Sobat umrah bandung, Apakah Anda mengenal apa itu taqiyyah? Yuk simak dan pelajari apa itu taqiyyah, pengertian, serta hukumnya dalam Islam. Temukan bagaimana konsep ini melindungi keyakinan dalam situasi sulit.
Mengenal konsep apa itu Taqiyyah. Taqiyyah merupakan konsep yang penting dalam Islam, terutama bagi komunitas Muslim yang menghadapi ancaman atau tekanan.
Apa itu taqiyyah menjadi pertanyaan yang sering muncul, terutama dalam konteks pengamalan ajaran Islam yang benar di tengah kondisi yang sulit. Istilah ini merujuk pada tindakan menyembunyikan keyakinan demi keselamatan diri.
Pengertian Taqiyyah
Apa itu taqiyyah? Taqiyyah dalam ajaran Islam dari segi bahasa bentuk isim dari asal kata “ittiqa”, “yattaqi”, “itqa” yang memiliki arti meminta perlindungan atau berjaga – jaga. Istilah taqiyyah memiliki arti meninggalkan sesuatu yang wajib demi memelihara diri atau menghindari diri dari ancaman atau gangguan.
Secara umum, apa itu taqiyyah dapat dipahami sebagai strategi yang digunakan oleh seseorang untuk melindungi diri dari bahaya, baik fisik maupun psikologis. Dalam banyak kasus, umat Islam menggunakan taqiyyah ketika berada dalam lingkungan yang hostil atau tidak aman. Hal ini memungkinkan mereka untuk tetap menjaga iman tanpa harus mengorbankan keselamatan pribadi.
Taqiyyah memiliki makna bahwa melakukan dusta atau kebohongan dalam agama Allah dan seolah – olah kebohongan atau dusta ini dibenarkan menjadi suatu keyakinan yang benar. Makna lain dari Taqiyyah ialah antara yang diucapkan secara lisan dan yang ada di dalam hati berbeda atau tidak sama.
Taqiyah diperbolehkan apabila berada dalam kondisi tertekan dan dalam ancaman musuh sehingga merasa terancam nyawanya maka diperbolehkan melakukan taqiyyah. Selama seseorang merasakan diri, harga dan agamanya dalam keadaan tidak aman sebatas lahirian dan luaran tidak disertakan dengan niat.
Menurut dalil Ali Imran ayat 28 tentang apa itu taqiyyah sebagai berikut.
لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُوْنَ الْكٰفِرِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِ الْمُؤْمِنِيْنَۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللّٰهِ فِيْ شَيْءٍ اِلَّآ اَنْ تَتَّقُوْا مِنْهُمْ تُقٰىةً ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ اللّٰهُ نَفْسَهٗ ۗ وَاِلَى اللّٰهِ الْمَصِيْرُ – ٢٨
Artinya: “Janganlah orang-orang beriman menjadikan orang kafir sebagai pemimpin, melainkan orang-orang beriman. Barang siapa berbuat demikian, niscaya dia tidak akan memperoleh apa pun dari Allah, kecuali karena (siasat) menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu akan diri (siksa)-Nya, dan hanya kepada Allah tempat kembali.”
Taqiyyah diperbolehkan asal kondisi seorang mukmin terdesak dan berada dalam kumpulan minoritas serta berada dalam lingkungan kaum kafir yang mayoritas tidak menyikai Islam atau bahkan memiliki kecenderungan yang mengkhawatirkan. Oleh sebab itu, demi menjaga keselamatan, kehormatan diri, dan agama taqiyyah diperbolehkan atau dalam kata lain taqiyyah dilakukan hanya saat dalam keadaan atau kondisi yang benar – benar darurat.
Baca Juga: Kisah Muhammad Ali Menemukan Islam: Dari Isu Perbudakan Hingga Menemukan Islam
Anggapan Taqiyyah Sebuah Kewajiban
Menegakkan kebenaran serta melarang kemunkaran merupakan tugas pribadi bagi setiap muslim. Namun ada kalanya seseorang tidak bisa memungkiri keadaan ketika berhadapan dengan ketidakadilan yang menyesatkan.
Mungkin ketika menghadapi sebuah bahaya yang mengancam nyawa. Seseorang akan dihadapkan kebingungan. Hal inilah yang menyebabkan taqiyyah boleh dilakukan.
Tindakan pencegahan melawan ancaman penyiksaan dengan cara menyembunyikan keyakinan dan praktik keagamaan dapat ditunjukkan melalui sikap berpura – pura atau untuk istilah ini disebut dengan apa itu taqiyyah.
Dalam buku Ensiklopedi Oxford Dunia Islam modern bahwa terdapat kalangan kelompok Syiah bahwa sejak zaman dahulu menjadi penyiksaan bau keagamaan secara terus menerus oleh kelompok mayoritas dan pemegang kekuasaan politik.
Menurut pengemban prinsip taqiyyah, diperbolehkan untuk melakukan perlawanan tidak hanya pasif atau diam – diam melainkan secara aktif berdasarkan keyakinan mereka yang sesungguhnya. Hal ini dilakukan untuk melindungi nyawa, harta benda, dan praktik keagamaan.
Praktik pendefinisian taqiyyah ini diambil dari tindakan Ali bin Abi thalib yang memilih bersumpah setia kepada para pemimpin yang diakui mayoritas namun dikutuk kaum Syiah sebagai kaum bid’ab.
Mereka mendasari pembenaran prinsip dengan sejumlah dalil Al Qur’an diantaranya ali imran ayat 28 yang artinya “Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka.”
Praktik Taqiyyah
Taqiyyah merupakan sebuah praktik yang sudah dilakukan sejak lama sejak masa Imam Ja’far as-Shadiq (765 M), gerakan bawah tanah pro Syiah yang meluas telah memanfaatkan taqiyyah untuk menyembunyikan aktivitas revolusioner.
Imam Ja’far sebaliknya mendesak pengikutnya untuk menerima status minoritas secara damai dan sebagai penggantinya terhadap aksi pemberontakan maka mempraktikkan bentuk taqiyyah yang selanjutnya menjadi doktrik quietis dalam agama yang kemudian dipoles dengan penafsiran sendiri atas dalil Al Qur’an.
Dalil yang dimaksud ialah surah al Hujurat tentang anjuran dan seruan bertaqiyyah. Setelah itu, situasi penganiayaan tampak ataupun tidak mendorong meningkatnya kebergantungan pada konsep ini sehingga menjadikan hukum bertaqiyyah adalah kewajiban dan bersifat mutlak.
Hingga saat ini, doktrin dan praktik taqiyyah masih berlangsung dan dilaksanakan secara luas oleh kaum Syiah dan minoritas lainnya. Penggunaan prinsip Taqiiyah ini lebih banyak dan populer diakui oleh kalangan Syiah secara umum.
Dalam kajian hukum Islam, taqiyyah juga memiliki dasar yang kuat. Beberapa ulama berpendapat bahwa tindakan ini diperbolehkan dalam situasi tertentu, terutama ketika nyawa terancam.
Apa itu taqiyyah bukan hanya sekadar pernyataan, tetapi merupakan bagian dari praktik untuk melindungi diri dan menjaga ajaran agama tetap hidup dalam kondisi sulit.
Lebih lanjut, apa itu taqiyyah juga berhubungan dengan prinsip kemanusiaan yang lebih luas. Tindakan ini menunjukkan bahwa Islam menghargai kehidupan dan keselamatan individu.
Dengan demikian, taqiyyah tidak hanya dilihat sebagai penghindaran dari tekanan, tetapi juga sebagai cara untuk mempertahankan nilai-nilai spiritual dalam situasi yang ekstrem.
Secara keseluruhan, taqiyyah merupakan konsep yang kompleks dalam ajaran Islam. Memahami apa itu taqiyyah penting bagi umat Muslim dan masyarakat umum untuk menghargai bagaimana keyakinan dapat dipraktikkan dalam berbagai kondisi.
Dengan pendekatan yang tepat, taqiyyah dapat menjadi alat untuk melindungi iman tanpa kehilangan esensi dari ajaran agama itu sendiri.
Itu tadi penjelasan tentang apa itu taqiyyah semoga dari informasi yang diberikan dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Baca Juga: Kisah Hasan dan Husein Cucu Kesayangan dari Nabi Muhammad SAW
Menunaikan ibadah umroh merupakan impian bagi setiap umat muslim. Sebelum menunaikan ibadah umroh calon jamaah harus memilih biro perjalanan yang terpercaya. Salah satu biro umroh terbaik dan terpercaya adalah umroh Bandung yang menyediakan paket promo umroh Bandung dan Umroh Plus Turki Bandung.
Baca Juga:
- Sejarah Ibadah Haji dan Umroh
- 32 Doa Untuk Orang Umroh Mabrur yang Dapat Dipanjatkan
- 7 Tips Menghadapi kerumunan Saat sedang Tawaf di…
- 15 Sebutan Nama Lain Al Qur'an yang Diperbolehkan…
- Hikmah Haji dan Umroh
- Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh
- Pentingnya Mencari Biro Umroh Terpercaya dan Terlisensi
- Merencanakan Umroh Keluarga: Tips dan Saran
- Oleh-oleh Haji dan Umrah
- Mengenal Jannatul Baqi