Kisah Musailamah Al Kadzab Nabi Palsu yang Menjiplak Al-Qur’an

Kisah Musailamah Al Kadzab Nabi palsu yang menjiplak Al-Qur'an

Di masa Rasulullah SAW terdapat seseorang yang mengaku sebagai Nabi dan menjiplak Al Qur’an. Simak kisah Musailamah Al Kadzab, nabi palsu yang menjiplak Al-Qur’an seseorang yang menyebarkan ajaran sesat. Temukan pelajaran berharga dari sejarahnya.

Pelajari kisah lengkapnya dan temukan hikmah dan pelajaran berharga dari sejarahnya dari Umrah Bandung!

Sejarah Islam mencatat berbagai ujian yang dihadapi umat Muslim, termasuk munculnya nabi-nabi palsu yang mencoba menyesatkan umat. Salah satu tokoh yang paling terkenal adalah Musailamah Al Kadzab.

Musailamah Al Kadzab merupakan seorang pembohong yang mengaku sebagai nabi dan bahkan berani menjiplak Al-Quran. Kisah Musailamah Al Kadzab nabi palsu yang menjiplak Al-Qur’an bukan hanya sekadar cerita masa lalu, tetapi juga mengandung pelajaran penting tentang pentingnya menjaga kemurnian ajaran Islam dan waspada terhadap penyesatan.

Siapakah Musailamah Al Kadzab?

Musailamah Al Kadzab merupakan seseorang yang mengaku dirinya sebagai nabi saat masa Nabi Muhammad SAW. Al Kadzah seorang pemeluk Islam dari Yamamah di Jazirah arab terkenal dengan sifatnya yang lemah lembut dalam bertutur, pandai berbicara, serta menarik simpati.

Bahkan di lingkungan sekitar, Musailamah Al Kadzab mendapatkan dukungan oleh Bani Hanifah dan memiliki pengaruh yang cukup besar sebab klaimnya sebagai nabi. Tokoh ini juga terlibat langsung dalam pertempuran Yamamah bersama pasukan Khalifah Abu Bakar serta tewas di tangah Wahsyi bin Harb.

Musailamah Al Kadzab memiliki nama asli yaitu Musailamah bin Tsumamah bin Kabir bin Habib bin Al-Harits bin Al-Harits bin Hifan bin Dzhul bin Diwal bin Hanifah. Musailamah bin Habib berasal dari Bani Hanifah merupakan sebuah kabilah di wilayah Yamamah (sekarang bagian dari Arab Saudi).

Musailamah Al Kadzab hidup pada masa Rasulullah SAW dan dikenal sebagai sosok yang cerdik namun licik. Memiliki julukan “Al Kadzab” yang berarti “si pembohong” diberikan kepadanya karena klaim kenabiannya yang palsu.

Musailamah Al Kadzab mulai muncul setelah mendengar kabar tentang kenabian Rasulullah SAW. Bahkan ia memanfaatkan situasi ini untuk mengangkat dirinya sebagai “nabi” dan menarik pengikut dari kalangan Bani Hanifah.

Musailamah Al Kadzab Masuk Islam

Kisah Musailamah Al Kadzab Nabi palsu yang menjiplak Al-Qur’an dimulai ketika ia masuk Islam. Menurut para sejarawan dari Arab Musailamah ini sosok tokoh yang memiliki peran dalam membangun Yamamah bahkan sejak sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Yastrib atau Madinah.

Saat agama Islam berkembang di Jazirah Arab, Musailamah lah yang menjadi salah satu orang yang menjadi pemeluk agama Islam. Bahkan ia juga berhasil membangun masjid di Yamamah untuk digunakan kaum Muslim Yaman beribadah.

Klaim Kenabian dan Surat kepada Rasulullah

Musailamah Al Kadzab tidak hanya mengaku sebagai nabi, tetapi juga berani mengirim surat kepada Rasulullah SAW. Surat yang dikirim ke Rasulullah sebagai berikut isinya.

“Dari Musailamah, utusan Allah, kepada Muhammad Rasulullah. Kesejahteraan semoga dilimpahkan atas Tuan. Aku telah bersekutu dalam urusan kenabian ini dengan Tuan, dan bagi kami separuh tanah (negeri) dan bagi Quraisy separuh tanah (negeri), tetapi kaum Quraisy adalah kaum yang melampaui batas.”

Musailamah bahkan meminta kepada Rasulullah SAW untuk membagi urusan kenabian bersamanya serta bersedia untuk meneruskan kenabian jika Rasulullah sudah meninggal.

Dalam surat yang dikirim kepada Rasulullah SAW, Musailamah menyatakan diri sebagai “mitra” Rasulullah dalam kenabian. Ia menulis, “Dari Musailamah, utusan Allah, kepada Muhammad, utusan Allah. Salam bagimu. Aku telah diangkat sebagai mitramu dalam kenabian. Separuh bumi adalah milikku, dan separuhnya lagi milikmu.”

Rasulullah SAW dengan tegas menolak klaim ini dan menyatakan bahwa Musailamah adalah pembohong besar. Sikap Rasulullah ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman yang ditimbulkan oleh nabi-nabi palsu seperti Musailamah Al Kadzab.

Kenabian palsu oleh Musailamah Al Kazab sangat populer. Musailamah yang mengaku sebagai nabi ini tidak benar. Ia juga seringkali menebar propaganda mengenai kenabiannya sebagai dakwah.

Kisah Musailamah Al Kadzab Nabi palsu yang menjiplak Al-Qur’an tidak berhenti disitu saja mengaku sebagai nabi palsu. Musailamah memiliki asisten benama Hujair yang bertugas membenarkan kalimat – kalimah yang disampaikan oleh Musailamah Al Kadzab. 

Dengan pembenaran yang dilakukan oleh Hujair tentunya banyak orang yang percaya dengan ucapan Musailamah sebagai bentuk wahyu Tuhan.

Musailamah meskipun memeluk Islam akan tetapi ia juga mempelajari ilmu sihir yang dipercaya sebagai mukjizat. Ia juga menyatakan bahwa mendapatkan wahyu dari Allah dan berbagi wahyu dengan Rasulullah SAW.

Musailamah menyatakan dirinya memiliki sifat ketuhanan hingga menyebut dirinya sebagai rahman atau pemurah. Ia juga memanfaatkan ilmu sihir yang dipelajarinya untuk memengaruhi banyak orang agar percaya padanya. Tidak sedikit orang yang terpengaruh dengan klaim kenabiannya, khususnya Bani Hanifah yang berada di lingkungannya.

Selain itu, Musailamah juga bersekongkol dengan Nahar bin Unfuwah Al-Hanafi yang kemudian menjadi tangan kanan Musailamah untuk memurtadkan banyak orang dengan ayat – ayat palsu hasil karangannya.

Penjiplakan Al-Quran dan Ayat-Ayat Palsu

Kisah Musailamah Al Kadzab Nabi palsu yang menjiplak Al-Qur'an

Kisah Musailamah Al Kadzab Nabi palsu yang menjiplak Al-Qur’an yang paling buruk adalah menjiplak ayat Al Qur’an. Salah satu tindakannya ini paling keterlaluan.

Musailamah membuat ayat-ayat palsu yang ia klaim sebagai wahyu dari Allah SWT. Namun, ayat-ayat buatannya jauh dari keindahan, kedalaman, dan kebenaran Al-Quran.

Misalnya, Musailamah membuat ayat palsu seperti, “Wahai katak, anak katak, tidakkah engkau bersuara? Airmu di permukaan, dan mulutmu di bawah air.” Ayat-ayat semacam ini jelas tidak memiliki makna dan nilai spiritual seperti yang terkandung dalam Al-Quran.

Beberapa contoh ayat palsu yang dikarang Musailamah Al Kadzab sebagai berikut.

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكِ بِالْجِبْلِي أَخْرَجَ مِنْهَا نَسْمَةً تَسْعَى مِنْ بَيْنِ شَرَا سِيْفِ وَ حَسَا.

Artinya: “Tidakkah kamu melihat betapa Tuhanmu membuat orang perempuan mengandung? Ia mengeluarkan darinya jiwa yang berjalan. Keluarnya di antara kulit kulit perut sebelah bawah dan kulit perut sebelah atas.”

Atau yang berikut ini,

لَقَدْ أَنْعَمَ اللهُ عَلَى الْحُبْلَى، أَخْرَجَ مِنْهَا نَسَمَةً تَسْعَى مِنْ بَيْنِ صِفَاقٍ وَحَشَا.

Artinya: “Sesungguhnya, Allah telah memberi nikmat atas orang perempuan yang hamil. Ia telah mengeluarkan darinya jiwa yang berjalan. Keluarnya di antara kulit perut sebelah bawah dan kulit perut sebelah atas.”

Atau juga yang berikut ini,

إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ النِّسَاءَ أَفْوَاجًا وَجَعَلَ الرِّجَالَ لَهُنَّ أَزْوَاجًا فَنُوْلِجُ فِيهِنَّ قَعْسًا إِيْلَاجًا ثُمَّ تُخْرِجُهَا إِذَا شَأْسًا إِخْرَاجًا فَيَنَحْنُ لَنَا سَخَالًا نِتَاجًا.

Artinya: “Allah telah menciptakan orang-orang perempuan berpuak-puak. Dan telah menjadikan orang-orang laki-laki sebagai pasangan untuk mereka. Maka, kami memasukkan kemaluan pada mereka sambil berkedik serta memasukkan benar-benar. Kemudian, kami mengeluarkannya ketika kami mau mengeluarkan. Maka, berbuahlah mereka untuk kami beberapa anak buah.”

Tindakan Musailamah ini menunjukkan kebodohan dan kesombongannya dalam menantang kemurnian ajaran Islam. Bahkan Musailamah juga merevisi beberapa syariat Islam.

Beberapa syariat Islam yang direvisi yakni terkait ibadah sholat dengan memberikan kebebasan terhadap pengikutnya untuk tidak melaksanakan sholat.

Kisah Musailamah Al Kadzab Nabi palsu yang menjiplak Al-Qur’an menimbulkan kesesatan menjadikan tanah Yamamah sebagai tanah suci seperti Makkah dan Madinah.

Pengaruh dan Kesesatan yang Disebarkan Oleh Musailamah Al Kadzab

Meskipun klaimnya tidak berdasar, Musailamah Al Kadzab sempat berhasil menarik perhatian sebagian orang, terutama dari kalangan Bani Hanifah. Ia memanfaatkan rasa kesukuan dan kebodohan sebagian masyarakat untuk mengumpulkan pengikut.

Ajaran yang disebarkannya bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Misalnya, ia menghalalkan zina, menghapus kewajiban shalat, dan mengubah aturan-aturan Islam sesuai keinginannya. Ajaran sesat ini tidak hanya merusak akidah, tetapi juga merusak moral dan tatanan sosial masyarakat.

Musailamah Al Kadzah memiliki kisah yang begitu menoreh keburukan. Ia menyusun kitab suci yang menandingi Al Qur’an berisi ulasan tentang keunggulan suku Bani Hanidah atas Bani Quraisy. Karyanya juga mengundakan ejekan karena isinya jauh dibawah standar sastra Arab saat itu. Tidak heran Musailamah diberikan gelar Al Kadzab yang berarti pembohong.

Perlawanan Umat Muslim dan Perang Yamamah

Kesesatan yang disebarkan oleh Musailamah Al Kadzab tidak dibiarkan begitu saja oleh umat Muslim. Ajaran Musailamah Al Kadzab yang semakin berkembang hingga Rasulullah wafat.

Musailamah dan pengikutnya pun semakin membuat muak pemimpin Islam di Madinah yang dipimpin oleh Khalifah Abu Bakar.

Pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, pasukan Muslim dipimpin oleh Khalid bin Walid dikirim untuk memerangi Musailamah dan pengikutnya. Musailamah juga berusaha untuk memerangi Madinah yang saat itu menjadi pusat pemerintahan Khulafaur Rasyidin.

Khalifah Abu Bakar kemudian menanggapi apa yang diinginkan Musailamah dan mengutus panglima perang yaitu Khalid bin Walid beserta pasukannya untuk menumpas Musailamah dan pengikutnya.

Khalid bin Walid kemudian menuju Yamamah. Pertempuran besar terjadi di Yamamah, yang dikenal sebagai Perang Yamamah.

Dalam pertempuran sengit ini, pasukan Muslim berhasil mengalahkan Musailamah dan pengikutnya. Musailamah Al Kadzab tewas di tangan Wahsyi bin Harb, seorang mantan budak yang sebelumnya membunuh paman Rasulullah, Hamzah bin Abdul Muthalib, dalam Perang Uhud. Kematian Musailamah menandai berakhirnya pengaruh ajaran sesat yang ia sebarkan.

Pelajaran dari Kisah Musailamah Al Kadzab

Kisah Musailamah Al Kadzab Nabi palsu yang menjiplak Al-Qur’an memberikan banyak pelajaran berharga bagi umat Muslim. Dari kisah tersebut diketahui bahwa memang dari zaman kenabian sudah banyak orang – orang yang mengaku sebagai nabi atau membawa ajaran baru yang bertentangan dengan Islam.

Penting untuk mempelajari dan memahami Al-Quran serta Sunnah Rasulullah SAW agar tidak mudah tertipu oleh ajaran sesat. Kisah Musailamah Al Kadzab Nabi palsu yang menjiplak Al-Qur’an mengajarkan bahwa kebenaran akan selalu mengalahkan kebatilan, meskipun kebatilan tersebut sempat memiliki pengaruh besar.

Kisah Musailamah Al Kadzab Nabi palsu yang menjiplak Al-Qur’an merupakan pengingat pentingnya menjaga kemurnian ajaran Islam. Klaim kenabian dan ajaran sesat yang disebarkannya hanyalah salah satu contoh dari upaya untuk menyesatkan umat.

Sebagai umat Muslim, kita harus selalu berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, serta waspada terhadap segala bentuk penyesatan.

Demikian penjelasan mengenai Kisah Musailamah Al Kadzab Nabi palsu yang menjiplak Al-Qur’an. Semoga kisah ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk tetap istiqomah dalam menjalankan ajaran Islam yang benar.

Menjalankan ajaran Islam yang benar dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah SWT yaitu beribadah dengan khusyu’ atau dapat menjalankan ibadah umroh.

Sebelum menunaikan ibadah umroh, tentunya perlu untuk memilih agen perjalanan terbaik untuk menemani selama proses ibadah di Tanah Suci. Salah satu agen perjalanan umroh terbaik adalah Biro Umroh Bandung.

Biro Umroh Bandung merupakan biro umroh terpercaya yang menawarkan promo umroh Bandung dan Umroh Plus Turki Bandung dengan harga bersaing tentunya dengan fasilitas terbaik. Layanan biro umroh Bandung tidak perlu diragukan lagi sebab sudah memiliki banyak testimoni dari masyarakat.

Jadi tunggu apalagi? Umroh mabrur bersama biro umroh Bandung solusi perjalanan umroh masyarakat Indonesia.

You cannot copy content of this page