Pernahkah Anda mendengar tentang Hari Tasyrik? Mengapa hari ini begitu istimewa dalam Islam? Apa yang membedakannya dengan hari-hari lain di bulan Dzulhijjah? Dan mengapa ada larangan tertentu pada hari-hari ini?
Bagi umat Islam yang ingin mendalami pengalaman spiritual di Tanah Suci, memahami Hari Tasyrik adalah bagian dari memperkaya pengetahuan tentang ibadah haji dan makna di baliknya. Jika Anda ingin merasakan pengalaman umroh yang lebih mendalam, Rawda Travel Umroh Bandung siap membantu perjalanan ibadah Anda dengan layanan terbaik dan bimbingan profesional.
Namun sebelum itu, mari kita bahas lebih dalam tentang Hari Tasyrik, sejarahnya, serta hal-hal yang diperbolehkan dan dilarang selama hari-hari ini.
Apa Itu Hari Tasyrik?
Mengapa disebut Hari Tasyrik? Berapa hari dalam Islam yang termasuk dalam kategori ini?
Hari Tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Dalam ajaran Islam, Hari Tasyrik adalah hari-hari yang penuh keberkahan dan memiliki keistimewaan tersendiri.
Nama Tasyrik berasal dari kata Arab tasyriq, yang berarti “mengeringkan daging di bawah sinar matahari”. Dahulu, pada masa Rasulullah SAW, daging hasil kurban yang melimpah dikeringkan untuk diawetkan, sehingga bisa dikonsumsi dalam waktu yang lebih lama. Tradisi ini berkembang luas di Jazirah Arab dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Muslim saat itu.
Hari Tasyrik juga disebut sebagai hari makan dan minum, di mana umat Islam dianjurkan untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.
Apa Sejarah Hari Tasyrik?
Mengapa Hari Tasyrik memiliki kedudukan khusus dalam Islam? Apa hubungannya dengan ibadah haji?
Hari Tasyrik tidak bisa dipisahkan dari ibadah haji, karena pada hari-hari ini para jamaah haji masih berada di Mina untuk menyempurnakan ibadah mereka. Setelah Hari Nahr (10 Dzulhijjah), jamaah haji melanjutkan amalan-amalan wajib di Hari Tasyrik, yaitu:
- Mabit di Mina (bermalam di Mina selama Hari Tasyrik).
- Melempar jumrah (Jumrah Ula, Wusta, dan Aqabah) setiap hari.
- Melanjutkan ibadah dan doa di Tanah Suci.
Sementara itu, bagi umat Islam yang tidak sedang berhaji, Hari Tasyrik tetap memiliki nilai ibadah yang tinggi. Rasulullah SAW bersabda:
“Hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah.” (HR. Muslim)
Amalan yang Dianjurkan di Hari Tasyrik
Apa saja amalan yang bisa dilakukan selama Hari Tasyrik? Apakah ada ibadah khusus yang dianjurkan?
1. Bertakbir Setelah Shalat Fardhu
Setelah shalat lima waktu, umat Islam dianjurkan untuk membaca takbir muqayyad (takbir setelah shalat) hingga berakhirnya Hari Tasyrik. Ini adalah bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.
“Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang (Hari Tasyrik).” (QS. Al-Baqarah: 203)
2. Melanjutkan Puasa Sunnah (Setelah Hari Tasyrik)
Puasa sunnah seperti Puasa Ayyamul Bidh (13-15 Dzulhijjah) bisa dilakukan setelah Hari Tasyrik berakhir. Namun, berpuasa pada Hari Tasyrik sendiri dilarang, karena ini adalah hari yang dianjurkan untuk makan dan minum sebagai bentuk syukur kepada Allah.
3. Memperbanyak Dzikir dan Doa
Hari Tasyrik adalah waktu yang baik untuk memperbanyak dzikir, berdoa, dan merenungkan makna pengorbanan dalam hidup. Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak:
- Takbir (Allahu Akbar, Allahu Akbar, La Ilaha Illallah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahil Hamd).
- Tahmid (Alhamdulillah).
- Tahlil (La Ilaha Illallah).
- Tasbih (Subhanallah).
4. Berbagi dengan Sesama
Momen Hari Tasyrik juga bisa dimanfaatkan untuk berbagi rezeki, baik dengan menyumbangkan daging kurban kepada yang membutuhkan maupun dengan bersedekah.
Hal yang Dilarang di Hari Tasyrik
Jika Hari Tasyrik adalah hari istimewa, adakah larangan yang harus diperhatikan?
1. Berpuasa
Puasa pada Hari Tasyrik dilarang karena bertentangan dengan sunnah Rasulullah SAW. Seperti yang disebutkan dalam hadis:
“Hari Arafah, Hari Nahr, dan Hari Tasyrik adalah hari raya kita, kaum Muslimin, dan itu adalah hari makan dan minum.” (HR. Abu Dawud)
2. Melakukan Ibadah dengan Berlebihan
Hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan berdzikir. Ini bukan berarti kita meninggalkan ibadah, tetapi lebih kepada menjalankan ibadah dalam keseimbangan, tidak berlebihan hingga melupakan aspek syukur yang ditekankan pada hari-hari ini.
3. Mengabaikan Takbir Muqayyad
Banyak orang lupa untuk bertakbir setelah shalat selama Hari Tasyrik. Padahal, ini adalah salah satu sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam.
4. Mengabaikan Esensi Berbagi dan Bersyukur
Hari Tasyrik adalah tentang menghargai nikmat Allah, terutama makanan dan minuman. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk berbagi makanan, menyantuni fakir miskin, dan menghindari pemborosan.
Kesimpulan: Memahami Makna Hari Tasyrik
Hari Tasyrik bukan hanya sekadar hari setelah Idul Adha, tetapi juga bagian penting dari ibadah haji dan perayaan umat Islam. Hari ini penuh dengan keberkahan dan memiliki makna yang dalam:
- Sebagai hari berdzikir dan bersyukur kepada Allah SWT.
- Sebagai pengingat akan pentingnya berbagi rezeki dengan sesama.
- Sebagai hari makan dan minum yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Memahami Hari Tasyrik juga membantu kita untuk lebih menghargai makna ibadah haji dan pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim A.S.
Jika Anda ingin merasakan pengalaman ibadah yang lebih mendalam dan memahami lebih banyak tentang nilai-nilai Islam, Rawda Umroh Bandung siap menemani perjalanan umroh plus turki Anda. Dengan bimbingan profesional dan pelayanan terbaik, perjalanan spiritual Anda akan semakin bermakna.
Jangan tunda lagi, wujudkan impian ibadah ke Tanah Suci bersama Rawda Umroh Bandung, dan rasakan keagungan ibadah di tempat-tempat paling suci dalam Islam!
Baca Juga:
- 32 Doa Untuk Orang Umroh Mabrur yang Dapat Dipanjatkan
- Sejarah Ibadah Haji dan Umroh
- Merencanakan Umroh Keluarga: Tips dan Saran
- 7 Seluk Beluk Perbedaan Haji dan Umroh
- Hikmah Haji dan Umroh
- 7 Tips Menghadapi kerumunan Saat sedang Tawaf di…
- 55 Contoh Titip Doa Umroh
- Pentingnya Mencari Biro Umroh Terpercaya dan Terlisensi
- Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh
- 15 Rekomendasi Hadiah Untuk Mereka Yang Akan Pergi Umrah