Kisah Hidup Hamzah bin Abdul Muthalib, Paman Rasulullah yang Dijuluki Singa Allah

Kisah Hidup Hamzah bin Abdul Muthalib

Rasulullah merupakan suri tauladan bagi umat Islam memiliki kisah yang menarik untuk dikulik. Selain Rasulullah kisah sahabat Rasul juga menarik untuk dikulik. Berikut ini kisah hidup Hamzah bin Abdul Muthalib seorang paman Rasulullah yang dijuluki sebagai Singa Allah. Simak informasinya dibawah ini!

Kisah hidup Hamzah bin Abdul Muthalib adalah salah satu cerita inspiratif dalam sejarah Islam. Beliau merupakan paman sekaligus sahabat setia Rasulullah SAW yang dikenal dengan keberaniannya dan keteguhannya dalam membela agama Islam.

Hamzah bin Abdul Muthalib menjadi sosok penting dalam perjuangan dakwah Rasulullah, terutama dalam menghadapi kaum Quraisy yang menentang Islam. Julukan “Singa Allah” yang disematkan kepadanya mencerminkan kegigihannya dalam memperjuangkan kebenaran.

Hamzah bin Abdul Muthalib perjuangannya perlu diapresiasi, sebagai sahabat Rasulullah sekaligus paman, tokoh ini telah berjuang dalam membela agama Islam. Beliau ini juga dikenal sebagai sosok penunggang kuda tersohor ketika Perang Uhud dan Perang Badar.

Kisah hidup Hamzah bin Abdul Muthalib dimulai ketika masuk Islam tahun 616, bahwa beliau selalu menjadi pelindung utama Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan dakwah Islam serta peperangan melawan kaum musyrik.

Baca Juga: Pro Kontra Hukum Penyelenggaraan Maulid Nabi, Begini Menurut Pendapat Ulama

Perjalanan Hidup dan Keislaman Hamzah bin Abdul Muthalib

Kisah Hidup Hamzah bin Abdul Muthalib

Hamzah bin Abdul Muthalib adalah seorang pemimpin yang dihormati di kalangan Quraisy sebelum memeluk Islam. Kisah hidup Hamzah bin Abdul Muthalib berubah ketika beliau membela Rasulullah SAW setelah mendengar penghinaan yang dilakukan oleh Abu Jahal.

Keputusan untuk memeluk Islam bukan hanya tindakan spontan, tetapi juga bukti keteguhan hatinya dalam mengikuti ajaran kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam sekitar tahun 616 dan beliau juga sebagai pelindung Rasulullah serta melakukan dakwah secara terbuka.

Setelah masuk Islam, Hamzah bin Abdul Muthalib semakin aktif dalam mendukung perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Hamzah bin Abdul Muthalib menjadi pelindung utama kaum Muslimin dari ancaman kaum Quraisy yang ingin menghentikan penyebaran Islam.

Selama mengikuti Rasulullah berdakwah, Hamzah dengan Ali bin Abi Thalib berusaha menjaga Rasulullah dari gangguan kaum musyrik. Hamzah terus mendampingi Rasulullah bahkan hingga ikut hijrah ke Madinah tahun 622.

Hamzah bin Abdul Muthalib tumbuh sebagai sosok yang pandai berperang dan dipercaya Rasulullah sebagai panglima militer bagi umat Muslim. Bahkan beliau dipercaya untuk memimpin pasukan Islam dalam pertempuran Badar tahun 624. Perang badar merupakan pertempuran pertama umat Islam sejak tahun hijrah Nabi Muhammad SAW tahun 622.

Hamzah bin Abdul Muthalib menunjukkan Keberaniannya dalam berbagai pertempuran membuat namanya semakin disegani, baik oleh kawan maupun lawan.

Kisah hidup Hamzah bin Abdul Muthalib tidak lepas dari kontribusinya dalam pertempuran membela Islam. Beliau berperan besar dalam Perang Badar, di mana keberaniannya membantu umat Islam meraih kemenangan besar atas kaum Quraisy. Dalam pertempuran tersebut, Hamzah bertarung dengan gagah berani dan menjadi salah satu penyebab utama kekalahan pasukan musyrik.

Namun, puncak perjuangan Hamzah bin Abdul Muthalib terjadi dalam Perang Uhud. Dalam pertempuran ini, beliau gugur setelah ditombak oleh Wahsyi bin Harb, seorang budak yang diperintahkan untuk membunuhnya.

Wahsyi merupakan seorang budak yang masih remaja milik seorang Mut’am bin Jubair. Paman Mut’am, Thu’aimah bin ‘Adiy dahulunya seorang korban dari perang badar. Setelah pasukan Quraisy menuju Uhud, Ibn Jubair menyampaikan pesan kepada Wahsyi bahwa apabila mampu membunuh Hamzah bin Abdul Muthalib seorang paman Nabi Muhammad SAW sebagai balasan dari kematian pamannya maka akan dibebaskan atau merdeka.

Baca Juga: Keistimewaan Surat Taha Pengantar Sayyidina Umar Menuju Islam

Hamzah bin Abdul Muthalib Meninggal Dalam Perang Uhud

Seorang paman Nabi Muhammad SAW, Hamzah bin Abdul Muthalib meninggal dengan tragis serta menjadi syuhada pada perang Uhud yang terjadi tahun 625. Hamzah bin Abdul Muthalib wafat ketika perang uhud yang saat itu kaum Quraisy membawa lebih dari 300 pasukan terdiri dari 200 pasukan berkuda, 700 pasukan unta, dan pasuka pejalan serta pemanah.

Kaum Muslimin dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW dengan 1000 pasukan gabungan dari umat Islam di Madinah.

Saat perang Uhud, Nabi Muhammad SAW dan Hamzah bin Abdul Muthalib adalah sasaran utama. Bahkan rencananya Hamzah bin Abdul Muthalib akan ditangkap dengan keji oleh Wahsyi bin Harb kaum kafir Quraisy.

Wahsyi memiliki tugas untuk menangkap hamzah jika berhasil maka akan dibebaskan dari perbudakan.

Kedua pasukan yaitu Kaum Muslimin dan kaum kafir Quraisy bertemu di dekat Jabal Uhud dan melakukan pertempuran hebat.

Hamzah bin Abdul Muthalib menyerang dari arah kiri dan kanan, kaum Muslimin bergerak maju serentak hingga puncak kemenangan sudah hampir dicapai oleh kaum Muslim. Meskipun kemenangan sudah dekat, Nabi Muhammad meminta supaya pasukan tetap berjaga di atas bukit Uhud. Namun perintah tersebut tidak dihiraukan dan kaum Muslimin sibuk memungut harta benda Quraisy yang tertinggal hingga kondisi ini dimanfaatkan kaum kafir Quraisy untuk melakukan serangan balik. Hingga pada akhirnya, Hamzah bin Abdul Muthalib tewas oleh Wahsyi bin Harb.

Kematian Hamzah meninggalkan duka mendalam bagi Rasulullah SAW dan para sahabat, karena beliau adalah salah satu sosok yang paling setia dalam membela Islam.

Kemudian Rasulullah memberikan gelar Sayyid al-Syuhada yang memiliki arti pemimpin para syahid (orang – orang wafat karena berjuang di jalan Allah).

Sejak bermulanya perang Uhud, seorang bernama Wahsyi terus mengawasi pergerakan Hamzah bin Abdul Muthalib. Saat kaum kafir Quraisy melancarkan serangan balik, kemudian Wahsyi segera mengambil ancang – ancang untuk melempar tombak dari arah belakang. Tombak tersebut mengenai bagian pinggah bawah Hamzah sampai tembus ke bagian depan.

Hamzah masih berusaha bangkit dan berjalan ke arah Wahsyi hingga akhirnya beliau meninggal dunia. Hamzah bin Abdul Muthalib gugur dalam keadaan syahid. Tubuh Hamzah bin Abdul Muthalib tidak lagi utuh ketika ditemukan karena badannya telah dirobek dan hatinya telah diambil oleh Wahsyi sebagai wujud janjinya kepada kaum kafir Quraisy.

Rasulullah saat itu sangat sedih melihat jasad pamannya dan segera menyalatkannya. Tubuh paman Rasulullah tersebut kemudian dibalut dengan kain kafan yang dibawakan oleh Shafiyah yaitu saudarinya.

Hamzah bin Abdul Muthalib ini ketika wafat tidak dimandikan sebab beliau meninggal saat berperang di jalan Allah.

Setelah perang Uhud usai, Rasulullah bersama kaum muslimin lainnya mendoakan dan menyolatkan Hamzah bin Abdul Muthalib . Paman Rasulullah ini sebagai seorang syahid jasadnya didoakan terlebih dahulu kemudian disusul lainnya. Setelah didoakan jenazah tidak dimandikan dan tidak dipindahkan melainkan langsung dikubur di tempat tersebut.

Meskipun telah gugur, kisah hidup Hamzah bin Abdul Muthalib tetap menjadi inspirasi bagi umat Islam hingga kini. Keberanian, keteguhan iman, dan pengorbanannya dalam memperjuangkan Islam menjadi contoh nyata bagi setiap Muslim dalam menjalani kehidupan.

Bahkan hingga kini, makamnya di Bukit Uhud menjadi tempat yang sering dikunjungi oleh jamaah umroh dan haji yang ingin mengenang perjuangan beliau.

Kisah hidup Hamzah bin Abdul Muthalib mengajarkan kita tentang keberanian dan keteguhan dalam membela agama Islam. Sebagai salah satu sahabat dan paman Rasulullah SAW yang paling setia, perjuangannya memberikan inspirasi bagi umat Islam di berbagai zaman. Dengan meneladani sikap dan pengorbanannya, kita dapat memperkuat iman dan meningkatkan kecintaan kepada agama Allah SWT.

Umroh Bandung

Bagi umat Islam yang ingin lebih mendalami sejarah dan mengenang kisah hidup Hamzah bin Abdul Muthalib, ibadah umroh bisa menjadi pilihan terbaik. Dengan ibadah umroh tentunya selain mendekatkan diri kepada Allah SWT juga mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Madinah, seperti Bukit Uhud dan Masjid Nabawi, kita bisa lebih memahami perjuangan Rasulullah dan para sahabatnya.

Namun perlu untuk dipersiapkan sebelum berangkat umroh wajib untuk menentukan agen perjalanan yang tepat untuk menemani proses pelaksanaan ibadah selama di tanah suci agar ibadah lebih fokus dan tidak memikirkan hal – hal lain diluar ibadah.

Rekomendasi agen perjalanan umroh terbaik dengan pengalaman luar biasa dan pelayanan terbaik adalah biro Umroh Bandung. Agen perjalanan umroh ini menawarkan paket promo umroh Bandung dengan pilihan paket terbaiknya yaitu Umroh plus Turki Bandung. Dapatkan perjalanan umroh yang nyaman, aman, dan Insya Allah mabrur bersama Umroh Bandung!

You cannot copy content of this page