Mengapa Karbala menjadi kota suci bagi Syiah?

karbala 140618200234 341 Mengapa Karbala menjadi kota suci bagi Syiah?

Mengapa Karbala menjadi kota suci bagi Syiah? Kota Karbala yang terletak di Irak merupakan kota bersejarah yang penting dalam sejarah Islam, khususnya penganut Mazhab Syiah. Tempat ini merupakan tempat terbunuhnya Sayidina Husein dan keluarganya melawan pasukan Dinasti Umayyah di bawah Yazid bin Muawiyah pada abad ke-6.

Tapi selain itu, ada peristiwa lain yang menjadikan Karbala memiliki nilai sejarah. Mari kita simak tulisan di bawah ini.

Sejarah Karbala

Karbala (bahasa Arab: کربلاء) atau Karbala al-Mu’alla termasuk salah satu kota ziarah kaum Syiah di Irak. Kesyahidan Imam Husain dan para sahabat setianya dalam peristiwa Karbala pada tahun 61 H dan haram Imam Husain as serta Abul Fadhl Abbas as di Karbala, telah menjadikan kota ini sebagai kota penting.

Beberapa sumber menyebut latar belakang sejarah Karbala kembali pada masa pra Islam di era Babilon. . Sejumlah keterangan juga mengungkapkan bahwa Karbala sebelum penaklukan-penaklukan Islam adalah sebuah pemakaman umat Kristen dan beberapa diantaranya juga telah menjadi pusat agama Majusi  atau Zoroastrianisme.

Sejak dahulu, di sekitar Karbala khususnya daerah-daerah yang berdekatan sungai Eufrat terdapat banyak desa. Selain itu, ada beberapa riwayat yang menyebutkan tentang kehadiran para nabi atau setidaknya beberapa nabi pertama Ulul Azmi di Karbala seperti Nabi Nuh as, dan Ibrahim as.

Pasca penaklukan Irak oleh umat Islam, beberapa keterangan langka sebelum terjadinya peristiwa Asyura telah dicatat oleh para sejarawan. Menurut sebuah keterangan dikatakan bahwa Khalid bin Walid pada tahun 12 H dalam pertempuran al-Hirah dan setelah mendominasi al-Hirah (dekat Najaf yang sekarang) pernah mendirikan kemah di Karbala.

Beberapa riwayat juga mengisyaratkan tentang Imam Ali yang telah melintasinya sepulang dari perang Shiffin dan di situ disebutkan bahwa beliau berhenti sejenak dan melakukan salat, beristirahat dan beliau meramalkan peristiwa Karbala dan peristiwa yang akan terjadi di masa depan untuk putranya al-Husain, para sahabat dan keluarganya.

Peristiwa terpenting yang menyebabkan Karbala menjadi terkenal dan diperhatikan oleh kaum Syiah adalah peristiwa Asyura. Dalam peristiwa ini, Imam Husain as setelah menyatakan akan ketidakberbaiatannya dengan Yazid, masyarakat Kufah mengundangnya untuk berbaiat dengan beliau, dengan mengirimkan beragam surat dan akhirnya beliau memutuskan untuk berangkat dari Mekah menuju Kufah. Setelah Al-Hurr bin Yazid Ar-Riyahi menghentikan kafilah Imam Husain as di jalan menuju Kufah, atas perintah Ubaidillah bin Ziyad, gubernur Kufah, kafilah Imam Husain terpaksa berkemah di Karbala.

Setelah kafilah Imam as tinggal beberapa hari di sana, pada tanggal 10 Muharram tahun 61 H terjadilah pertempuran antara pasukan Imam Husain as dan pasukan Umar bin Sa’ad, Imam bersama para sahabatnya syahid pada hari itu dan orang-orang yang tersisa dari kafilah beliau, yang mayoritas adalah perempuan dan anak-anak dijadikan tawanan dan pertama-tama mereka diarak ke Kufah dan kemudian ke Damaskus, ibukota Suriah, di hadapan Yazid.

Afirmasi dan penegasan para Imam akan ziarah makam Imam Husain as dan atensi orang-orang Syiah, telah menyiapkan ranah untuk membangun makam Imam Husain, perluasan dan pembangunan pemukiman untuk para peziarah dan penduduk yang berdekatan dengan makam Imam di Karbala pada masa bani Umayyah dan bani Abbasiyah.

Munculnya kebangkitan Syiah pasca peristiwa Karbala juga memainkan peran dalam atensi kaum Syiah untuk makam Imam Husain. Kelompok Tawwabin dalam kebangkitannya, setelah dari Nukhailah, menuju Damaskus dan di pertengahan jalan, mereka menziarahi makam Imam Husain dan mengumumkan kekomitmenan dirinya pada jalan beliau. Dalam kebangkitan Mukhtar, ada juga atensi pada Karbala dan ziarah makam Imam Husain. Mukhtar Tsaqafi adalah orang pertama yang membangun sebuah bangunan di atas pusara Imam Husain, sebuah masjid dan sebuah desa kecil yang terdiri dari sekumpulan rumah yang terbuat dari tanah, batang dan ranting pohon Kurma.

Baca juga: Peristiwa Karbala: Titik Awal Perpecahan Islam Sunni dan Syiah

Nilai Penting Karbala

Keberadaan haram Imam Husain as dan haram Abul Fadhl Abbas telah menjadikan kota Karbala berada dalam list kota-kota ziarah terpenting bagi kaum Syiah. Haram Imam Husain adalah tempat pemakaman Imam Husain as dan sejumlah kaum bani Hasyim serta para sahabat Imam, yang syahid dalam peristiwa Karbala. Ziarah haram suci Imam Husain as selalu menjadi salah satu amalan yang sangat diperhatikan oleh kaum Syiah. Anjuran untuk menziarahi Imam Husain pada hari-hari khusus seperti Asyura, Arbain dan Syakban, menyebabkan padatnya peziarah pada hari-hari ini. Dalam fikih Syiah, haram dan tanah turbah Imam Husain as memiliki hukum tersendiri.

Haram Imam Husain berulang kali dihancurkan oleh musuh-musuh Syiah, termasuk khalifah Abbasiyah dan kelompok Wahabi. Penghancuran pertama haram Imam Husain terjadi pada masa al-Mutawakkil dan yang terakhir pada tahun 1411 H, oleh pemerintah Ba’ath Irak dalam perisitwa Intifada Syakbaniyah.

Karbala Masa Kini

Dalam dua abad terakhir, Karbala telah menyaksikan banyak peristiwa politik dan sosial-budaya.

  • Serangan Kelompok Wahabi

Pada tanggal 18 Dzulhijjah tahun 1216 H, kelompok Wahabi yang dipimpin oleh Abdul Aziz bin Saud dari Hijaz tiba di Irak dan menyerang Karbala. Mereka memasuki kota melalui tempat kemah dan melakukan pembunuhan, menjarah harta milik orang-orang dan barang-barang berharga haram Imam Husain. Pada hari ini, sesuai dengan tradisi yang sudah ada pada Hari Raya Ghadir, banyak dari penduduk Karbala pergi ke haram Imam Ali di Najaf. Karenanya, kota Karbala kosong dan tidak ada perlawanan. Sumber-sumber sejarah melaporkan, jumlah korban insiden tersebut dari 1.000 hingga 4.000 orang. Haram Imam Husain mengalami kerusakan serius dalam insiden ini.

  • Bentrokan dengan Angkatan Darat AS setelah Jatuhnya Saddam

Pada masa serangan AS ke Irak pada tahun 2003 M, Karbala menyaksikan konflik militer yang tersebar antara penduduk Karbala dan pasukan AS di jalan-jalan yang berujung ke haram Imam Husain dan Abul Fadhl Abbas. Demikian juga, pada tahun 2004 menyusul konflik militer kelompok Syiah yang berafiliasi kepada gerakan Shadr yang disebut “Jaish al-Mahdi” dengan tentara-tentara Amerika di Najaf, Basrah dan kota Sadr Baghdad, maka untuk mengusir kemungkinan serangan pendukung Shadr di Karbala, tentara-tentara Amerika memasuki kota Karbala dengan perlengkapan lapis baja. Selain menyerang kantor Shadr, mereka juga memblokir jalan-jalan di sekitar haram. Alasan utama konflik adalah melawan pendudukan militer Amerika di Irak. Syiah pro-Jaish al-Mahdi di Karbala bentrok lagi dengan tentara Amerika pada tahun 2007 dengan perbedaan bahwa pihak utama bentrokan dengan Jaish al-Mahdi adalah polisi Irak dan Amerika sebagai kekuatan di balik polisi Irak, mereka memasuki medan konflik di kota Karbala.

Peristiwa Karbala dan kebangkitan Imam Husain memiliki pengaruh budaya dalam masyarakat Syiah. Kota Karbala adalah sumber dari banyak fenomena budaya yang terpengaruh dari peristiwa Asyura. Diantaranya adalah munculnya ritual-ritual Syiah di Karbala, seperti acara berkabung Tuwairij, ziarah Arbain dan longmarch Arbain, pembangunan Husainiyah, pembuatan turbah salat dan tasbih dari turbah Karbala dan Takziah.

Kesimpulan

Kesucian Tanah Karbala disebabkan karena berbagai peristiwa bersejarah yang telah terjadi di Masa Lalu yang berawal dari diturunkannya Nabi-Nabi Ulil Azmi di tempat ini hingga terjadinya Peristiwa Karbala pada 10 Asyuro. Berbagai peristiwa tersebut dianggap penting dan monumental bagi penganut Mazhab Syiah di berbagai belahan dunia.

Demikianlah penjelasan kami tentang Kota Karbala yang merupakan salah Kota Suci bagi penganut Mazhab Syiah. Semoga artikel ini dapat memberikan Anda wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat.

Baca Juga:

You cannot copy content of this page