5 Alasan Larangan Penggambaran Nabi Muhammad SAW

5 Alasan Larangan Penggambaran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW, merupakan sosok nabi dan Rasul yang sangat dihormati dan dijunjung oleh umat Islam seluruh dunia.

Islam secara tegas melarang penggambaran visual Nabi Muhammad SAW. Larangan ini bukan sekadar aturan formal, melainkan juga memiliki akar yang dalam pada teologi Islam.

Larangan menggambar Nabi Muhammad SAW bertujuan untuk mencegah segala bentuk penyimpangan dan penyalahgunaan.

Penggambaran visualnya dikhawatirkan dapat mengarah pada pemujaan yang berlebihan, mendistorsi citra kenabiannya, dan membuka peluang bagi munculnya praktik-praktik yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Untuk pembahasa lebih lanjut mari baca terus artikel ini sampai habis ya

5 Alasan Larangan Penggambaran Nabi Muhammad SAW

Salah satu agama yang memiliki prinsip dan pedoman hidup yang sangat kuat adalah Islam, yang melarang visualisasi Nabi Muhammad.

Larangan ini memiliki dasar yang kuat dan latar belakang sejarah dan religius yang harus dipahami secara menyeluruh, meskipun terkadang kontroversial dan mungkin sulit dipahami bagi banyak orang di luar komunitas Muslim.

1. Mencegah Pengkultusan dan Penyembahan Berlebihan

Salah satu alasan utama larangan memvisualisasi Nabi Muhammad adalah untuk mencegah pengkultusan atau penyembahan berlebihan terhadap manusia.

Hanya Allah yang pantas dihormati dan disembah sepenuhnya dalam agama Islam.

Jika seseorang membuat gambar atau patung Nabi Muhammad, dikhawatirkan dapat menyebabkan mereka tidak melakukan ibadah atau penghormatan yang seharusnya diberikan hanya kepada Tuhan.

2. Fokus pada Pesan Agama

Larangan ini juga dibuat untuk memastikan bahwa umat Muslim berkonsentrasi pada ajaran agama dan moral Nabi Muhammad, bukan fisik atau penampilannya.

Dengan menghindari visualisasi Nabi, umat Muslim diingatkan untuk mempelajari pesan-pesan dan nilai-nilai seperti keadilan, kasih sayang, dan belas kasihan.

3. Menjaga Kemurnian Agama Islam

Dalam sejarah awal penyebaran Islam, ada kekhawatiran mengenai gambar atau patung Nabi Muhammad dapat menyebabkan interpretasi yang berbeda dan menyimpang dari pesan agama.

Larangan ini diterapkan untuk menjaga ajaran Islam tetap murni dan mencegah penyelewengan.

4. Menghindari Larangan Terhadap Etika

Tujuan lain dari melarang visualisasi Nabi Muhammad adalah untuk mencegah pelanggaran moral dan etika.

Dalam komunitas Muslim, tindakan Nabi yang salah atau kontroversial dapat menyebabkan kekacauan dan konflik, yang bertentangan dengan tujuan agama untuk membawa kedamaian dan keharmonisan.

5. Keadilan dan Kesetaraan

Larangan ini mewakili nilai-nilai kesetaraan Islam juga. Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai utusan Allah untuk semua orang, tidak peduli suku, etnis, atau latar belakang sosial mereka.

Larangan untuk memvisualisasikan Nabi mendorong umat Muslim untuk menghormati dan mengikuti ajarannya tanpa melihat gambar atau gambar visual.

Baca juga: Keutamaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Hadits Larangan Penggambaran Nabi Muhammad SAW

Gambaran bentuk tubuh Nabi Muhammad SAW memang merupakan isu yang sering diperdebatkan.

Menceritakan ciri fisik nabi secara lisan atau tulisan boleh, tetapi gambar? Ini akan ditolak oleh kebanyakan orang yang beragama Islam.

Dalam Al-Qur’an memang tidak ada larangan tentang gambar menggambar, tetapi ada hadis yang melarang menggambar manusia atau hewan secara umum.

 

عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي الْحَسَنِ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا إِذْ أَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا أَبَا عَبَّاسٍ إِنِّي إِنْسَانٌ إِنَّمَا مَعِيشَتِي مِنْ صَنْعَةِ يَدِي وَإِنِّي أَصْنَعُ هَذِهِ التَّصَاوِيرَ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ لَا أُحَدِّثُكَ إِلَّا مَا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ سَمِعْتُهُ يَقُولُ مَنْ صَوَّرَ صُورَةً فَإِنَّ اللَّهَ مُعَذِّبُهُ حَتَّى يَنْفُخَ فِيهَا الرُّوحَ وَلَيْسَ بِنَافِخٍ فِيهَا أَبَدًا فَرَبَا الرَّجُلُ رَبْوَةً شَدِيدَةً وَاصْفَرَّ وَجْهُهُ فَقَالَ وَيْحَكَ إِنْ أَبَيْتَ إِلَّا أَنْ تَصْنَعَ فَعَلَيْكَ بِهَذَا الشَّجَرِ كُلِّ شَيْءٍ لَيْسَ فِيهِ رُوحٌ

 

Dari Sa’id bin Abi Al Hasan berkata, Aku pernah bersama Ibnu ‘Abbas RA ketika datang seorang kepadanya seraya berkata; “Wahai Abu ‘Abbas, aku adalah seorang yang mata pencaharianku adalah dengan keahlian tanganku yaitu membuat lukisan seperti ini”.

Maka Ibnu ‘Abbas berkata: “Aku tidaklah menyampaikan kepadamu perkataan melainkan dari apa yang pernah aku dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang Beliau bersabda: “Siapa yang membuat gambar lukisan, Allah akan menyiksanya hingga dia meniupkan ruh (nyawa) kepada gambarnya itu dan sekali-kali dian tidak akan bisa mendatangkanhya selamanya”. Maka orang tersebut sangat ketakutan dengan wajah yang pucat pasi lalu berkata: “Bagaimana pendapatmu kalau aku tidak bisa meninggalkannya kecuali tetap menggambar?” Dia (Ibnu ‘Abbas) berkata: “Gambarlah olehmu pepohonan dan setiap sesuatu yang tidak memiliki nyawa”.(HR. Bukhari, No. 2073)

Hadis ini cukup spesifik tentang alasan wurud.

Sebagian besar ulama setuju bahwa inti dari keharaman menggambarkan ketakutan masyarakat akan kembali ke kebiasaan lama mereka, yaitu menyembah berhala.

Selain patung, media gambar saat itu juga populer digunakan sebagai sesembahan.

Mengenai gambar Nabi, tidak ada gambar wajah atau tubuh asli Nabi Muhammad yang digambarkan selama masa hidupnya.

Ciri-ciri fisik beliau dapat diidentifikasi melalui kisah para sahabatnya. seperti:

 

حَدَّثَنَا أَنَسٌ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَضْرِبُ شَعَرُهُ مَنْكِبَيْهِ

Selain itu, beberapa riwayat menunjukkan bahwa kulit Nabi Muhammad SAW adalah putih, dia tidak terlalu tinggi atau terlalu pendek, dan bahunya paling tinggi ketika dia duduk bersama sahabatnya.

Baca juga: Bagaimana Cara Memberi Salam kepada Nabi Muhammad di Makam Beliau di Madinah

Sosok Nabi Muhammad SAW bagi Umat Islam

Kita harus menyadari bahwa posisi Rasulullah SAW dalam agama Islam lebih dari sekadar membawa wahyu dari Allah. Namun, tanggung jawabnya jauh lebih luas dari itu.

Beliau SAW merupakan representasi dari semua perintah dan larangan Allah SWT, bukan hanya dari kitab-kitab wahyu, tetapi juga dari segala sesuatu yang beliau katakan, lakukan, dan bahkan bagaimana beliau terlihat dan bertindak.

Bahwa beliau adalah utusan resmi Allah SWT tidak dapat dihindari.

Karena itu, ekspresi wajahnya, senyum, kemarahan, dan tertawanya, serta cara dia berpakaian, menyisir rambut, merapikan jenggot dan kumisnya, dan tindakan kecil lainnya, semuanya bersumber dari hukum Islam.

Selain itu, semua informasi yang berkaitan dengan sosok Rasulullah SAW harus sah, shahih, benar, dan didasarkan pada bukti ilmiah dan otentik.

Tidak boleh hanya didasarkan pada imajinasi, hayal, ilusi, atau perkiraan pribadi orang yang tidak pernah bertemu langsung dengannya.

Dalam hal validitas syariah, apapun yang dianggap sebagai perkataan Rasulullah SAW harus ditolak mentah-mentah jika tidak ada jalur periwayatan yang shahih dan sah.

Jika tidak, apapun tindakan yang dianggap sebagai tindakan Rasulullah SAW juga harus dibuang.

Seluruh umat Islam setuju sepenuhnya bahwa gambar itu tidak benar-benar gambar Rasulullah SAW jika ada penghayal dari negara asing yang melukis wajah manusia dan mengklaim bahwa itu adalah wajah beliau SAW.

Kenapa kita tolak mentah-mentah?

Karena lukisan Nabi Muhammad SAW sebanding dengan hadits palsu, atau hadits maudhu’, lukisan itu harus dibuang.

Kita tidak boleh mengatakan bahwa gambar itu adalah gambar Nabi Muhammad SAW karena itu berarti kita membuat dan menyebarkan hadits palsu kepada orang lain.

Padahal orang yang menyebarkan hadits palsu menghadapi ancaman yang serius.

 

مَنْ حَدَّثَ عَنِّى بِحَدِيثٍ يُرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ

 

Siapa meriwayatkan suatu hadits dariku dan dia tahu bahwa itu adalah dusta, maka dia adalah salah satu dari para pendusta. (HR. Muslim)

Lukisan Nabi Muhammad SAW Karya Sahabat?

Jika ada orang lucu yang berandai-andai dan bertanya: bukankah lukisan itu asli jika ada seorang sahabat yang pernah membuat gambar Rasulullah SAW di masa hidupnya?

Meskipun tampaknya benar, itu masih menyisakan masalah besar. Meskipun dianggap bahwa sahabat itu pernah bertemu langsung dengan Rasulullah SAW, ada beberapa masalah penting lainnya yang perlu dijawab:

1. Seberapa Akurat Gambar Tersebut?

Seberapa mahir sahabat dalam menggambarkan wajah orang? Mungkin lukisannya malah tidak sama dan berbeda dari yang pertama. Sampai di sini, masalah lukis wajah SAW menjadi masalah.

2. Bagaimana Mengindentifikasi Keasliannya?

Sebagai contoh, anggaplah ada teman yang sangat baik dalam melukis, dan lukisannya sangat mirip dengan karya aslinya, tetapi masih ada masalah.

Problemnya adalah siapa yang dapat memastikan bahwa lukisan itu akan tetap asli hingga abad ke-21 ini?

Sebaliknya, semua keyakinannya itu sendiri terlalu memaksakan. Sepanjang sejarah umat Islam, tidak pernah ada satu pun dari para sahabat Nabi yang disebut sebagai orang yang mahir menggambar wajah manusia.

Larangan Tegas Penyembahan Patung, Lukisan dalam Islam

Patung, diorama, dan boneka adalah hasil seni kreativitas manusia yang masing-masing dianggap memiliki nilai estetika dan utilitas. Patung masih digunakan untuk melihat peristiwa bersejarah.

Patung-patung dan diorama yang menunjukkan nilai sejarah dan gambaran ketokohan seseorang dipasang di berbagai tempat seperti bangunan bersejarah, museum, gedung pemerintahan, dan tempat rekreasi.

Masyarakat Arab dulunya melakukan penyembahan patung, sehingga pembuatan patung pernah dilarang pada zaman Rasulullah karena alasan tertentu, yaitu ingin membersihkan aqidah Islam dari syirik.

Segala bentuk kemusyrikan yang telah mendarah daging dalam jiwa orang-orang Arab dan orang lain pada masa itu dihapus dengan tegas oleh agama Islam.

Islam mengharamkan banyak berhala karena mereka merupakan alat kemusyrikan.

Berikut dalil-dalil tentang pelarangan pembuatan patung, lukisan dan sejenisnya.

Sebuah hadits dari sahabat Ibnu Umar:

 

عَنْ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الَّذِينَ يَصْنَعُونَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُقَالُ لَهُمْ أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ. [متفق عليه]

 

Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya orang-orang yang membuat gambar-gambar ini akan disiksa di hari kiamat. Kepada mereka dikatakan: Hidupkanlah apa-apa yang kamu buat itu.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Jika dilihat secara tekstual hadits di atas, maka bisa dipahami tentang pengharaman

Namun, para ulama melihat pada hadits yang lain, di antaranya dari Aisyah Radhiyallahu anha,

 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ كُنْتُ أَلْعَبُ بِالْبَنَاتِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ لِي صَوَاحِبُ يَلْعَبْنَ مَعِي فَكَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ يَتَقَمَّعْنَ مِنْهُ فَيُسَرِّبُهُنَّ إِلَيَّ فَيَلْعَبْنَ مَعِي. [رواه البخاري]

 

Artinya: “Diriwayatkan dari Aisyah ra ia berkata: Aku selalu bermain boneka di dekat Nabi saw. Aku mempunyai beberapa orang teman yang bermain bersamaku. Apabila Rasulullah saw datang mereka bubar, lalu beliau mengumpulkan mereka untuk bermain kembali bersamaku.” (HR. Al-Bukhari).

Jadi, sebenarnya dalam Islam pun banyak pendapat yang mengemukakan bahwa pembuatan patung, lukisan, atau sejenisnya pun bisa diharamkan karena takut menjadi sarana praktik kemusyrikkan.

Apalagi jika patung atau lukisan tersebut merupakan ilustrasi dari sosok baginda Nabi Muhammad SAW.

Wujudkan Impian Naik Haji Bersama Umrah Bandung

Segera wujudkan impian Anda untuk melaksanakan Umrah di kota suci dengan layanan terbaik bersama Umrah Bandung.

Nikmati pengalaman ibadah yang berkesan dan nyaman. Manfaatkan juga Promo Umrah Bandung eksklusif kami!

Dapatkan fasilitas dan pelayanan terbaik dengan harga mulai dari 24,9 juta. Buat Anda yang ingin menjelajahi keindahan destinasi wisata unggulan di Turki bisa dengan Promo Umrah Plus Turki Bandung.

Temukan pengalaman perjalanan yang penuh makna dan berkesan bersama kami! Untuk Anda warga Bogor, jangan khawatir!

Temukan juga jasa terbaik persiapan perjalanan ibadah umrah besama Umrah Bogor. Kini melaksanakan ibadah umrah, bisa dengan penuh ketenangan dan kenyamanan.

 

You cannot copy content of this page