Pendahuluan
Benda-benda yang pernah dimiliki atau disentuh oleh Nabi Muhammad SAW dianggap mulia karena beberapa alasan, terutama dalam konteks keimanan, sejarah, dan kecintaan umat Islam kepada beliau.Salah satunya adalah sandal Nabi Muhammad SAW sandal yang dibawa ketika Isra’ Miraj.
Umat Islam percaya bahwa apa pun yang bersentuhan dengan Nabi Muhammad SAW memiliki keberkahan karena beliau adalah manusia pilihan Allah dan pemimpin umat. Hal ini didasarkan pada berbagai riwayat yang menunjukkan bahwa benda-benda yang digunakan Nabi memiliki efek luar biasa.
Yuk, simak tulisan berikut ini untuk lebih lengkapnya
Pembahasan
Sandal yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad SAW memang memiliki makna simbolis dan sejarah yang sangat penting dalam Islam. Meskipun tidak ada bukti fisik yang tersisa dari sandal beliau, sandal tersebut sering kali dijadikan simbol penghormatan dan keberkahan. Sandal Nabi disebut “Na’l al-Nabi” (نعل النبي) dan sering menjadi motif dalam seni Islam, kaligrafi, dan hiasan masjid.
Dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengenakan sandal yang sederhana, terbuat dari kulit, dengan dua tali yang melintasi punggung kakinya. Sandal ini mencerminkan kesederhanaan dan kerendahan hati beliau.
Adapun cerita tentang sandal yang dibawa dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, ini lebih bersifat simbolik. Isra’ Mi’raj adalah perjalanan spiritual luar biasa yang tidak bergantung pada benda-benda duniawi. Dalam konteks ini, sandal sering digambarkan sebagai simbol perjalanan beliau yang tetap bersifat manusiawi, meskipun beliau menjalani pengalaman ilahi.
Sebagai catatan, kisah sandal Nabi dalam peristiwa Isra’ Mi’raj biasanya tidak disebutkan secara rinci dalam sumber-sumber utama, seperti Al-Qur’an atau hadits sahih. Sebagian besar interpretasi tersebut berasal dari tradisi atau karya seni yang mengekspresikan cinta dan penghormatan umat Islam terhadap Nabi Muhammad SAW.
Tabarruk
Tabaruk (mengambil keberkahan) merupakan tindakan mencari berkah dari Allah melalui hal-hal yang diyakini memiliki hubungan dengan-Nya, seperti benda-benda, tempat, atau orang-orang yang dianggap dekat dengan Allah. Praktik ini memiliki dasar dalam Al-Qur’an, hadits, dan amalan para sahabat Nabi Muhammad SAW.
Air wudhu Nabi pernah digunakan oleh para sahabat untuk berobat.
Rambut Nabi yang jatuh saat dicukur disimpan oleh para sahabat sebagai benda mulia.
Berikut adalah dalil-dalil yang mendukung praktik tabaruk:
—
Dalil Al-Qur’an
1. Kisah Nabi Ya’qub dan Baju Nabi Yusuf
Allah berfirman:
“Pergilah dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah di wajah ayahku, nanti dia akan dapat melihat kembali.” (QS. Yusuf: 93)
Dalam ayat ini, baju Nabi Yusuf digunakan sebagai sarana untuk menyembuhkan kebutaan Nabi Ya’qub, menunjukkan bahwa ada keberkahan melalui benda yang memiliki hubungan dengan seorang nabi.
2. Kisah Hajar Aswad
> “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Ka’bah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah maqam Ibrahim sebagai tempat salat.”
(QS. Al-Baqarah: 125)
Ka’bah, Maqam Ibrahim, dan Hajar Aswad adalah benda-benda yang diberkahi oleh Allah, yang umat Islam diperintahkan untuk menghormati dan mengambil manfaatnya secara spiritual
2. Cinta dan Penghormatan
Kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW adalah bagian dari iman seorang Muslim. Benda-benda yang terkait dengan beliau sering kali menjadi simbol kasih sayang, penghormatan, dan pengingat akan sunnah beliau. Dalam budaya Islam, menghormati sesuatu yang berhubungan dengan Nabi adalah cara untuk menunjukkan cinta kepada beliau.
3. Saksi Sejarah
Benda-benda peninggalan Nabi juga menjadi saksi sejarah atas kehidupan dan perjuangan beliau dalam menyebarkan Islam. Misalnya, pedang, busur, atau jubah Nabi menceritakan kisah perjuangan dan kesederhanaan hidup beliau.
4. Sebagai Media Mendekatkan Diri kepada Allah
Benda-benda Nabi dianggap dapat membantu mengingatkan umat akan sifat, teladan, dan ajaran beliau, yang pada akhirnya memotivasi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
5. Tuntunan dari Sunnah
Dalam beberapa riwayat, para sahabat juga mencontoh Nabi dengan menggunakan benda yang mirip dengan yang beliau gunakan. Misalnya, model sandal, gaya pakaian, dan bahkan parfum (misik). Hal ini didorong oleh semangat mengikuti sunnah.
Simbol sandal Nabi Muhammad SAW, atau dikenal sebagai Na’l al-Nabi (نعل النبي), sering digunakan sebagai elemen dalam seni Islam dan dalam beberapa tarekat sufi. Simbol ini memiliki makna mendalam dan spiritual, terutama di kalangan pengikut tarekat sufi. Berikut penjelasannya:
Makna Simbol Sandal Nabi dalam Tarekat
1. Tanda Kesederhanaan dan Kerendahan Hati
Sandal Nabi Muhammad SAW adalah simbol kesederhanaan, mencerminkan gaya hidup Rasulullah yang rendah hati meskipun memiliki kedudukan tinggi sebagai utusan Allah.
2. Simbol Keberkahan
Sandal tersebut melambangkan keberkahan, karena segala sesuatu yang berkaitan dengan Nabi dianggap memiliki nilai spiritual.
3. Pengabdian kepada Sunnah
Dalam tradisi sufi, menggunakan simbol sandal Nabi adalah ungkapan cinta dan pengabdian kepada Nabi Muhammad SAW. Ini juga mencerminkan tekad untuk mengikuti sunnah beliau dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tanda Perlindungan
Bagi beberapa tarekat, simbol sandal juga dianggap sebagai perlindungan spiritual dari pengaruh negatif, karena benda-benda yang berkaitan dengan Nabi dianggap membawa keberkahan dan keamanan.
Tarekat yang Menggunakan Simbol Ini
Beberapa kelompok tarekat sufi menggunakan simbol sandal Nabi dalam lambang atau logo mereka sebagai bentuk tabarruk dan
misalnya:
- Tarekat Naqsyabandiyah: Dalam beberapa cabang tarekat ini, simbol sandal Nabi digunakan sebagai ekspresi cinta dan penghormatan kepada Nabi.
- Tarekat Syadziliyah: Simbol sandal juga sering ditemukan dalam seni atau logo tarekat ini sebagai pengingat sunnah Nabi.
- Tarekat Chistiyah: Dikenal di Asia Selatan, beberapa cabang tarekat ini juga menghormati simbol sandal Nabi.
Desain dan Penggunaan Simbol
Simbol sandal Nabi biasanya digambarkan secara artistik dengan garis yang sederhana, menyerupai bentuk sandal tradisional dengan dua tali. Simbol ini sering muncul dalam bentuk:
- Kaligrafi: Dipadukan dengan tulisan nama Nabi atau doa.
- Logo Tarekat: Digunakan sebagai lambang tarekat untuk merepresentasikan hubungan spiritual dengan Nabi.
- Hiasan Dinding: Sering digunakan di tempat zikir, masjid, atau ruang ibadah sebagai bentuk penghormatan.
Menggunakan simbol sandal Nabi SAW bukanlah bagian wajib dalam Islam, tetapi merupakan tradisi yang berkembang di kalangan sufi sebagai ekspresi kecintaan. Umat Islam dianjurkan menghormati simbol ini tanpa menjadikannya objek penyembahan, sesuai dengan prinsip tauhid.
Kesimpulan
Meskipun benda-benda tersebut dianggap mulia, umat Islam tetap harus menjaga keseimbangan antara penghormatan kepada Nabi dan akidah tauhid. Mengagungkan benda-benda Nabi tidak boleh melampaui batas hingga menjadikannya objek penyembahan. Dalam Islam, hanya Allah SWT yang disembah, dan penghormatan terhadap Nabi atau benda-benda peninggalan beliau hanyalah bentuk cinta, bukan ibadah.
Konsultasikan rencana umroh dan haji Anda bersama kami, Rawda Travel Umroh Bandung. Rawda Travel merupakan biro perjalanan Umroh yang ada di Bandung. Dapatkan Promo Umroh Bandung bersama Rawda Travel yang sudah berpengalaman melayani keberangkatan ke Tanah Suci. Kami juga menawarkan Umroh plus Turki Bandung. Percayakan perjalanan Anda kepada kami demi kekhusyukan umroh dan haji Anda.
Baca Juga:
- Apa Itu Taqiyyah? Pengertian Serta Hukumnya Dalam Islam
- Kontroversi di balik Terbentuknya Nation of Islam (NOI) di Amerika
- Peristiwa Karbala: Titik Awal Perpecahan Islam Sunni dan Syiah
- Mengapa Karbala menjadi kota suci bagi Syiah?
- Kisah Hasan dan Husein Cucu Kesayangan dari Nabi Muhammad SAW
- Mengenal Jannatul Baqi
- Letter from Hajj, Surat dari Malcolm X Ketika Sedang Berhaji untuk Dunia
- Biografi Singkat Syekh Junaid Al-Batawi, Imam Besar Masjidil Haram dari Betawi
- Biografi Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Ulama Besar di Mekkah Asal Minangkabau
- Mengenal Wadi al Aqeeq dan Sejarahnya
Baca Juga:
- Sejarah Ibadah Haji dan Umroh
- 32 Doa Untuk Orang Umroh Mabrur yang Dapat Dipanjatkan
- Mengenal Jannatul Baqi
- 16 Tempat bersejarah di Mekkah dan Madinah
- Hikmah Haji dan Umroh
- 5 Alasan Larangan Penggambaran Nabi Muhammad SAW
- Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh
- 10 Kriteria Aliran Islam yang Sesat Menurut Ulama,…
- Kisah Hasan dan Husein Cucu Kesayangan dari Nabi…
- Idul Adha: Makna Kurban Idul Adha dan Perbedaannya…