Ada klaim yang mengatakan bahwa sisa-sisa Bahtera Nabi Nuh ada di Turki, tepatnya di Gunung Ararat. Namun, klaim ini masih menjadi kontroversi dan belum bisa dipastikan kebenarannya secara ilmiah.
Penemuan sisa kapal Nabi Nuh di Gunung Ararat telah menjadi topik perdebatan panjang, dengan beberapa ekspedisi yang mengklaim telah menemukan bukti fisik dari bahtera tersebut. Berikut adalah beberapa poin terkait temuan ini:
Kisah Bahtera Nuh dalam Al-Quran dan Injil
Kisah Bahtera Nabi Nuh adalah salah satu cerita yang terkenal di dalam kitab suci agama-agama Abrahamik, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Cerita ini mengisahkan tentang Nabi Nuh yang diperintahkan oleh Tuhan untuk membangun sebuah bahtera besar guna menyelamatkan diri, keluarganya, dan sepasang dari setiap jenis hewan dari sebuah banjir besar yang akan menghancurkan seluruh bumi. Meskipun esensi dari kisah ini serupa di ketiga agama, terdapat perbedaan dalam detail dan penyajian cerita dalam Al-Qur’an, Injil, dan Taurat.
Dalam Islam, kisah Nabi Nuh terdapat di beberapa surah dalam Al-Qur’an, yang paling detail berada di Surah Hud (ayat 25-49) dan Surah Nuh (ayat 1-28). Nabi Nuh digambarkan sebagai nabi yang diutus oleh Allah untuk menyeru kaumnya agar kembali ke jalan yang benar dan meninggalkan penyembahan berhala.
Dalam Kristen, kisah Nabi Nuh terdapat dalam Kitab Kejadian (Genesis 6:9-9:17). Dalam Injil, kisah Nuh juga berfokus pada ketaatan dan keadilan, serta hubungan Tuhan dengan manusia yang diperbarui setelah banjir. Dalam tradisi Yahudi, kisah Nabi Nuh terdapat dalam Taurat, yang dalam hal ini adalah bagian dari Kitab Kejadian (Genesis), sama seperti dalam Injil. Ceritanya hampir identik dengan narasi yang terdapat dalam Kitab Kejadian di Perjanjian Lama. Cerita tersebut dapat dijumpai pada beberapa ayat, misalnya Genesis 6:9, Genesis 6:14-21, Genesis 9:1-17.
Namun, yang menjadi pertanyaan besarnya adalah, bagaimana mungkin sebuah kapal yang sedemikian besar dapat bertahan selama banjir tersebut, dan apakah bukti fisiknya dapat ditemukan di dunia nyata? Sebuah tim peneliti di Turki telah memulai proyek ambisius untuk mencari tahu apakah gundukan berbentuk perahu di Gunung Ararat mungkin menjadi lokasi sebenarnya dari Bahtera Nabi Nuh. Gunung Ararat, yang terletak di perbatasan Turki dekat Iran dan Armenia, dianggap oleh beberapa peneliti dan tradisi agama sebagai tempat berlabuhnya Bahtera Nuh setelah air bah surut, seperti disebutkan dalam Al-Quran dan Alkitab.
Awal Mula
Pada tahun 2010, sekelompok peneliti Turki dan Tionghoa dari organisasi Noah’s Ark Ministries International mengklaim bahwa mereka menemukan sisa-sisa kayu yang berusia sekitar 4.800 tahun di Gunung Ararat, yang mereka yakini sebagai sisa-sisa Bahtera Nabi Nuh. Mereka bahkan merilis foto-foto dan sampel kayu yang mereka klaim berasal dari bahtera.
Proyek ini telah menjadi perbincangan hangat karena menarik perhatian masyarakat internasional. Tim yang terdiri dari ahli dari Universitas Teknik Istanbul (İTÜ), Universitas Andrew, dan Universitas Ağrı İbrahim Çeçen (AİÇÜ) telah bekerja keras selama hampir satu tahun di lokasi yang terletak di distrik Doğubayazıt di Ağrı, Turki.
Formasi geologi yang menjadi fokus penelitian ini adalah gunung tertinggi di Turki yang tingginya mencapai 16.500 kaki (5.029 Meter). Sejak penemuan formasi tersebut pada tahun 1956, masyarakat telah menyebutnya sebagai potensi lokasi Bahtera Nabi Nuh. Gunung ini bahkan memiliki tampilan seperti sebuah bahtera.
Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan sampel batuan dan tanah dari lokasi tersebut yang selanjutnya akan dianalisis oleh laboratorium ITU. Tim peneliti berharap bahwa hasil analisis ini akan memberikan bukti yang lebih konkret mengenai usia dan aktivitas manusia di gundukan berbentuk perahu ini, yang diyakini berkaitan dengan kisah Alkitab tentang Banjir Besar.
Pencarian Arkeologis
Hasil analisis awal dari sampel batuan dan tanah yang dikumpulkan oleh tim peneliti menunjukkan bukti yang menarik. Sampel tersebut mengandung bahan tanah liat dan laut, serta jejak makanan laut. Menurut para peneliti, temuan ini mengindikasikan adanya aktivitas manusia di lokasi tersebut antara tahun 5500 hingga 3000 SM.
Kisaran waktu ini sejalan dengan perkiraan masa banjir besar dalam Alkitab, yang dinyatakan terjadi sekitar 5.000 tahun yang lalu. Penelitian ini memberikan harapan bahwa situs geologi ini mungkin adalah lokasi yang sebenarnya dari Bahtera Nabi Nuh. Namun, penelitian masih berlangsung, dan para peneliti menyadari bahwa diperlukan lebih banyak bukti dan analisis yang mendalam untuk memastikan keaslian temuan mereka.
Profesor Faruk Kaya dari Universitas Ağrı İbrahim Çeçen mengatakan bahwa hasil awal ini mengungkap aktivitas manusia dalam kurun waktu yang relevan dengan kisah banjir, tetapi masih memerlukan waktu yang lebih lama untuk memverifikasi keberadaan kapal itu dengan pasti.
Temuan
Beberapa tim peneliti, terutama dari Turki dan Cina, mengklaim pada tahun 2010 bahwa mereka menemukan struktur kayu yang terkubur di puncak Gunung Ararat pada ketinggian sekitar 4.000 meter. Kayu tersebut diklaim berasal dari sekitar 4.800 tahun lalu, yang sesuai dengan periode waktu cerita Bahtera Nuh menurut beberapa ahli sejarah. Struktur kayu itu dianggap sebagai bagian dari bahtera besar.
Meskipun ada klaim penemuan kayu di Ararat, banyak ilmuwan arkeologi dan geologi skeptis mengenai validitas penemuan tersebut. Beberapa menganggap struktur kayu yang ditemukan mungkin hanyalah formasi geologi atau bangunan buatan manusia dari periode sejarah yang berbeda. Tidak ada bukti konklusif yang dapat menghubungkan temuan tersebut dengan bahtera Nabi Nuh secara definitif.
Kontroversi
Kontroversi mengenai penemuan Bahtera Nabi Nuh di Turki muncul dari beberapa pihak. Dr. Andrew Snelling, seorang akademisi dari University of Sydney, sebelumnya berpendapat bahwa Gunung Ararat tidak bisa menjadi lokasi Bahtera karena menurutnya gunung tersebut baru terbentuk setelah air banjir surut.
Selain itu, sebagian besar sarjana dan arkeolog tidak menganggap cerita Bahtera Nabi Nuh sebagai kejadian harfiah dalam sejarah. Meskipun begitu, penelitian ini tetap menciptakan debat dan antusiasme di kalangan yang mempercayai kisah tersebut secara harfiah.
Dalam Al Quran dan Alkitab, cerita Bahtera Nabi Nuh adalah salah satu cerita penting yang menggambarkan peristiwa banjir besar sebagai tindakan Tuhan dalam membersihkan dunia dari kejahatan dan kerusakan manusia. Dengan penelitian yang sedang berlangsung, mungkin akan ada perkembangan lebih lanjut dalam upaya untuk memverifikasi atau menggugat kisah tersebut.
Antara Keyakinan Religius dan Bukti Ilmiah
Bagi banyak orang, terutama yang memiliki latar belakang religius, pencarian Bahtera Nuh adalah bagian dari keyakinan akan kebenaran kisah tersebut. Namun, secara ilmiah, bukti fisik yang sahih dan diverifikasi masih belum ada. Banyak arkeolog dan ilmuwan menyarankan agar klaim tersebut dipelajari lebih dalam dengan metode yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Meskipun klaim penemuan Bahtera Nuh di Gunung Ararat telah beredar selama bertahun-tahun, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang cukup kuat untuk mendukung klaim tersebut. Pencarian bahtera ini tetap menjadi tantangan, baik dari sisi geografis maupun ilmiah.
Salah satu alasan utama mengapa klaim-klaim tentang penemuan Bahtera Nabi Nuh di Gunung Ararat belum diterima secara luas oleh komunitas ilmiah adalah kurangnya bukti yang dapat diverifikasi.
Penutup
Demikianlah sekilas informasi tentang kontroversi mengenai bahtera Nabi Nuh yang konon diduga berada di Turki. Semoga informasi ini bermanfaat untuk pembaca semua.
Bagi Sahabat yang hendak melakukan ibadah haji maupun umrah dapat memilih biro travel yang sudah memiliki track record terpercaya. Rawda Umroh Bandung telah berpengalaman dan memiliki izin beroperasional sebagai penyedia jasa umroh. Salah satu paket umroh terbaik dari Rawda ialah Umroh Plus Turki Bandung. Sebagai penyedia jasa umrah terpercaya, Rawda menawarkan memiliki banyak pilihan paket umrah dan promo umroh Bandung yang dapat Anda sesuaikan dengan budget yang Anda miliki. Sahabat dapat cek beragam paket pilihan di link berikut ini.
Ingin perjalanan ibadah ke Tanah Suci lebih nyaman dan berkesan? Rawda Umroh Bandung jawabannya.
Baca Juga:
- Sejarah Kota Riyadh, Ibukota dari Kerajaan Arab Saudi
- Mengapa Aceh Disebut Sebagai Kota Serambi Mekah: Sejarah Dibaliknya
- Kiswah Ka’bah: Sejarah dan Perkembangannya Seiring Waktu
- Mengenal Masjid Qiblatain dan Sejarah Perubahan Arah Kiblat Umat Islam
- Mengenal Masjid Quba Dan Sejarahnya
- 16 Tempat bersejarah di Mekkah dan Madinah
- Tempat Bersejarah di Mekkah
- Sejarah Jabal Rahmah
- Sejarah Ibadah Haji dan Umroh
Baca Juga:
- Sejarah Ibadah Haji dan Umroh
- 32 Doa Untuk Orang Umroh Mabrur yang Dapat Dipanjatkan
- Mengenal Jannatul Baqi
- 16 Tempat bersejarah di Mekkah dan Madinah
- Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh
- Hikmah Haji dan Umroh
- 7 Tips Menghadapi kerumunan Saat sedang Tawaf di…
- Kisah Nabi Ibrahim Mencari Tuhan
- Merencanakan Umroh Keluarga: Tips dan Saran
- Kisah Raja Namrud Raja Sombong pada Masa Nabi Ibrahim AS