Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang diimpikan oleh setiap muslim yang mampu. Namun, fenomena berhaji dengan berhutang memicu pertanyaan dan dilema di tengah masyarakat. Bolehkah seorang muslim berhaji dengan berhutang?
Memahami Kemampuan Finansial dan Prioritas Nafkah:
Ulama sepakat bahwa haji hanya diwajibkan bagi mereka yang mampu secara finansial. Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni menekankan prioritas utama adalah menafkahi keluarga dan menyiapkan harta untuk melunasi hutang.
Hutang yang Tidak Mengganggu Nafkah:
Jika hutang tidak mengganggu nafkah keluarga dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya, maka berhutang untuk haji diperbolehkan. Imam Syafi’i dalam Al-Umm menyatakan bahwa jika seseorang memiliki harta yang cukup, ia boleh berhutang untuk haji.
Melunasi Hutang Perseorangan:
Syeikh Yusuf Al-Qardhawi menegaskan bahwa hutang kepada perseorangan harus dilunasi sebelum berhaji. Hal ini termasuk tanggung jawab pokok seperti nafkah wajib.
Risiko Hutang Jangka Panjang:
Ulama melarang berhutang untuk haji jika hutang tersebut jangka panjang dan berisiko mengganggu keuangan. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan menafkahi keluarga dan melunasi hutang.
Menyamakan dengan Mendekati Zina:
Ulama menyamakan berhaji dengan berhutang yang berisiko dengan mendekati zina. Jika zina haram, maka segala hal yang berisiko mengarah ke zina juga haram.
Kesimpulan:
Hukum berhaji dengan berhutang tergantung pada kemampuan individu dan risiko yang ditimbulkan. Jika hutang tidak mengganggu nafkah dan dapat dilunasi dengan mudah, maka berhaji dengan berhutang diperbolehkan.
Tips:
- Pertimbangkan dengan matang kemampuan finansial dan risiko yang ditimbulkan sebelum berhutang untuk haji.
- Prioritaskan melunasi hutang sebelum berangkat haji.
- Pilihlah lembaga keuangan terpercaya dengan skema pembayaran yang sesuai kemampuan.
- Konsultasikan dengan ulama atau ahli keuangan untuk mendapatkan nasihat yang tepat.
Mencari Solusi Tepat:
Bagi yang ingin berhaji namun terkendala biaya, terdapat beberapa solusi alternatif:
- Menabung secara bertahap hingga mencapai target biaya haji.
- Mengikuti program haji khusus yang menawarkan skema pembayaran terjangkau.
- Mencari bantuan dari keluarga, kolega, atau lembaga sosial.
Menjaga Keseimbangan Aspirasi Spiritual dan Tanggung Jawab:
Berhaji merupakan ibadah mulia, namun perlu diiringi dengan tanggung jawab finansial. Berhutang untuk haji dapat menjadi solusi, namun harus dilakukan dengan pertimbangan matang dan risiko yang terukur.
Mencari Informasi dan Bantuan:
Bagi yang membutuhkan informasi dan bantuan terkait haji, dapat mengunjungi situs web resmi Kementerian Agama Republik Indonesia atau lembaga penyelenggara haji terpercaya.
Mari wujudkan impian berhaji dengan penuh pertimbangan dan tanggung jawab!
sumber https://www.rawdaumroh.com/ibadah-haji-tapi-punya-hutang-boleh-gak-sih/
Baca Juga:
- Sejarah Ibadah Haji dan Umroh
- Hikmah Haji dan Umroh
- 7 Seluk Beluk Perbedaan Haji dan Umroh
- Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh
- 32 Doa Untuk Orang Umroh Mabrur yang Dapat Dipanjatkan
- Merencanakan Umroh Keluarga: Tips dan Saran
- 7 Tips Menghadapi kerumunan Saat sedang Tawaf di…
- 16 Tempat bersejarah di Mekkah dan Madinah
- Oleh-oleh Haji dan Umrah
- Mengenali Etika dan Adab Saat Berinteraksi dengan…