mampu menghafal Al-Qur’an serta kitab Minhajut Thalibin hanya dalam waktu empat tahun. Ia juga menjadi ulama dalam penulisan mushaf yang berasal dari Damaskus. 

Selain kitab yang telah disebutkan, ada juga beberapa tulisan disiplin hadis yang ditulis oleh an-Nawawi. Beberapa judulnya yaitu Syarah Muslim, Riadusshalihin, Al-Arba’in an-Nawawi, Khulashatul Ahkam min Muhimmatis Sunan wa Qawa’idil Islam, Syarah Sahih Bukhari, dan al-Adzkar. 

Imam An-Nawawi juga menulis disiplin ilmu hadis yang berjudul Al-Irsyad, At-Taqrib, dan Al-Irsyad ila bayanil Asma’il Mubhamat. Dalam disiplin fiqih, beliau menulis Raudhatuth Thalibin, Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab, Al-Minhaj, Al-Idhah, dan At-Tahqiq. 

Imam An-Nawawi juga menulis mengenai disiplin pendidikan dan etika yang berjudul Adabu Hamalatil Qur’an dan Bustanul Arifin. Dalam disiplin biografi dan sejarah beliau menulis ahdzibul Asma’ wal Lughat dan Thabaqatul Fuqaha’. Sementara dalam disiplin bahasa beliau menulis Tahdzibul Al-Asma’ wal Lughat bagian kedua dan Tahrirut Tanbih.

Penutup

Demikian penjelasan singkat mengenai biografi Imam An-Nawawi. Semoga dari cerita salah satu ulama tersohor ini bisa memotivasi para anak muda untuk semangat dan bersungguh-sungguh ketika melakukan suatu hal. 

Percayakan perjalanan umroh Anda dengan Umroh Bandung. Umroh Bandung telah menemani banyak jamaah haji dan umroh untuk beribadah ke tanah suci dengan lancar sejak tahun 2003. Untuk informasi mengenai biaya dan fasilitas, Anda dapat mengunjungi Promo Umroh Bandung. Ada juga promo Paket Umroh Plus Turki Bandung yang bisa Anda dapatkan di Umroh Bandung. Menunaikan ibadah ke tanah suci sekaligus berlibur ke kota Turki.

You cannot copy content of this page