Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa Hari Nahr atau Idul Adha begitu istimewa bagi umat Islam? Apa yang membuat hari ini menjadi puncak dari ibadah haji? Dan amalan apa saja yang dilakukan para jamaah haji pada saat itu?
Bagi Anda yang ingin merasakan keagungan perjalanan spiritual ke Tanah Suci, Rawda Umroh Bandung siap membantu Anda menunaikan ibadah umroh dengan layanan terbaik. Namun sebelum itu, mari kita bahas lebih dalam tentang amalan-amalan haji pada Hari Nahr, hari yang menjadi puncak dari perjalanan seorang Muslim dalam menunaikan rukun Islam yang kelima.
Apa Itu Hari Nahr?
Apa yang dimaksud dengan Hari Nahr? Mengapa hari ini disebut sebagai puncak haji?
Hari Nahr adalah tanggal 10 Dzulhijjah, yang bertepatan dengan perayaan Idul Adha bagi seluruh umat Islam di dunia. Kata nahr sendiri berarti “penyembelihan”, yang merujuk pada ibadah kurban yang dilakukan pada hari itu.
Bagi jamaah haji, Hari Nahr adalah hari terpenting dalam ibadah haji karena di hari inilah sebagian besar rangkaian wajib haji dilakukan. Para jamaah yang telah bermalam di Muzdalifah akan melanjutkan perjalanan ke Mina untuk menyelesaikan amalan-amalan penting yang menandai puncak ibadah haji.
Lalu, apa saja amalan yang dilakukan pada Hari Nahr?
Amalan-Amalan Haji pada Hari Nahr
Apa saja yang harus dilakukan oleh jamaah haji pada Hari Nahr? Apakah semua rangkaian ini harus dilakukan secara berurutan?
Pada Hari Nahr, jamaah haji melaksanakan empat amalan utama, yang dikenal sebagai Nusuk Hari Nahr. Berikut adalah urutan amalan yang dilakukan:
1. Melempar Jumrah Aqabah
Mengapa jamaah haji harus melempar jumrah? Apa makna di balik ritual ini?
Ritual melempar jumrah Aqabah dilakukan di Mina sebagai simbol perlawanan terhadap godaan setan. Diriwayatkan bahwa saat Nabi Ibrahim A.S. hendak melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail A.S., setan datang untuk menggodanya di tiga lokasi berbeda. Namun, Nabi Ibrahim A.S. melempari setan dengan batu sebagai tanda pengusiran.
Jamaah haji melaksanakan sunnah ini dengan melempar tujuh batu kecil ke Jumrah Aqabah, yaitu pilar batu terbesar di Mina. Ritual ini melambangkan tekad seorang Muslim dalam menolak segala godaan setan dan meneguhkan keimanan kepada Allah SWT.
2. Menyembelih Hewan Kurban
Mengapa penyembelihan kurban dilakukan pada Hari Nahr? Apa hikmah di baliknya?
Setelah melempar jumrah, jamaah haji melaksanakan penyembelihan hewan kurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Ini adalah wujud dari peristiwa Nabi Ibrahim A.S., ketika Allah mengganti Nabi Ismail A.S. dengan seekor domba sebagai bentuk ujian ketaatan.
Bagi jamaah yang menjalankan haji tamattu’ atau haji qiran, penyembelihan hewan kurban menjadi wajib. Namun, bagi yang tidak mampu, mereka bisa menggantinya dengan berpuasa selama 10 hari (tiga hari di Tanah Suci dan tujuh hari setelah kembali ke tanah air).
Selain menjadi bentuk ibadah, daging kurban ini juga dibagikan kepada fakir miskin, sehingga menumbuhkan semangat berbagi dan kepedulian sosial.
3. Tahallul (Mencukur atau Memotong Rambut)
Mengapa jamaah haji harus mencukur rambut? Apa makna simbolis di balik tahallul?
Tahallul adalah tanda berakhirnya sebagian larangan ihram. Setelah menyembelih hewan kurban, jamaah haji mencukur seluruh rambut (bagi pria) atau memotong sebagian rambut (bagi wanita).
Rasulullah SAW bersabda:
“Semoga Allah memberi rahmat kepada mereka yang mencukur rambutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tahallul menandakan kesucian dan pembaruan diri, melambangkan bahwa seorang haji telah dibersihkan dari dosa-dosanya setelah menyelesaikan bagian utama dari ibadah haji.
4. Tawaf Ifadah
Apa itu Tawaf Ifadah? Mengapa ini menjadi bagian penting dari rukun haji?
Setelah tahallul, jamaah haji menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan Tawaf Ifadah, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali sebagai bagian dari rukun haji. Tawaf ini merupakan simbol ketaatan total kepada Allah SWT, melambangkan kedekatan seorang Muslim dengan Tuhan-Nya.
Setelah Tawaf Ifadah, jamaah juga melaksanakan Sa’i (berlari-lari kecil antara Safa dan Marwah) untuk menyelesaikan rangkaian ibadah haji.
Bagaimana Urutan yang Benar?
Apakah empat amalan ini harus dilakukan secara berurutan?
Secara ideal, urutan yang dianjurkan dalam Hari Nahr adalah:
- Melempar Jumrah Aqabah
- Menyembelih hewan kurban
- Tahallul
- Tawaf Ifadah dan Sa’i
Namun, jika ada kondisi tertentu yang membuat jamaah tidak bisa mengikuti urutan ini, Islam memberikan kemudahan untuk menyelesaikan amalan ini dalam urutan yang fleksibel, selama semuanya dilaksanakan dengan benar.
Kesimpulan: Hari Nahr, Puncak dari Ibadah Haji
Hari Nahr adalah puncak dari perjalanan spiritual seorang Muslim dalam ibadah haji. Pada hari ini, jamaah haji melaksanakan ritual yang menegaskan ketundukan kepada Allah SWT, seperti melempar jumrah, menyembelih hewan kurban, mencukur rambut, dan melakukan Tawaf Ifadah.
Setiap amalan dalam Hari Nahr memiliki makna yang mendalam dan mengajarkan nilai-nilai ketaatan, pengorbanan, dan keteguhan iman. Bagi mereka yang belum berkesempatan menunaikan haji, memahami makna Hari Nahr bisa menjadi pengingat akan pentingnya keikhlasan dan ketakwaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Jika Anda ingin merasakan pengalaman spiritual yang lebih mendalam di Tanah Suci, Rawda Umroh Bandung siap membantu Anda mewujudkan impian umroh yang penuh makna. Dengan bimbingan profesional dan pelayanan terbaik, perjalanan ibadah Anda akan menjadi lebih nyaman dan berkesan.
Mari wujudkan impian ibadah ke Tanah Suci bersama Rawda Umroh Plus Turki Bandung dan rasakan keberkahan dalam setiap langkah Anda!
Baca Juga:
- 7 Seluk Beluk Perbedaan Haji dan Umroh
- Sejarah Ibadah Haji dan Umroh
- Hikmah Haji dan Umroh
- 32 Doa Untuk Orang Umroh Mabrur yang Dapat Dipanjatkan
- Pentingnya Mencari Biro Umroh Terpercaya dan Terlisensi
- Merencanakan Umroh Keluarga: Tips dan Saran
- 15 Rekomendasi Hadiah Untuk Mereka Yang Akan Pergi Umrah
- Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh
- 55 Contoh Titip Doa Umroh
- Sejarah Haji: Kapan Wajib Haji Pertama Kali Disyariatkan?