Mengenal Rukan Yamani di Ka’bah

Mengenal Rukan Yamani di Ka'bah

Rukan Yamani, juga dikenal sebagai Rukn-al-Janubi dan Sudut Yemen, terletak di sudut barat daya Ka’bah suci.

Ia sejajar dengan Hajr-e-Aswad (Batu Hitam), yang terletak di ujung selatan seberang dinding. Sudut ini diberi nama Rukan Yamani karena mengarah ke tanah Yemen.

Menurut hadis Nabi Muhammad (SAW), Rukan Yamani, seperti Hajr-e-Aswad, dapat menghapus dosa-dosa orang.

Sejak itu, menjadi Sunnah untuk menyentuh sudut tersebut dan berdoa memohon ampunan ketika melakukan Tawaf.

Pentingnya Rukan Yamani dalam Islam

Tahukah Anda bahwa Rukan Yamani dianggap sebagai mukjizat hidup dalam Islam?

Selama bertahun-tahun, beberapa penguasa telah mencoba menutup atau menyegel Rukan Yamani untuk menyembunyikan keretakannya.

Namun, terlepas dari seberapa keras para penguasa mencoba, mereka selalu gagal.

Oleh karena itu, untuk mencegah keruntuhan sudut Rukan Yamani, para penguasa telah menggunakan jenis logam cair khusus dan beton dengan paku-paku baja tahan karat yang panjang untuk menjaganya tetap utuh.

Rukan Yamani memiliki arti besar dalam sejarah Islam. Setiap tahun, ribuan jamaah haji memasuki Ka’bah Suci dengan harapan melakukan Sunnah Istilam di Rukan Yamani.

Nabi Muhammad (SAW), berkaitan dengan berkah dan kehormatan menyentuh Rukan Yamani, bersabda, “Menyentuh Hajar Aswad dan Sudut Yemen sesungguhnya menghapus dosa-dosa.” (Musnad Ahmad dari Ibn Umar)

Muhammad Taahir Al-Kurdi Al-Makki, dalam bukunya berjudul “Sejarah Kuno Makkah dan Rumah Mulia Allah,” menulis tentang pentingnya Batu yang terletak di Rukan Yamani:

“Batu di Sudut Yemen (al-Rukn al-Yamaani) kembali ke masa ‘Abd-Allaah ibn al-Zubayr (semoga Allah meridhainya), dan bahwa batu itu tetap ada hingga zaman kita sekarang, dan setiap orang yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga Ka’bah menyimpan batu ini sesuai keadaannya. Dia mengatakan bahwa selama masa Sultan Utsmaniyah Murad IV, yang menjaga Ka’bah, tepian batu Sudut ini rusak, dan timah cair dituangkan di tempatnya.” (Volume 3, Halaman 256)

Sudut Mana dari Ka’bah yang Merupakan Rukan Yamani?

Rukan Yamani berada di sudut barat daya Ka’bah yang suci, yang terletak di Makkah, Arab Saudi. Sudut ini dapat ditemukan di sebelah kanan Hajr-e-Aswad (Batu Hitam). Rukan Yamani mengarah ke arah Yaman.

Istilam dalam Rukan Yamani

Tindakan Istilam merujuk pada menyentuh dengan tangan atau mencium Rukan Yamani – sudut suci Ka’bah.

Karena Rukan Yamani masih berdiri di atas dasar yang sama yang dibangun oleh Nabi Ibrahim (AS), menurut sebuah riwayat oleh Abdullah bin Abbas (RA), diyakini bahwa Nabi Muhammad (SAW) melakukan Istilam di sana.

Oleh karena itu, bahkan hari ini, saat menjalankan ibadah Hajj atau Umrah, melakukan Istilam – menyentuh atau mencium Sudut Suci – merupakan Sunnah.

Namun, tidak masalah jika seorang jamaah tidak dapat menyentuh atau mencapai Rukan Yamani karena kerumunan di dalam Ka’bah.

Nama dari Setiap Sudut Kabah

Ka’bah Suci yang berbentuk kubus terdiri dari empat sudut. Ini berarti bahwa selain Rukan Yamani yang terkenal, tiga sudut lainnya dari Ka’bah Suci – Rukan Iraqi, Rukan Shami, dan Rukan Al Aswad – memiliki makna tersendiri dalam Islam.

Keempat sudut tersebut secara kasar mengarah ke arah utara, barat, selatan, dan timur.

Selain itu, kecuali Rukan Al Aswad, nama-nama semua sudut diberikan berdasarkan negara yang mereka tunjukkan.

1. Rukan Iraqi

Rukan Iraqi sedikit mengarah ke arah timur laut dari pusat Ka’bah Suci. Ini juga disebut Sudut Iraqi karena menghadap ke tanah Irak.

2. Rukan Shami

Rukan Shami, juga dikenal sebagai Sudut Levantin, mengarah ke arah barat laut dari pusat Ka’bah Suci. Sudut ini dinamai Rukan Shami karena mengarah ke Suriah.

3. Rukan Al Aswad

Sudut Ka’bah Suci tempat terletaknya Hajr-e-Aswad (Batu Hitam) disebut Rukan Al Aswad. Sudut ini mengarah ke arah tenggara dari pusat Ka’bah Suci.

Kesimpulan

Sudut Ka’bah Suci yang menghadap ke Yaman disebut Rukan Yamani (Sudut Yaman). Ini adalah satu-satunya sudut Ka’bah yang tidak dilapisi dengan Kiswa.

Melakukan Istilaam di Rukan Yamani dianggap sebagai Sunnah. Oleh karena itu, saat melaksanakan Hajj atau Umrah, umat Islam bermaksud untuk melakukan Istilaam setelah menyelesaikan Tawaf (pembungkaman).

You cannot copy content of this page