Pendahuluan
Sebelum kedatangan Islam, Mekkah dan Jazirah Arab pada umumnya adalah penyembah berhala atau menganut Paganisme. Dalam Al-Qur’an dan literatur Islam, zaman ini disebut juga dengan zaman Jahiliyah. Digambarkan bahwa di zaman tersebut, Ka’bah dikelilingi oleh ratusan berhala. Masing-masing berhala dibuat oleh pemuja dan kelompoknya masing-masing.
Tulisan ini akan memberikan pengetahuan untuk Anda tentang nama-nama berhala yang disembah pada masa jahiliyah. Yuk, simak tulisan ini sampai selesai.
Zaman Jahiliyah
Sebelum datangnya Islam di Jazirah Arab, Ka’bah merupakan salah satu titik transit bagi banyak saudagar antara Syam dan Persia. Hal ini menjadikan Ka’bah sebagai tempat strategis bagi banyak suku-suku di Arab sekaligus bagi para pendatang yang ingin beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan jauh dalam rute perdagangan mereka. Di zaman sebelum kedatangan Islam ini, Al-Quran dan Hadits menyebutnya sebagai Zaman Jahiliyah.
Dalam buku berjudul Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad oleh Moenawar Khalil, istilah Zaman Jahiliyah dalam bahasa Arab berarti Zaman Kebodohan. Dalam buku berjudul Jahiliyah Jilid II (2015) oleh Muhammad Hendra, zaman kebodohan disebut juga zaman Jahiliyah yang artinya kebodohan yang keluar dari nilai-nilai keislaman dan meliputi seluruh makna penyelewengan.
Bangsa Arab pada masa itu terkenal dengan kekejaman, peperangan, minum-minuman, foya-foya, dan merendahkan derajat wanita. Maka dari itu, istilah zaman Jahiliyah sebelum datangnya Nabi, disebutkan identik dengan sifat manusianya yang tidak manusiawi.
Baca juga: Mengenal Zaman Jahiliyah, Masa Dimana Islam Belum Dikenal
Di samping itu, melahirkan anak perempuan dianggap sebagai suatu aib yang membuat banyak orang enggan untuk membesarkan mereka. Akibatnya, banyak bayi perempuan yang dibuang dan dikubur hidup-hidup. Hal itu dikatakan dalam al-Qur’an sebagai berikut:
“Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan (juga) kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka itu adalah suatu dosa yang besar.” (QS Al-Isra’: 31)
Agama Islam melihat zaman Jahiliyah sebagai sebuah zaman yang gelap dan penuh kebodohan, yang tidak memiliki petunjuk hidup yang benar. Oleh karena itu, datangnya agama Islam dan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah SWT dianggap sebagai sebuah anugerah besar yang membawa petunjuk hidup yang sejati dan benar kepada manusia.
Pada zaman Jahiliyah, di sekitar dan di dalam Ka’bah terdapat sekitar ratusan berhala yang disembah oleh berbagai suku Arab. Berhala-berhala ini melambangkan dewa-dewa yang mereka anggap sebagai perantara kepada Tuhan atau sebagai penguasa alam tertentu. Ada berhala yang kecil, namun ada juga yang besar. Ukuran besar kecilnya sebuah berhala menandakan status sosialnya dalam strata masyarakat Arab Quraisy di waktu itu.
Golongan manusia yang dimaksud dengan bangsa Jahiliyah atau hidup di zaman Jahiliyah adalah penyembah berhala atau patung yang ada di wilayah Arab sebelum Islam datang. Mereka tidak mengikuti agama Islam dan tidak mengenal Nabi Muhammad sebagai pimpinan mereka.
BERHALA-BERHALA QURAISY
Berhala adalah patung atau benda yang disembah oleh masyarakat Arab sebelum mengenal Islam. Berhala-berhala tersebut umumnya terbuat dari batu, kayu, logam mulia dan tanah liat yang dibentuk sesuai bentuk mereka. KH Asep mengatakan, para leluhur mereka yang diidentifikasi melalui patung-patung dan diberi nama. Di antara nama berhala yang paling dianggap tinggi posisinya adalah Al-Lata, Al-Uzza, Manat dan Hubal. Berikut beberapa berhala yang disembah oleh masyarakat Arab:
- Al-Lata: Berhala perempuan yang dianggap anak tuhan
- Al-Uzza: Berhala terkuat yang juga dianggap anak tuhan
- Manat: Berhala ketiga
- Hubal: Berhala yang paling dimuliakan masyarakat Arab, terutama Bani Quraisy
- Isaf:
- Nailah:
- Uqaisir:
- Al-Jaisad:
- Dzul Khulasah:
- Suwa:
- Dzu al-Kaffayn: Berhala milik Amr bin Hamamah dari Bani Daws yang dihancurkan oleh Thufayl bin Amr al-Dawsi atas perintah Nabi Muhammad
Berhala-berhala tersebut terbuat dari berbagai bahan seperti batu, kayu, tembaga, emas, dan perak. Bentuknya pun beragam, mulai dari yang berwujud manusia hingga hewan. Berhala-berhala tersebut ditempatkan di dalam dan sekitar Ka’bah.Orang-orang Arab memuja berhala saat thawaf dengan harapan mendapatkan syafaat atau pembelaan.
Fathul Makkah
Ketika Nabi Muhammad ﷺ menaklukkan Mekkah pada tahun 8 Hijriah (630 M), beliau membersihkan Ka’bah dari semua berhala ini. Peristiwa tersebut menjadi momen penting dalam penegakan tauhid (keesaan Allah) dalam Islam.
Baca juga: Peristiwa Karbala: Titik Awal Perpecahan Islam Sunni dan Syiah
Penyembahan berhala mulai hilang setelah bangsa Arab menyatakan keislamannya di hadapan Rasulullah SAW.Rasulullah SAW menyuruh para sahabat untuk menghancurkan berhala-berhala di sekitar Ka’bah.
PERINTAH MENEGAKKAN TAUHID DAN MENJAUHI KEMUSYRIKAN
Ketika Nabi Muhammad ﷺ menaklukkan Mekkah pada tahun 8 Hijriah (630 M), beliau membersihkan Ka’bah dari semua berhala ini. Peristiwa tersebut menjadi momen penting dalam penegakan tauhid (keesaan Allah) dalam Islam.
Ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa syirik adalah dosa yang paling besar dan berhala adalah salah satu sarana terbesar menuju syirik. Oleh karena itu, umat Islam diperintahkan untuk menjauhi segala bentuk penyekutuan Allah dan tetap berpegang teguh pada prinsip tauhid.
Al-Qur’an menegaskan bahwa dosa syirik (menyekutukan Allah) adalah dosa besar yang tidak akan diampuni jika seseorang meninggal dalam keadaan syirik, kecuali jika ia bertaubat semasa hidupnya. Berikut adalah beberapa ayat yang membahas dosa syirik:
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. (Surah Luqman (31:13)
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” Surah An-Nisa’ (4:36)
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan-Nya), dan Dia mengampuni dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” Surah An-Nisa’ (4:48)
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah tersesat jauh sekali.” Surah An-Nisa’ (4:116)
Ayat-ayat di atas tersebut menunjukkan betapa beratnya dosa syirik dalam pandangan Islam, karena syirik merusak prinsip dasar tauhid (keesaan Allah), yang menjadi inti ajaran agama Islam.
Juga dalam hadits berikut yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud r.a., ia berkata:
“Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ, ‘Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?’ Beliau bersabda, ‘Engkau menjadikan sekutu bagi Allah, padahal Dia yang menciptakanmu.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ibrahim berkata, ‘Ya Tuhanku, jauhkanlah aku dan anak-anakku dari penyembahan berhala.’” (QS. Ibrahim: 35). Kemudian Nabi ﷺ berkata, ‘Perhatikanlah! Ibrahim adalah kekasih Allah, tetapi ia tetap takut (terjerumus dalam berhala). (HR. Bukhari)
Hadis ini menekankan perlunya seorang mukmin selalu meminta perlindungan kepada Allah dari bahaya syirik dan berhala, karena godaan itu dapat menimpa siapa saja.
Kesimpulan
Demikianlah ulasan tentang nama-nama berhala pada zaman Jahiliyah. Semoga menjadi wawasan yang bermanfaat dan semoga kita senantiasa dijauhkan dari syirik dan dihindarkan dari Kesesatan.
Konsultasikan rencana umroh dan haji Anda bersama kami, Rawda Travel Umroh Bandung. Rawda Travel merupakan biro perjalanan Umroh yang ada di Bandung. Dapatkan Promo Umroh Bandung bersama Rawda Travel yang sudah berpengalaman melayani keberangkatan ke Tanah Suci. Kami juga menawarkan Umroh plus Turki Bandung. Percayakan perjalanan Anda kepada kami demi kekhusyukan umroh dan haji Anda.
Baca Juga:
- Apa Itu Taqiyyah? Pengertian Serta Hukumnya Dalam Islam
- Kontroversi di balik Terbentuknya Nation of Islam (NOI) di Amerika
- Peristiwa Karbala: Titik Awal Perpecahan Islam Sunni dan Syiah
- Mengapa Karbala menjadi kota suci bagi Syiah?
- Kisah Hasan dan Husein Cucu Kesayangan dari Nabi Muhammad SAW
- Mengenal Jannatul Baqi
- Letter from Hajj, Surat dari Malcolm X Ketika Sedang Berhaji untuk Dunia
- Biografi Singkat Syekh Junaid Al-Batawi, Imam Besar Masjidil Haram dari Betawi
- Biografi Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Ulama Besar di Mekkah Asal Minangkabau
- Mengenal Wadi al Aqeeq dan Sejarahnya
Baca Juga:
- Sejarah Ibadah Haji dan Umroh
- 32 Doa Untuk Orang Umroh Mabrur yang Dapat Dipanjatkan
- 7 Tips Menghadapi kerumunan Saat sedang Tawaf di…
- 16 Tempat bersejarah di Mekkah dan Madinah
- Hikmah Haji dan Umroh
- Merencanakan Umroh Keluarga: Tips dan Saran
- Mengenal Jannatul Baqi
- 7 Seluk Beluk Perbedaan Haji dan Umroh
- Siapa Yakjuj dan Makjuj Dan Kaitannya Dengan Hari Kiamat
- Mengenali Etika dan Adab Saat Berinteraksi dengan…