10 Tips Agar Para Jemaah Tidak Gampang Tersesat Ketika Pergi Haji

Serba-serbi Ibadah Haji, Tips Agar Jemaah Haji Tidak Tersesat Selama Beribadah di Tanah Suci - Harian Haluan

Ibadah haji adalah rukun Islam kelima yang wajib dilakukan oleh kaum Muslimin jika mampu. Haji juga merupakan perjalanan spiritual yang penuh dengan makna sehingga kita harus mempersiapkannya sebaik mungkin. Selain persiapan spiritual, jamaah haji juga harus mempersiapkan persiapan lainnya seperti persiapan finansial, fisik dan pengetahuan tentang seluk-beluk medan tempat dilaksanakannya ibadah Haji di Makkah dan Madinah.

Salah satu tantangan medan adalah seringnya jamaah yang tersesat selama pelaksanaan haji sehingga penguasaan medan menjadi tantangan terutama dalam hal navigasi karena banyaknya jamaah dan luasnya lokasi.

Berikut kami rangkum 10 tips agar tidak tersesat selama ibadah Haji yang dirangkum dari berbagai sumber:

1. Mempelajari Peta dan Rute Penting

Sebelum berangkat, pelajari peta rute Ibadah Haji dari Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Mina, Arafah, dan Muzdalifah. Pahami lokasi penting seperti tempat Tawaf, Sa’i, tempat melempar jumrah, dan tempat-tempat perhentian bus.

Jika diperlukan, Anda bisa membawa peta kecil atau menyimpan rute dalam aplikasi peta di HP secara offline. Hal ini sangat membantu memahami rute-rute penting dan dapat meminimalisir resiko tersesat selama Haji.

Baca juga: Bingung Dengan Pintu Yang Banyak di Masjid Nabawi? Berikut Panduannya!

2. Bawa Identitas Diri dan Informasi Kelompok

Identitas diri alias tanda pengenal sebagai jemaah haji Indonesia wajib dibawa selama di Tanah Suci. Dilansir laman resmi Kementerian Agama, terdapat enam identitas pengenal dengan fungsi berbeda, yang akan diberikan kepada jemaah haji Indonesia yaitu 1).  gelang Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), 2). gelang kesehatan, 3). gelang maktab, 4). kartu dokumen identitas perjalanan ibadah haji (DAPIH), 5). kartu alamat hotel, dan 6). kartu nomor bus.

Gelang PPIH memuat keterangan nomor paspor dan kelompok terbang (kloter) jemaah. Identitas tersebut memudahkan petugas untuk mengetahui nomor kloter dan pemondokan jemaah haji. Gelang tersebut diberikan kepada jemaah haji Indonesia ketika di Embarkasi Tanah Air. Gelang maktab menunjukan nomor maktab, nama ketua, dan nomor kontak yang bisa dihubungi. Gelang tersebut diberikan kepada jamaah setibanya di Pemondokan Mekkah.

Gelang kesehatan menunjukkan kondisi kesehatan jemaah haji, terutama berusia lebih dari 60 tahun. Terdapat tiga warna, merah untuk jamaah lebih dari 60 tahun dan memiliki penyakit. Gelang warna kuning menunjukkan jemaah berusia lebih dari 60 tahun dengan riwayat penyakit. Gelang warna hijau menunjukkan jemaah berusia lebih dari 60 tahun dengan kondisi sehat.

Identitas lainnya berupa dokumen identitas perjalanan haji (DAPIH) yang memuat nama jemaah dan ditempel dengan paspor. Ada kartu hotel, berisi alamat pemondokkan yang akan diberikan kepada jemaah setibanya di hotel. Terakhir kartu nomor bus yang menunjukkan nomor dan rute bus.

Bawalah beberapa atau salah satu di antara identitas tersebut selama berada di Tanah Suci. Anda dapat menunjukkannya pada petugas saat bingung. Mereka akan lebih mudah untuk membantu dan memberikan petunjuk lebih tepat. Selain itu, Anda juga harus menyimpan informasi kontak ketua rombongan dan tempat penginapan.

3. Kenali Titik Temu

Titik temu ibadah haji biasanya merujuk pada lokasi-lokasi utama di mana jemaah haji berkumpul untuk melaksanakan rangkaian ibadah yang telah ditentukan. Tentukan titik temu dengan kelompok haji atau rombongan. Bisa berupa tempat yang mudah dikenali di Masjidil Haram atau di area lain, sehingga jika terpisah, Anda tahu di mana harus bertemu kembali.

4. Gunakan Penanda Visual

Penanda visual dalam ibadah haji sangat penting untuk membantu jemaah mengenali lokasi dan kelompok mereka di tengah kerumunan jutaan orang. Beberapa penanda visual yang sering digunakan adalah:

  1. Bendera atau Panji-Panji Kelompok
  2. Seragam Jemaah
  3. Tanda Pengenal (ID Card)
  4. Tas atau Aksesoris Khusus
  5. Payung Berwarna
  6. Tanda di Tenda Mina atau Arafah
  7. Rambu atau Papan Petunjuk

Penggunaan penanda visual ini sangat membantu dalam mempermudah orientasi jemaah haji, menghindari tersesat, dan menjaga agar mereka tetap bisa berkumpul dengan kelompoknya.

Pemerintah Republik Indonesia (RI) juga telah merilis seragam haji yang akan dibagikan kepada jemaah haji. Seragam haji terbaru yang dirilis pada 12 Desember 2023, berwarna ungu dengan motif batik Sekar Arum Sari. Terinspirasi dari melati putih, motif kawung, motif truntum, motif songket dan tenun, serta burung garuda.

Seragam untuk jemaah haji Indonesia tersebut dapat terlihat lebih mencolok dan menjadi pembeda dari jemaah haji negara lain, ditambah lagi ada motif khusus yang jadi ciri khasnya, sehingga dapat lebih mudah dikenali dan ditemukan saat tersesat.

Mengenal Motif dan Filosofi Seragam Baru Jamaah Haji Indonesia, Batik Sekar Arum Sari Warna Ungu - Jawa Pos

5. Gunakan Aplikasi Haji

Manfaatkan aplikasi navigasi haji yang disediakan oleh pemerintah Indonesia, Arab Saudi atau pihak penyelenggara haji. Beberapa contohnya seperti Manasik Haji dan Umrah Kemenag, Tawaf App, Hajj Navigator, Haji Pintar, Hajj Umrah Guide, Saudi Ministry of Hajj and Umrah Apps (Eatmarna & Nusuk).

Beberapa aplikasi ini menyediakan panduan rute dan informasi penting mengenai lokasi-lokasi ibadah, layanan transportasi, hotel, serta informasi wisata religi di Makkah dan Madinah.

Dengan adanya aplikasi-aplikasi ini, ibadah haji bisa lebih mudah dipantau dan dijalankan, serta meminimalisasi kesulitan yang mungkin dihadapi jemaah, terutama yang pertama kali menjalankan haji.

6. Hindari Pergi Sendirian

Menghindari pergi sendirian selama ibadah haji adalah salah satu tindakan penting yang dianjurkan demi keselamatan, kenyamanan, dan kelancaran ibadah. Dengan jutaan jemaah dari berbagai penjuru dunia yang hadir, area seperti Masjidil Haram, Arafah, Mina, dan Muzdalifah bisa sangat ramai dan membingungkan. Berpergian dalam kelompok atau bersama rombongan mengurangi risiko tersesat atau terpisah dari kelompok.

Berpergian sendirian juga meningkatkan risiko kecelakaan, seperti jatuh, sakit mendadak, atau tertabrak di tengah kerumunan besar. Jika terjadi sesuatu, lebih mudah untuk mendapatkan bantuan jika bersama kelompok. Jika berada dalam kelompok, Anda dapat mengikuti penanda visual kelompok seperti bendera atau tanda yang dipegang oleh pemimpin rombongan (muthawwif), sehingga lebih mudah untuk kembali ke tempat yang dituju.

7. Perhatikan Penanda Jalan dan Nomor Gerbang

Memperhatikan penanda jalan ketika menunaikan ibadah haji sangat penting untuk memastikan jemaah tidak tersesat, terutama di tengah kerumunan yang sangat besar. Penanda jalan mempermudah jemaah menemukan lokasi penting, seperti Masjidil Haram, Mina, Arafah, Muzdalifah, tenda, toilet, dan hotel.

Masjidil Haram memiliki banyak pintu yang mirip satu sama lain. Setiap pintu biasanya memiliki nomor dan nama, seperti Pintu King Abdulaziz, Pintu Bab Al-Salam, atau Pintu King Fahd. Sangat penting untuk mencatat nama pintu masuk dan keluar agar Anda bisa kembali ke lokasi semula setelah tawaf atau sa’i.

Baca Juga: Bingung Dengan Pintu Yang Banyak di Masjid Nabawi? Berikut Panduannya!

Arab Saudi menyediakan penanda jalan dalam beberapa bahasa, termasuk bahasa Arab, Inggris, dan bahasa lain yang banyak digunakan oleh jemaah haji, seperti Indonesia, Urdu, dan Prancis. Memperhatikan tanda-tanda dalam bahasa yang Anda pahami akan sangat membantu dalam navigasi.

Beberapa rambu juga menggunakan simbol visual, seperti gambar Masjidil Haram, toilet, atau tanda arah untuk mempermudah pemahaman. Hal ini sangat membantu bagi mereka yang tidak familiar dengan bahasa Arab atau bahasa lain yang digunakan.

8. Tetap Dekat dengan Kelompok

Mayoritas jamaah haji yang tersesat umumnya adalah yang terpisah dari kelompoknya. Jangan terlalu jauh dari ketua kelompok atau penanda rombongan. Saat di lokasi ramai seperti area tawaf atau melempar jumrah, penting untuk tetap berada dekat dengan kelompok Anda.

9. Bawa Ponsel yang Terisi Baterainya

Pastikan ponsel Anda selalu dalam kondisi baterai penuh, dan simpan nomor kontak ketua rombongan, teman, atau anggota keluarga yang bisa dihubungi jika tersesat.

Pastikan perangkat komunikasi yang Anda gunakan sudah disesuaikan dan dapat digunakan selama di Tanah Suci. Kamu juga bisa membawa pengisi daya cadangan dan sudah memiliki roaming data. Hal ini bertujuan untuk berjaga-jaga di saat tidak terduga.

Baca juga: 11 Perlengkapan Wajib Umroh Yang Harus Dibawa

10. Tetap Tenang dan Berdoa

Jika tersesat, usahakan untuk tetap tenang. Cari tempat yang aman dan tidak terlalu ramai, kemudian hubungi ketua rombongan atau pihak penyelenggara. Berdoa juga bisa membantu menenangkan diri dan mempercayai bahwa Allah SWT akan memberikan jalan keluar.

Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat mengurangi risiko tersesat selama menunaikan ibadah haji dan fokus pada pengalaman spiritual yang lebih bermakna.

Sebagai penyedia jasa haji dan umrah yang telah berpengalaman, Rawda Travel memiliki banyak pilihan paket umrah yang dapat Anda sesuaikan dengan budget yang Anda miliki. Sebagai biro Umroh Bandung, Rawda Umroh telah berpengalaman dan memiliki izin beroperasional sebagai penyedia jasa umrah. Salah satu paket umrah terbaik dari Rawda ialah Umroh Plus Turki Bandung. Yuk segera konsultasikan keberangkatan umrah Anda bersama Rawda Umroh Bandung karena Rawda juga sering mengadakan promo umroh Bandung.

Baca Juga:

  1. Panduan manasik Haji dan Umrah bagi Jamaah Lansia
  2. Apa saja larangan Ihram?
  3. 12 Larangan Umroh dan Haji setelah Berihram
  4. Ingin Umroh Backpacker? Ini resikonya yang wajib diketahui
  5. Jangan Nekat! Berikut beberapa orang yang tertangkap masuk ke Makkah secara Ilegal
  6. Sejarah Ibadah Haji dan Umroh
  7. Panduan Manasik Umroh yang benar dan bermanfaat
  8. Mengatasi Hambatan Bahasa saat Pergi Melakukan Umrah dan Haji
  9. 7 Rekomendasi Hotel Murah dekat Masjidil Haram dengan Fasilitas Terbaik
  10. Bingung Dengan Pintu Yang Banyak di Masjid Nabawi? Berikut Panduannya!

You cannot copy content of this page