Keistimewaan Surat Taha Pengantar Sayyidina Umar Menuju Islam

keistimewaan surat Taha pengantar Sayyidina Umar menuju Islam

Sayyida Umar atau dikenal dengan Umar bin Khattab memiliki kisah yang tidak jauh dari kisah Surat Thaha. Berikut ini penjelasannya mengenai keistimewaan surat Taha pengantar Sayyidina Umar menuju Islam. Simak informasinya dari Umrah Bandung!

Sebelum memeluk Islam, Sayyidina Umar atau sering dikenal dengan Umar bin Khattab merupakan sosok yang keras dan menentang ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yaitu ajaran Islam. Namun, peristiwa yang melibatkan Surat Thaha menjadi titik balik penting dalam hidupnya. Kisah ini menunjukkan bagaimana keistimewaan Surat Taha menjadi pengantar bagi Sayyidina Umar menuju Islam.

Kisah Seorang Sayyidina Umar

Umar bin Khattab atau Sayyidina Umar merupakan salah seorang kaum kafir Quraisy yang paling ditakuti oleh banyak orang yang sudah memeluk agama Islam.

Umar Bin Khattab dikenal sebagai seorang yang memusuhi Islam dan tidak segan untuk menyiksa kaum muslim secara kasar supaya mau untuk kembali menyembah berhala. Sosok Sayyidina Umar dikenal sebagai petarung handal dengan badan yang kekar, tinggi besar, serta tatapan tajam seakan – akan siap menghancurkan semua lawannya. Sayyidina Umar juga sosok yang keras, tegas, dan tidak kenal ampun.

Di masa jaman jahiliyah, Umar merupakan sosok yang fanatik terhadap agama leluhurnya. Bahkan beliau membuat berhala dari manisan kurma untuk disembah. Saat ada orang yang mengancam agama nenek moyang maka tidak akan tinggal diam. Hal ini juga dilakukan ketika Rasulullah SAW menyebarkan agama Islam. Umar bin Khattab atau Sayyidina Umar merasa terusik dengan kehadiran Rasulullah.

Kisah Sayyidina Umar Masuk Islam

keistimewaan surat Taha pengantar Sayyidina Umar menuju Islam

Awal kisah Sayyidina Umar masuk Islam yaitu di suatu malam beliau datang ke Masjidil Haram secara sembunyi – sembunyi untuk mendengarkan bacaan sholat Rasulullah SAW kala itu. Rasulullah membaca surat Al Haqqah dan Sayyidina Umar pun terkagum dengan susunan kalimat lantas berkata pada dirinya sendiri “Demi Allah, ini merupakan syair sebagaimana yang dikatakan kaum Quraisy”.

Sayyidina Umar melanjutkan mendengar bacaan Rasulullah SAW yang membaca ayat 40 – 41 yang menyatakan bahwa Al Qur’an bukanlah sebuah syair. lantas Sayyidina Umar mengucapkan “kalau begitu berarti dia itu dukun”. Hingga kemudian Sayyidina Umar mendengar bacaan Rasulullah SAW ayat 42 yang memiliki makna bahwa Al Qur’an bukanlah perkataan dukun. Akhirnya Sayyidina Umar berkata “Telah terbetik Islam di dalam hatiku” namun karena kuatnya adat jahiliyah, fanatik buta, pengagungan terhadap agama nenek moyang, Sayyidina Umar tetap memusuhi Islam.

Baca Juga: Sejarah Perkembangan Islam di Kawasan Eropa

Keinginan Sayyidina Umar Untuk Membunuh Nabi Muhammad SAW

keistimewaan surat Taha pengantar Sayyidina Umar menuju Islam

Suatu ketika suku Quraisy melakukan perkumpulan dan saat itu mereka menanyakan siapakah yang akan membunuh Nabi Muhammad SAW. Kemudian dengan lantang Sayyidina Umar menjawab “Aku” dan mengeluarkan pedang terhunus menuju ke tempat Rasulullah SAW dan sejumlah sahabatnya yaitu Abu Bakar, Ali, dan Hamzah.

Dari rumah tujuan Sayyidina Umar hanya satu ingin membunuh Nabi Muhammad SAW. Dengan pedang terhunus, Umar berencana untuk mengakhiri hidup Nabi Muhammad SAW.

Sayyidina Umar berjalan sambil menghunus pedangnya. Di tengah perjalanan, Sayyidina Umar bertemu dengan seseorang bernama Nu’aim bin Abdullah An-Nahham Al-Adawi yang merupakan seseorang dari suku Bani Zahrah atau seseorang dari suku Bani Makhzum. Kemudian Sayyidina Umar ditanya hendak kemana dan Sayyidina Umar pun menjawab ingin membunuh Muhammad.

Nu’aim bin Abdullah An-Nahham Al-Adawi mengatakan “Kalau Muhammad engkau bunuh, bagaimana engkau selamat dari kejaran Bani Hasyim dan Bani Zahrah?”. Sayyidina Umar pun menjawab “Menurutku, sekarang ini engkau sudah menjadi penganut As-Shabiah (sebutan terhadap pengikut agama Islam) dan keluar dari agamamu”.

Nu’aim bin Abdullah An-Nahham Al-Adawi berkata kepadanya, “Maukah aku tunjukkan padamu yang lebih mengagetkanmu lagi, wahai Umar? Sesungguhnya saudara (perempuan) dan iparmu juga telah menjadi penganut As-Shabiah dan meninggalkan agama mereka berdua.”

Saudara perempuan Sayyidina Umar yaitu bernama Fatimah telah memeluk agama Islam. Mendengar hal itu, Umar segera menuju rumah Fatimah yang saat itu sedang belajar Qur’an Surat Thaha kepada Khabab bin Al-Arat.

Sesampainya di sana, ia mendapati Fatimah dan suaminya sedang membaca lembaran yang berisi ayat-ayat Al-Qur’an, termasuk Surat Thaha. Melihat Sayyidina Umar datang, Khabbab menyelinap ke bagian belakang rumah, sedangkan Fatimah menutupi lembaran Al Qur’an.

Sayyidina Umar pun bertanya tentang suara bisik – bisik yang didengar dari bacaan tersebut. Kemudian Fatimah dan Khabbab suaminya mengatakan bahwa tidak sedang membicarakan apa – apa hanya sekedar berbincang. Sayyidina Umar pun menanyakan tentang Fatimah dan Khabbab yang sudah menjadi penganut ash-Shabiah (sebutan terhadap pengikut Islam).

Khabbah pun menanyakan tentang pendapat Sayyidina Umar jika kebenaran agama berada pada selain agama yang disembah Sayyidina Umar selama ini. Mendengar hal tersebut, Umar pun marah besar dan menginjak – injak Khabbah dengan keras.

Mendengar suara ricuh, Fatimah datang untuk membantu suaminya menjauh dari Sayyidina Umar. Dalam kemarahannya, Umar memukul adiknya hingga terluka. Fatimah ditampar oleh Umar sehingga darah mengalir dari wajahnya. Namun, melihat darah yang mengalir dari wajah Fatimah, hatinya luluh. Ia meminta untuk membaca lembaran tersebut.

Kemudian Fatimah mengatakan bahwa apabila kebenaran ada pada selain agamamu (agama menyembah berhala) maka bersaksilah bahwa tiada Tuhan (Yang berhak disembah) selain Allah dan bersaksilah bahwa Muhammad merupakan Rasulullah.

Saat Umar putus asa dan menyaksikan kondisi saudaranya yang berdarah, Sayyidina Umar pun menyesal dan merasa Iba. Umar pun meminta lembaran surat Al Thaha. Namun kedua saudaranya ini mengatakan bahwa Umar kotor dan najis sehingga tidak boleh untuk menyentuhnya melainkan orang – orang yang suci oleh karena itu Fatimah dan Khabbab meminta Umar untuk berdiri dan mandi.

Setelah mandi dan bersuci membersihkan dirinya, Lembaran berisi surat Thaha diberikan kepada Umar. Setelah  Sayyidina Umar mulai membaca ayat-ayat dari Surat Thaha. Kedalaman makna dan keindahan bahasa dalam surat tersebut menyentuh hatinya, membuatnya merenungkan kembali keyakinannya. Keistimewaan Surat Taha benar-benar menjadi pengantar bagi Sayyidina Umar menuju Islam “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.” Sayyidina Umar berkomentar, “Ini adalah nama-nama yang sangat indah dan suci.” Kemudian, Umar terus membaca surat Thaha. “Thaha. Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah,” sampai firman-Nya,”(Dialah) Allah, tidak ada tuhan selain Dia yang mempunyai nama nama terbaik.” (QS. Thaha: 1-8).

Ketika Sayyidina Umar melanjutkan membaca Surat Thaha hingga ayat ke 14:

إِنَّنِىٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدْنِى وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكْرِىٓ

Artinya: “Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingatku.” (QS Thaha: 14)

Bacaan Sayyidina Umar dilanjutnya hingga ayat ke 16 “Sesungguhnya Hari Kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. Maka, sekali-kali janganlah kamu dipalingkan darinya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi binasa.” Sayyidina Umar pun akhirnya tersadar bahwa dari keistimewaan bacaan inilah kaum Quraisy berpaling.

Sayyidina Umar pun mengatakan alangkah indah dan mulianya kalam ini lalu tolong bawa aku kepada Muhammad. Mendengar ucapan Umar, Khabbab pun mengatakan untuk Umar bergermbira karena sesungguhnya Khabbab berharap Umar lah yang dimaksud dalam doa Rasulullah pada malam kamis yaitu “Ya Allah kokohkanlah Islam dengan salah satu Al Khaththab atau Abu Jahal bin Hisyam”. Keistimewaan Surat Taha pengantar bagi Sayyidina Umar menuju Islam.

Baca Juga: Mengenal Bani Saud pendiri Kerajaan Arab Saudi

Kedatangan Sayyidina Umar Menuju Rumah Rasulullah SAW

Sayyidina Umar yang menginginkan untuk datang ke rumah Rasulullah SAW yang saat itu berada di rumah dan mengetuk pintunya. Salah seorang yang ada di rumah Rasulullah tersebut melihat Umar dengan pedang terhunus dan mengatakan bahwa Umar datang.

Hamzah bin Abdul Muthalib yang saat itu berada di rumah Rasulullah mengatakan untuk membukakan pintu dan mengatakan apabila Sayyidina Umar menginginkan kebaikan, maka harus menerimanya namun jika mengingikan kejelekan maka akan kita bunuh dengan pedang terhunus yang dibawa oleh Umar tersebut.

Kemudian Rasulullah SAW menemui Sayyidina Umar dan mengatakan bahwa “”Ya Allah, ini adalah Umar bin Khattab. Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khattab.” Dan dalam riwayat lain, “Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar.”

Saat berada di rumah Rasulullah, Sayyidina Umar mengatakan keinginannya dan kemudian bersyahadat. Orang – orang yang berada di rumah Rasulullah semua bertakbir.

Sayyidina Umar merupakan orang ke 40 yang memeluk agama Islam. Beliau kemudian banyak belajar tentang surat – surat dalam Al Qur’an. Setelah membaca dan merenungkan ayat-ayat tersebut, Sayyidina Umar merasakan perubahan dalam hatinya. Ia segera mencari Nabi Muhammad SAW dan menyatakan keislamannya. Peristiwa ini menandai salah satu momen paling bersejarah dalam perkembangan Islam, di mana seorang penentang utama menjadi salah satu pendukung terkuatnya. Keistimewaan Surat Taha pengantar Sayyidina Umar menuju Islam.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa hidayah bisa datang melalui berbagai cara yang tak terduga. Keistimewaan Surat Taha pengantar Sayyidina Umar menuju Islam mampu menyentuh hati yang paling keras sekalipun, seperti yang terjadi pada Umar bin Khattab. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah ini dan senantiasa membuka hati untuk menerima kebenaran.

Demikian penjelasan mengenai Keistimewaan Surat Taha pengantar Sayyidina Umar menuju Islam. Semoga dari informasi diatas dapat bermanfaat bagi kita semua bahwa banyak kisah yang menjadi hidayah dalam kehidupan ini.

Umrah Bandung

Berencana melaksanakan ibadah umroh? Tentunya calon jamaah wajib menentukan biro umroh terbaik dan terpercaya untuk menemani selama perjalanan di tanah Suci. Biro umroh terbaik yang terpercaya menjadi pilihan banyak orang untuk menemani keberangkatan umroh ialah biro Umroh Bandung.

Biro umroh bandung merupakan biro umroh terpercaya yang telah berpengalaman mengantarkan calon jamaah Umroh ke Baitullah dengan mengedepankan kualitas layanan, berangkat sesuai jadwal, dan insyaAllah perjalanan umroh mabrur.

Biro umroh ini menyediakan berbagai paket pilihan seperti promo umroh Bandung dengan paket terbaiknya yaitu umroh Plus Turki Bandung. Dapatkan perjalanan umroh memuaskan, berpengalaman, terpercaya, tentunya dapat disesuaikan dengan jadwal keluarga.

Umroh mabrur tentunya umroh bersama Umroh Bandung!

You cannot copy content of this page