Melihat Sejarah Perkembangan Islam di Negara Spanyol

cordova royal palace cristian kings flowering gardens fountains alcazar de los reyes cristianos cordoba andalusia spain 80814901 Melihat Sejarah Perkembangan Islam di Negara Spanyol
Istana Cordova di Granada (Sumber: Dreamstime)

Spanyol memiliki sejarah panjang dalam perkembangan Islam yang dimulai sejak abad ke-8 ketika pasukan Muslim dari Dinasti Umayyah menaklukkan Semenanjung Iberia. Periode kekuasaan Islam di Spanyol, yang dikenal sebagai Andalusia, berlangsung selama hampir 800 tahun dan meninggalkan jejak peradaban yang luar biasa dalam berbagai aspek, termasuk ilmu pengetahuan, seni, arsitektur, serta tata kelola pemerintahan.

Yuk, simak tulisan tentang Sejarah Perkembangan Islam di negara Spanyol berikut ini.

Sejarah Islam di Spanyol: Perkembangan dan Kejayaan

Perkembangan Islam di Spanyol dimulai pada tahun 711 M ketika pasukan Muslim yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad menyeberangi Selat Gibraltar dan berhasil mengalahkan Raja Roderick dari Kerajaan Visigoth dalam Pertempuran Guadalete. Keberhasilan ini membuka jalan bagi ekspansi Islam di Semenanjung Iberia, yang kemudian menjadi wilayah Al-Andalus di bawah kekuasaan Dinasti Umayyah. Pada awalnya, Al-Andalus berstatus sebagai provinsi Kekhalifahan Umayyah di Damaskus dan dipimpin oleh gubernur yang ditunjuk dari pusat kekhalifahan.

Baca juga: Sejarah Perkembangan Islam di Kawasan Eropa

Namun, setelah Kekhalifahan Umayyah runtuh pada tahun 750 M akibat Revolusi Abbasiyah, seorang pangeran Umayyah bernama Abdurrahman I berhasil melarikan diri ke Al-Andalus dan mendirikan Emirat Córdoba yang mandiri dari pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Inilah yang menjadi awal dari perkembangan pesat Islam di Spanyol, baik dalam bidang pemerintahan, budaya, maupun ilmu pengetahuan.

Puncak kejayaan Islam di Spanyol terjadi pada masa Kekhalifahan Córdoba (929–1031 M), yang dimulai ketika Abdurrahman III mengangkat dirinya sebagai khalifah pada tahun 929 M. Pada masa ini, Al-Andalus berkembang menjadi salah satu pusat peradaban terbesar di dunia, menyaingi Baghdad dan Konstantinopel dalam hal kemajuan ilmu pengetahuan, ekonomi, serta pembangunan kota.

Córdoba, ibu kota kekhalifahan, tumbuh menjadi kota terbesar di Eropa dengan populasi lebih dari 500.000 jiwa. Kota ini memiliki infrastruktur modern seperti jalan-jalan yang diterangi lampu, sistem air bersih, rumah sakit, sekolah, dan masjid yang megah. Hal ini menunjukkan betapa maju dan terorganisirnya sistem pemerintahan serta kehidupan masyarakat di bawah kekuasaan Islam.

Baca juga: Kisah Persahabatan Raja Baldwin IV dan Salahuddin di antara Suasana Memanasnya Perang Salib

Córdoba juga menjadi pusat ilmu pengetahuan dan pendidikan yang menarik para sarjana dari berbagai belahan dunia Islam dan Eropa. Universitas dan perpustakaan di kota ini menyimpan ratusan ribu buku yang mencakup berbagai disiplin ilmu, jauh lebih banyak dibandingkan koleksi buku di kota-kota Eropa lainnya pada saat itu.

Khalifah Al-Hakam II, penguasa setelah Abdurrahman III, sangat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan mendirikan perpustakaan yang dikatakan memiliki lebih dari 400.000 manuskrip. Para ilmuwan dan cendekiawan dari berbagai bidang datang ke Al-Andalus untuk belajar dan berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk filsafat, kedokteran, matematika, astronomi, dan sastra.

Baca juga: Jejak Awal Islam Masuk ke Asia Tengah

Di bidang filsafat dan kedokteran, salah satu tokoh yang paling berpengaruh adalah Ibnu Rusyd (Averroes). Ia dikenal sebagai seorang filsuf yang menerjemahkan dan mengembangkan pemikiran Aristoteles, yang kemudian sangat berpengaruh terhadap pemikiran Eropa di masa Renaisans. Selain itu, dalam dunia medis, Al-Zahrawi dikenal sebagai bapak ilmu bedah modern.

Karyanya Al-Tasrif, yang berisi ilustrasi alat-alat bedah dan metode operasi, menjadi rujukan utama dalam dunia medis hingga berabad-abad kemudian. Sementara itu, Al-Majriti berkontribusi dalam bidang astronomi dan matematika dengan mengembangkan tabel astronomi serta memperkenalkan konsep aljabar yang membantu perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam dan Eropa.

Selain ilmu pengetahuan, Al-Andalus juga mencapai kejayaan dalam bidang seni dan arsitektur. Banyak bangunan megah yang masih berdiri hingga kini sebagai bukti kejayaan peradaban Islam di Spanyol. Masjid Córdoba, yang awalnya dibangun oleh Abdurrahman I dan kemudian diperluas oleh para penerusnya, menjadi salah satu contoh arsitektur Islam yang luar biasa.

Keindahan lengkungan dan dekorasi interiornya mencerminkan keunggulan seni Islam. Begitu pula dengan istana Alhambra di Granada yang dibangun pada masa Dinasti Nasrid, yang memadukan keindahan kaligrafi Arab, ukiran geometris, serta taman-taman yang menciptakan suasana surgawi.

Keberagaman budaya di Al-Andalus juga menjadi salah satu faktor utama kejayaan peradaban ini. Toleransi antara umat Muslim, Kristen, dan Yahudi memungkinkan terjadinya pertukaran ilmu dan budaya yang sangat kaya. Kaum Yahudi, misalnya, mengalami masa keemasan dalam sejarah mereka di bawah perlindungan penguasa Muslim. Banyak cendekiawan Yahudi seperti Maimonides yang berkembang di Al-Andalus dan berkontribusi dalam berbagai bidang ilmu. Hubungan harmonis ini menciptakan lingkungan intelektual yang dinamis, di mana para ilmuwan dari berbagai latar belakang bekerja sama dan menghasilkan karya-karya yang kemudian memengaruhi perkembangan peradaban dunia.

Namun, meskipun Al-Andalus mengalami puncak kejayaan, berbagai faktor internal dan eksternal mulai mengancam stabilitasnya. Konflik internal antara elit penguasa serta ketegangan antara kelompok etnis dan suku di dalam wilayah kekhalifahan melemahkan kesatuan Al-Andalus. Pada tahun 1031 M, Kekhalifahan Córdoba runtuh dan terpecah menjadi berbagai kerajaan kecil yang dikenal sebagai Taifa. Perpecahan ini membuka peluang bagi kerajaan-kerajaan Kristen di utara untuk mulai merebut kembali wilayah-wilayah yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Muslim.

Meskipun Al-Andalus sempat bangkit kembali dengan kedatangan Dinasti Almoravid dan Almohad dari Afrika Utara, tekanan dari gerakan Reconquista terus meningkat hingga akhirnya Granada, kerajaan Muslim terakhir, jatuh pada tahun 1492 M, mengakhiri masa kejayaan Islam di Spanyol.

Kemunduran dan Kehancuran

Namun, setelah masa kejayaan ini, Al-Andalus mulai mengalami perpecahan dan kemunduran. Setelah kematian Hisham II, kekhalifahan Córdoba runtuh pada tahun 1031 M dan terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil yang disebut Taifa. Kerajaan-kerajaan Taifa ini sering bersaing satu sama lain dan menjadi lemah akibat konflik internal.

Di sisi lain, kerajaan-kerajaan Kristen di utara Spanyol semakin kuat dan memanfaatkan kelemahan Muslim dengan memperluas wilayah mereka dalam gerakan Reconquista. Pada abad ke-11 dan ke-12, berbagai dinasti Muslim dari Afrika Utara seperti Almoravid dan Almohad berusaha menyatukan kembali Al-Andalus, tetapi tekanan dari kerajaan Kristen semakin besar.

Puncak kemunduran Islam di Spanyol terjadi pada tahun 1492 M ketika Granada, kerajaan Muslim terakhir di Semenanjung Iberia yang dipimpin oleh Sultan Muhammad XII (Boabdil), menyerah kepada Raja Ferdinand dan Ratu Isabella dari Kastilia dan Aragon. Penyerahan ini menandai berakhirnya kekuasaan Islam di Spanyol dan dimulainya era baru yang dikenal dengan Reconquista.

Cantigas battle Melihat Sejarah Perkembangan Islam di Negara Spanyol
Ilustrasi Peristiwa Reconquista (Sumber: Wikipedia bahasa Indonesia)

Setelah itu, umat Islam yang masih tinggal di Spanyol dipaksa untuk memeluk agama Kristen atau menghadapi pengusiran. Banyak dari mereka yang akhirnya melarikan diri ke Afrika Utara dan wilayah-wilayah lain di dunia Islam. Meskipun demikian, jejak kejayaan Islam di Spanyol masih dapat ditemukan hingga hari ini dalam bentuk arsitektur indah seperti Alhambra di Granada dan Masjid Córdoba, serta dalam warisan ilmu pengetahuan yang terus berpengaruh dalam peradaban dunia.

Pengaruhnya kini

Meskipun kekuasaan Islam di Spanyol berakhir pada tahun 1492 dengan jatuhnya Granada, jejak peradaban Islam masih dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan di negeri Matador tersebut. Warisan Islam di Spanyol tidak hanya terlihat dalam bentuk arsitektur megah seperti Alhambra di Granada, Masjid Córdoba, dan Giralda di Sevilla, tetapi juga dalam bahasa, budaya, kuliner, hingga sistem irigasi yang masih digunakan di beberapa wilayah pertanian.

Dalam bidang bahasa, banyak kata dalam bahasa Spanyol yang berasal dari bahasa Arab. Diperkirakan sekitar 4.000 kata dalam kosakata bahasa Spanyol memiliki akar dari bahasa Arab, terutama dalam bidang sains, matematika, dan perdagangan. Kata-kata seperti ojalá (semoga, berasal dari inshaAllah), alhombra (karpet, dari al-humra), dan aceituna (zaitun, dari zaytun) adalah contoh nyata bagaimana bahasa Arab masih berpengaruh dalam bahasa Spanyol modern.

Dalam aspek sosial dan budaya, peninggalan Islam terus menarik perhatian dunia dan menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Spanyol. Kota-kota seperti Córdoba, Sevilla, dan Granada menjadi tujuan wisata utama bagi mereka yang ingin melihat langsung kejayaan peradaban Islam di masa lalu.

Kesimpulan

Semoga artikel ini menambah wawasan tentang sejarah peradaban Islam. Bagi Anda yang ingin melaksanakan ibadah Umrah maupun Haji, Haji Khusus, Anda bisa memilih mempercayakannya kepada biro travel yang sudah memiliki track record terpercaya. Rawda Umroh Bandung telah berpengalaman dan memiliki izin beroperasional sebagai penyedia jasa umroh. Salah satu paket umroh terbaik dari Rawda ialah Umroh Plus Turki Bandung.

Sebagai penyedia jasa umrah terpercaya, Rawda menawarkan memiliki banyak pilihan paket umrah dan promo umroh Bandung yang dapat Anda sesuaikan dengan budget yang Anda miliki. Sahabat dapat cek beragam paket pilihan di link berikut ini.

Ingin perjalanan ibadah ke Tanah Suci lebih nyaman dan berkesan? Rawda Umroh Bandung jawabannya.

Baca juga:

  1. Sejarah Perkembangan Islam di Kawasan Eropa
  2. Jejak Awal Islam Masuk ke Asia Tengah
  3. Kisah Persahabatan Raja Baldwin IV dan Salahuddin di antara Suasana Memanasnya Perang Salib
  4. Sejarah Runtuhnya Kekhilafahan Islam Turki Utsmaniyah
  5. Penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al Fatih (1453) dan Jejak Sejarah di Turki
  6. Masjid Hagia Sophia
  7. 16 Tempat Bersejarah di Mekkah dan Madinah
  8. Mengenal Jannatul Baqi
  9. Melihat Keajaiban Mada’in Salih: Situs Arkeologi Terkenal di Arab Saudi
  10. Tragedi Mina: Insiden Kelam yang Mengubah Pandangan Pemerintah Arab Saudi

You cannot copy content of this page