Mengenal Masjid Quba Dan Sejarahnya

Mengenal Masjid Quba Dan Sejarahnya

Sejarah Masjid Quba, yang terletak di Madinah, menjadikannya salah satu masjid paling populer di kalangan umat Islam.

Ini adalah situs penting bagi wisatawan yang datang ke kota tersebut dan juga bagi para jamaah Hajj dan Umrah. Sejarahnya menjadikannya daya tarik spiritual yang penting.

Masjid ini dibangun di pinggiran Madinah, sekitar 6 kilometer dari desa Quba. Masjid ini berasal dari abad ke-7 dan diyakini sebagai salah satu masjid tertua dalam sejarah Islam. Di

katakan bahwa batu pertama diletakkan oleh Nabi Muhammad (SAW) ketika beliau kembali dari Makkah.

Lokasi Masjid Quba

Masjid Quba terletak di pinggiran Madinah, kota suci utama di Arab Saudi. Beberapa abad yang lalu, ketika masjid ini dibangun, lokasinya berjarak sekitar 6 km dari kota utama Madinah.

Masjid ini terletak di sebuah desa bernama Quba dan dari situlah nama masjid ini berasal.

Banyak tahun kemudian, ketika batas kota Madinah diperluas untuk mencakup desa Quba, masjid ini menjadi bagian dari kota suci tersebut.

Secara agama, lokasi ini penting karena Nabi (SAW) tinggal di sini ketika beliau datang dari Makkah. Masjid ini kemudian didirikan di tempat yang sama oleh Nabi sendiri.

Sejarah Masjid Quba

Islam, seperti kebanyakan agama, memiliki sejarah perang dan muncul sebagai pemenang untuk menginspirasi jutaan orang untuk mengikuti Islam.

Selama abad ke-7, pada masa Nabi Muhammad (SAW), perang menjadi bagian besar yang berperan dalam pembentukan Islam.

Setelah salah satu dari perang ini berakhir, dan para penganut Islam kembali dari Makkah bersama Nabi (SAW) sendiri, masjid terbesar dan paling bergengsi kedua dibangun.

Sejarah mencatat bahwa Quba awalnya menjadi tempat tinggal bagi suku Bani Amr bin Auf. Saat kembali ke Madinah, Nabi memutuskan untuk berhenti di tempat Bani Amr bin Auf dan membangun sebuah masjid yang dinamai Quba di wilayahnya.

Kenapa Masjid Quba Sangat Populer?

Salah satu alasan utama mengapa masjid ini sangat bergengsi adalah karena dikatakan bahwa unta betina milik Nabi pernah berlutut di sini untuk minum air dari sumur yang dimiliki oleh Hazrat Abu Ayyub Al-Ansari. Karena insiden ini, masjid ini menjadi tempat yang diberkati.

Juga, karena Nabi (SAW) tinggal di sini selama 3-4 hari bersama sahabatnya Abu Bakar selama waktu Hijrah.

Dipercayai bahwa Nabi (SAW) akan pergi ke masjid Quba setiap hari Sabtu naik unta atau berjalan kaki, untuk membaca dua rakat salat. Oleh karena itu, dikatakan bahwa siapa pun yang membaca salat di rumah suci ini akan mendapatkan berkah yang sama seperti Umrah.

Arsitektur Masjid Quba

Sejak dibangun, masjid ini hanya pernah direnovasi dan diperbaharui sekali, diikuti oleh beberapa renovasi tambahan.

Konstruksi terbaru di Masjid Quba dilakukan pada tahun 1986. Masjid yang direnovasi memiliki ruang salat berbentuk persegi panjang di lantai kedua yang terhubung ke beberapa perpustakaan residensial, kantor, toko, dll.

Ada 7 pintu utama dan 12 pintu kecil dengan 4 menara yang sejajar dan 56 kubah kecil yang mengelilingi masjid dan berfungsi sebagai batas. Halaman terbuat dari marmer hitam, merah, dan putih. Mimbar dan mihrab terbuat dari marmer putih.

Menara-menara ditempatkan di dasar persegi yang memiliki tiang oktagonal, bersama-sama membentuk bentuk bulat saat mencapai bagian atas.

Ada ruang salat di sekitar halaman tengah yang dikelilingi oleh 6 kubah besar yang bersandar pada tiang-tiang yang terkelompok.

Ini juga terdiri dari serambi yang memiliki kedalaman dua bay. Ini membatasi halaman di sebelah timur dan barat dan memisahkan ruang salat wanita dengan ruang salat pria. Ruang salat wanita ini lebih lanjut dibagi menjadi dua.

Renovasi Masjid Quba

Sejarah modern Masjid Quba telah melihat beberapa kali renovasi. Renovasi pertama dilakukan oleh Khalifah ketiga, Utsman bin Affan (semoga damai dan berkah terlimpah kepadanya).

Menara pertama dibangun oleh Umar bin Abd al-Aziz, khalifah Umayyah kedelapan, yang juga dikenal sebagai Umar II.

Sekali lagi, pada tahun 435 H, masjid direnovasi oleh Abu Yali Al-Husaini, yang menambahkan Mihrab atau tempat shalat. Serangkaian perubahan berikutnya dilakukan oleh Kamal Al-Din Al-Isfahani, seorang penyair Muslim terkenal, pada tahun 555 H.

Selanjutnya, masjid mengalami banyak perubahan selama bertahun-tahun, yaitu pada tahun 671 H, 733 H, 840 H, 881 H. Renovasi terakhir dilakukan pada tahun 1245 H oleh penguasa Ottoman, Sultan Abdul Majid.

Masjid Quba Menjadi Tanggung Jawab Arab Saudi

Saat ini, masjid Quba berada di bawah tanggung jawab rezim Arab Saudi yang dipimpin oleh Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud.

Dikelola oleh Kementerian Urusan Haji, yang merawat pemeliharaan dan renovasi yang diperlukan pada struktur tersebut.

Masjid ini diperluas untuk mencakup beberapa area baru pada tahun 1986, di bawah pemerintahan Raja Fahd bin Abdulaziz yang sudah almarhum. Struktur modern ini dilengkapi dengan fasilitas terkini, tiga unit pendingin pusat, dan memiliki luas total untuk menampung lebih dari 20.000 jamaah.

Kesimpulan

Masjid Quba memiliki makna penting dalam Islam karena menurut sejarah, salah satu tangan pertama dalam pembangunan masjid ini adalah milik Nabi Muhammad (SAW) sendiri.

Selain itu, ketika Nabi (SAW) sedang berkunjung dari Makkah ke Madinah, beliau menemukan sebuah desa di antara keduanya, di mana beliau menemukan bahwa unta betinanya berlutut di sebuah sumur di sekitar masjid dan minum air dari sumur tersebut.

Segera wujudkan impian Anda untuk melaksanakan Umrah di kota suci dengan layanan terbaik bersama Umrah Bandung. Nikmati pengalaman ibadah yang berkesan dan nyaman.

Manfaatkan juga Promo Umrah Bandung eksklusif kami! Dapatkan fasilitas dan pelayanan terbaik dengan harga mulai dari 24,9 juta.

Buat Anda yang ingin menjelajahi keindahan destinasi wisata unggulan di Turki bisa dengan Promo Umrah Plus Turki Bandung. Temukan pengalaman perjalanan yang penuh makna dan berkesan bersama kami!

You cannot copy content of this page