Kisah Saladin, Panglima perang penakluk kota Yerussalem

WhatsApp Image 2024 10 29 at 20.03.31 347456ec Kisah Saladin, Panglima perang penakluk kota Yerussalem

Salahuddin Yusuf Ibn Ayyub atau dalam pelafalan Orang Barat disebut dengan Saladin adalah seorang panglima perang dan pejuang muslim yang terkenal karena perannya dalam mempertahankan Yerusalem dalam Perang Salib. Tulisan ini akan memberikan wawasan tentang Kisah Saladin, panglima perang penakluk Kota Yerusalem.

Biografi Singkat Salahuddin Al-Ayyubi

Saladin mempunyai nama lengkap Shalahuddin Al-Ayyubi dan berasal dari bangsa Kurdi. Shalahuddin dilahirkan di benteng Tikrit, Irak pada tahun 1138 M, ketika ayahnya, Najmuddin Ayyub menjadi penguasa Seljuk di Tikrit. Saat itu, baik ayah maupun pamannya mengabdi kepada Imaduddin Zanki, gubernur Seljuk untuk kota Mosul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil merebut wilayah Balbek, Lebanon tahun 534 H/1139 M, Najmuddin Ayyub (ayah Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Baalbek dan menjadi pembantu dekat Raja Suriah Nuruddin Mahmud.

Selama di Baalbek inilah, Saladin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi, maupun politik. Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk mempelajari Agama Islam selama sepuluh tahun, dalam lingkungan istana Nuruddin. Pada tahun 1169, Shalahudin diangkat menjadi seorang wazir. Di sana, dia mendapatkan tugas untuk mempertahankan Mesir dari serangan Kerajaan Latin Jerusalem di bawah pimpinan Amalrik I. Pada saat itu, ia dipimpin oleh seorang Khalifah yang lemah bernama Al-Adid. Ketika sang Khalifah meninggal bulan September 1171, Saladin mulai mengonsolidasikan kekuatan dengan Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Sekarang Saladin menguasai Mesir, tetapi secara resmi bertindak sebagai wakil dari Sultan Nuruddin.

Naik ke Panggung Kekuasaan dan Mendirikan Dinasti Ayyubiyah

Di bawah kepercayaan Sultan Nuruddin, Salahuddin al Ayyubi melakukan revitalisasi perekonomian Mesir, mengorganisir ulang kekuatan hingga kematian Sultan Nuruddin. Pada tahun 1164-1168 M, pamannya yang bernama Asaduddin diangkat menjadi Perdana Menteri di Kekhalifahan Fathimiyah Mesir. Setelah pamannya meninggal, jabatan Perdana Menteri dipercayakan Khalifah kepada Shalahuddin Al-Ayyubi.

Sejak awal, Salahuddin Al Ayyubi memiliki ambisi menggantikan Islam Syiah (Dinasti Fatimiyah) di Mesir dengan Sunni dan memerangi orang-orang Franka dalam Perang Salib. Karena posisi Dinasti Fatimiyah semakin lemah, Salahuddin pun mampu menggantikannya dengan Dinasti Ayyubiyah yang didirikannya pada 1171.
Setelah resmi mendirikan Dinasti Ayyubiyah, Salahuddin kemudian mengembalikan ajaran Sunni ke Mesir. Ambisi Salahuddin untuk menggeser aliran Syiah dengan Islam Sunni pun tercapai. Segera setelah berkuasa, ia juga melakukan ekspansi wilayah dengan menguasai Yaman pada 1174 dan Suriah pada 1180-an. Salahuddin yang berhasil menyatukan berbagai wilayah Islam membuatnya dikenal sebagai khalifah yang memiliki kerajaan terbesar saat itu. Dengan kekuatannya itu, Salahuddin menggunakannya untuk kampanye menaklukkan Yerusalem.

Salahuddin Memenangkan Perang Salib

Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil mematahkan serangan Tentara Salib dan pasukan Romawi Bizantium yang melancarkan Perang Salib kedua terhadap Mesir. Sultan Nuruddin memerintahkan Shalahuddin mengambil kekuasaan dari tangan Khilafah Fathimiyah dan mengembalikan kepada Khilafah Abbasiyah di Baghdad mulai tahun 567 H/1171 M (September). Setelah Khalifah Al-‘Adid, khalifah Fathimiyah terakhir meninggal maka kekuasaan sepenuhnya di tangan Shalahuddin Al-Ayyubi.

Baca juga: Mengenal Jannatul Baqi

Sultan Nuruddin meninggal tahun 1174 M dan Damaskus diserahkan kepada puteranya yang masih kecil bernama Sultan Salih Ismail yang didampingi seorang wali. Di bawah seorang wali, terjadi perebutan kekuasaan di antara putera-putera Nuruddin dan wilayah kekuasaan Nurruddin menjadi terpecah-belah. Shalahuddin Al-Ayyubi pergi ke Damaskus untuk membereskan keadaan, tetapi ia mendapat perlawanan dari pengikut Nuruddin yang tidak menginginkan persatuan. Akhirnya Shalahuddin Al-Ayyubi melawannya dan menyatakan diri sebagai raja untuk wilayah Mesir dan Syam pada tahun 1176 M dan berhasil memperluas wilayahnya hingga Mosul, Irak bagian utara.

Butuh waktu yang panjang bagi Salahuddin mempersiapkan perang salib. Selain persiapan fisik dan strategi jitu, beliau juga melakukan persiapan secara rohani. Adapun persiapan lainnya adalah membangun benteng-benteng pertahanan yang kuat, perbatasan-perbatasan yang jelas, membangun markas-markas perang dan menyiapkan kapal-kapal perang terbaik. Persiapan juga dilakukan dengan mendirikan rumah sakit dan menyuplai obat-obatan.

Meskipun Salahuddin sakit keras, hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk memperjuangkan tanah Nabi, Jerusalem. Justru semakin kuat tekad Salahuddin untuk membebaskan Jerusalem dari kekuasaan kristen. Perjuangan pertama disebut dengan perang Hathin, atau perang pembuka di mana pasukan Salahuddin pada saat itu berjumlah 63.000 prajurit. Pada perang Hathin, pasukan Salahuddin membunuh 30.000 pasukan salib dan menahan 30.000 pasukan salib.

Perjuangan selanjutnya di kota Al-Quds dan Jerusalem, di mana pasukan Salahuddin banyak yang syahid. Bahkan ketika pasukan Salib memasang salib besar pada batu Shakharkh, hal tersebut membuat pasukan semakin bersemangat dan akhirnya berhasil memenangkan perang salib yang kedua.

Kisah Saladin dalam Film Kingdom of Heaven

Kisah tentang Saladin juga terekam dalam Film Kingdom of Heaven. Film yang dirilis 6 Mei 2005 ini, disutradarai Ridley Scott. Menceritakan Balian of Ibelin (Orlando Bloom). Seorang pandai besi yang dianggap berdosa besar karena mempunyai istri yang bunuh diri juga membunuh seorang pemuka Agama.

Untuk menebus dosanya itu, Balian pun pergi ke Yerusalem. Menjadi pasukan Salib untuk mempertahankan Yerusalem dari Shalahudin Al Ayyubi (Ghassan Massoud) yang disebut Barat dengan Saladin. Karena menurut dogma gereja ketika itu, pergi ke Yerusalem dan ikut perang Salib adalah diantara cara meraih pengampunan dosa Tuhan.

Baca juga: Kisah Hasan dan Husein Cucu Kesayangan dari Nabi Muhammad SAW

Dalam film inilah terlihat bagaimana gambaran tentang Shalahuddin Al-Ayyubi. Salah satu Pahlawan kebanggaan umat Islam yang merebut dan mempertahankan Yerusalem dari tentara Salib Eropa.

Wafat

Beberapa tahun setelah serangan tentara Salib di bawah pimpinan Raja Richard dari Inggris, Salahuddin Al Ayyubi meninggal dunia. Kematian Salahuddin Al Ayyubi terjadi pada 1192, setelah melakukan Perjanjian Ramla dengan Raja Richard. Dalam perjanjian itu, Yerusalem tetap dikuasai Muslim dan terbuka bagi peziarah Kristen.

Kesimpulan

Kepahlawanan Salahudin al Ayyubi hendaknya menjadi teladan untuk kita semua dalam mempertahankan agama, bangsa dan negara. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk Anda semuanya. Aamiin.

Konsultasikan rencana umroh dan haji Anda bersama kami, Rawda Travel Umroh Bandung.  Rawda Travel merupakan biro perjalanan Umroh yang ada di Bandung. Dapatkan Promo Umroh Bandung bersama Rawda Travel yang sudah berpengalaman melayani keberangkatan ke Tanah Suci. Kami juga menawarkan Umroh plus Turki Bandung. Percayakan perjalanan Anda kepada kami demi kekhusyukan umroh dan haji Anda.

Baca Juga:

You cannot copy content of this page