Kisah para nabi terdahulu telah Allah kisahkan dalam Al Qur’an. Sosok nabi ibrahim AS memiliki kisah dalam mencari Tuhan. Berikut ini tentang kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan di antara benda-benda langit, sebuah perjalanan spiritual yang penuh makna dan kebijaksanaan dalam menemukan ke-Esa-an Tuhan.
Nabi memiliki kisah perjalannan yang dapat menjadi sebuah teladan bagi umat Muslim tidak terkecuali Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim membuktikan kebenaran tentang Allah dihadapan kaumnya supaya mereka percaya dan mengerti bahwa Allah SWT itu ada.
Kisah Nabi Ibrahim AS mencari Tuhan adalah salah satu cerita penuh hikmah yang memiliki pelajaran penting bagi umat manusia. Nabi Ibrahim adalah salah satu nabi ulul azmi yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT.
Sejak kecil, Nabi Ibrahim telah mempertanyakan kepercayaan masyarakat sekitarnya yang menyembah berhala dan benda-benda langit. Dalam pencariannya yang mendalam, Nabi Ibrahim terus berusaha menemukan siapa Tuhan yang sebenarnya.
Kisah Nabi Ibrahim AS dalam Mencari Tuhan
Salah satu Nabi yaitu Nabi Ibrahim AS lahir di Faddam A’ram berada dalam kawasan kerajaan Babilonia yang saat itu dipimpin oleh raja Namrud bin Kan’an.
Berada di lingkungan kerajaan yang makmur, sejahtera, dan tenang. Namun penduduk kerajaan babilonia tidak mengenal Allah SWT. Justru mereka menyembah berhala yang dibuat sendiri dari lumpur dan tanah.
Ketika mencapai umur dewasa, Nabi Ibrahim berusaha membedakan hak dan batil serta meyakini dirinya dan semua makhluk di dunia pasti ada yang menciptakannya. Inilah yang menjadi awal pikiran Nabi Ibrahim mencari Tuhan.
Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan dimulai ketika Nabi Ibrahim bersama dengan kaumnya yaitu penduduk Harran. Mereka bertanya mengenai Allah serta benda – benda langit yang mereka lihat seperti bintang, bulan, hingga matahari.
Benda – benda langit seringkali dianggap istimewa sebab memancarkan terang yang luar biasa dan berada di langit yang tinggi. Padahal benda – benda tersebut tidak memiliki kuasa sama sekali seperti Allah SWT.
Kemudian Nabi Ibrahim menjelaskan kepada kaumnya dengan benda – benda langit yang tampak luar biasa. Benda langit ialah benda ciptaan Allah sehingga Allah jauh lebih luar biasa dibandingkan benda – benda ciptaan-Nya.
Nabi Ibrahim hidup di tengah masyarakat yang menyembah benda-benda langit seperti matahari, bulan, dan bintang. Dalam perjalanan spiritualnya, Nabi Ibrahim mencari kebenaran dengan merenungkan ciptaan-ciptaan di sekelilingnya.
Awalnya, Nabi Ibrahim mengamati bintang-bintang yang bersinar terang di langit malam. Namun, ketika bintang-bintang tersebut hilang seiring terbitnya matahari, Nabi Ibrahim sadar bahwa bintang bukanlah Tuhan.
Kemudian, Nabi Ibrahim melihat bulan yang bersinar lebih terang dari bintang. Ia pun berpikir bahwa bulan mungkin adalah Tuhan yang dicari. Namun, ketika pagi datang dan bulan menghilang, Nabi Ibrahim kembali menyadari bahwa bulan pun tidak layak disembah sebagai Tuhan. Begitu pula dengan matahari, yang meskipun memberikan cahaya terang dan hangat, tetap saja terbenam pada akhirnya.
Dari pengalaman-pengalaman ini, Nabi Ibrahim mulai menyadari bahwa Tuhan yang sejati bukanlah benda-benda yang bisa hilang atau berubah.
Baca Juga: 15 Sebutan Nama Lain Al Qur’an yang Diperbolehkan Beserta Maknanya
Nabi Ibrahim Menemukan Tuhan yang Sesungguhnya
Ketika Nabi Ibrahim mencari Tuhan dan memperoleh hidayah. Nabi Ibrahim menemukan Tuhan yang selama ini dicari. Allah SWT merupakan Tuhan yang menciptakan seluruh makhluk.
Nabi Ibrahim AS kemudian memerangi syirik dan penyembah berhala.
Kisah nabi Ibrahim mencari Tuhan tercantum dalam QS. Al-An’am ayat 75 -79:
وَكَذَلِكَ نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ الْمُوقِنِينَ (75) فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ (76) فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (77) فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ (78) إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (79)
Artinya:
“Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin.”
“Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, ‘Inilah Tuhanku’, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata, ‘Saya tidak suka kepada yang tenggelam’.”
“Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata, ‘Inilah Tuhanku’. Namun setelah bulan itu terbenam, dia berkata, ‘Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat’.”
“Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata, ‘Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar’. Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata, ‘Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan’.”
“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”
Nabi Ibrahim AS mempertebal iman dan keyakinan serta memohon keada Allah SWT supaya diperlihatkan bagaimana Allah SWT menghidupkan kembali makhluk – makhluk yang sudah mati. Kemudian Nabi Ibrahim AS berseru kepada Allah “Ya Tuhanku! Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau menghidupkan makhluk-makhluk yang sudah mati.”
Allah SWT menjawab seruannya dengan berfirman, “Tidakkah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku?” Kemudian, Nabi Ibrahim AS menjawab, “Betul, wahai Tuhanku, aku telah beriman dan percaya kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu. Namun, aku ingin sekali melihat itu dengan mata kepalaku sendiri, agar aku mendapat ketentraman dan ketenangan sehingga keyakinan di hatiku makin menjadi tebal dan kukuh kepada-Mu.”
Allah SWT memperkenankan permohonan Nabi Ibrahim. Beliau diperintahkan oleh-Nya untuk menangkap empat ekor burung serta memperhatikan dan meneliti bagian tubuh-tubuh burung itu, lalu memotongnya menjadi kepingan.
Tubuh burung yang sudah hancur itu kemudian untuk diletakkan di atas puncak dari empat bukit yang letaknya berjauhan. Setelah mengerjakan apa yang telah diisyaratkan oleh Allah SWT, Nabi Ibrahim diperintahkan kembali untuk memanggil burung-burung yang sudah terkoyak-koyak bagian tubuhnya itu.
Dengan izin Allah SWT dan kuasa-Nya, keempat ekor burung itu datang berterbangan dalam keadaan utuh bernyawa seperti sedia kala setelah mendengar panggilan Nabi Ibrahim. Lalu hinggap dengan wujud hidup di hadapan Ibrahim AS. Melihat hal tersebut dengan mata kepalanya sendiri, Nabi Ibrahim yakin bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang menciptakan di mana kuasa menghidupkan kembali makhluk-Nya.
Setelah permohonannya terkabul, hati Nabi Ibrahim menjadi tentram dan keraguannya hilang. Keimanan serta keyakinannya semakin tebal dan dalam.
Riwayat ini diabadikan dalam firman-Nya pada Surat Al-Baqarah ayat 260:
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْۗ قَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْۗ قَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًاۗ وَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌࣖ ٢
Artinya: “(Ingatlah) ketika Ibrahim berkata, ‘Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.’ Dia (Allah) berfirman, ‘Belum percayakah engkau?’ Dia (Ibrahim) menjawab, ‘Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang.’ Dia (Allah) berfirman, ‘Kalau begitu, ambillah empat ekor burung, lalu dekatkanlah kepadamu (potong-potonglah). Kemudian, letakkanlah di atas setiap bukit satu bagian dari tiap-tiap burung. Selanjutnya, panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.’ Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS Al-Baqarah: 260)
Kisah nabi Ibrahim mencari Tuhan bahwa Nabi memberi penjelasan kepada kaumnya tentang benda – benda langit yang dianggap luar biasa seolah seperti Tuhan padahal benda tersebut merupakan cintaan Tuhan bukan Tuhan yang patuh untuk disembah.
Benda langit memiliki sisi terang luar biasa namun sewaktu – waktu tidak terlihat atau tenggelam. Sementara Allah tidak pernah untuk kehilangan cahaya dan hilang.
Baca Juga: Simak Beberapa Peran Petugas Didalam Masjidil Haram Agar Tidak Bingung!
Kebesaran Allah SWT
Dari kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan bahwa diketahui Allah lah Tuhan yang sebenar – benarnya yang Maha Abadi. Oleh sebab itu, tidak ada yang patut disembah kecuali Allah SWT.
Penjelasan nabi Ibrahim AS sempat mendapatkan bantahan oleh kaumnya. Hal ini tertera dalam surat Al-An’am ayat 80:
وَحَاۤجَّهٗ قَوْمُهٗ ۗقَالَ اَتُحَاۤجُّوْۤنِّيْ فِى اللّٰهِ وَقَدْ هَدٰىنِۗ وَلَآ اَخَافُ مَا تُشْرِكُوْنَ بِهٖٓ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ رَبِّيْ شَيْـًٔا ۗوَسِعَ رَبِّيْ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۗ اَفَلَا تَتَذَكَّرُوْنَ
Artinya: “Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata, ‘Apakah kamu hendak membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku’. Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran?”
Nabi Ibrahim menjelaskan bahwa bagaimana takut kepada sembahan – sembahan yang dipersekutukan dengan Allah padahal kaum Harran tidak takut mempersekutukan Allah dengan sembahan – sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukannya. Mana manakah diantara dua golongan yang lebih berhak untuk memperoleh keamanan dari malapetakan jika mengetahui.
Orang – orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman atau yang syirik. Maka merekalah yang mendapat keamanan dan mendapat petunjuk. Hujjah yang diberikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya maka akan ditinggikan siapa yang dikehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhan Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan di antara benda-benda langit menunjukkan betapa pentingnya akal dan hati dalam mencari kebenaran. Pencarian ini akhirnya membawanya pada keyakinan bahwa Tuhan yang benar adalah Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta yang tidak pernah hilang atau berubah.
Perjalanan Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan menjadi contoh luar biasa tentang keteguhan hati dan penggunaan akal untuk menemukan kebenaran. Kisah ini memberikan pelajaran bagi kita semua sebagai umat Muslim bahwa Tuhan yang sejati hanya dapat ditemukan melalui pencarian spiritual yang tulus, dengan meninggalkan segala bentuk penyembahan kepada selain-Nya.
Ketaatan dan keyakinan Nabi Ibrahim terhadap Tuhan yang satu menjadi landasan penting dalam ajaran tauhid yang diajarkan kepada umat manusia.
Itu tadi penjelasan tentang kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan. Semoga dari kisah tersebut dapat menjadi pembelajaran sebagai umat dalam mempertebal keimanan dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Sobat Umroh Bandung mempertebal keimanan dapat dengan menunaikan ibadah umroh. Sebelum berangkat umroh tentunya, perlu untuk memilih biro umroh terbaik untuk menemani perjalanan selama ibadah.
Umroh Bandung merupakan biro umroh terbaik di Bandung menyediakan promo umroh Bandung dengan salah satu pilihan paketnya yaitu Umroh Plus Turki Bandung. Dapatkan perjalanan terbaik umroh bersama Umroh Bandung.
Baca Juga:
- Sejarah Ibadah Haji dan Umroh
- Kisah Raja Namrud Raja Sombong pada Masa Nabi Ibrahim AS
- Idul Adha: Makna Kurban Idul Adha dan Perbedaannya…
- 32 Doa Untuk Orang Umroh Mabrur yang Dapat Dipanjatkan
- Mengenal Jannatul Baqi
- Hikmah Haji dan Umroh
- Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh
- 16 Tempat bersejarah di Mekkah dan Madinah
- Kisah Nabi Yunus Ditelan Ikan Paus dan Hikmah yang…
- Siapakah Bani Israel, Kaum Yang Dianggap Spesial?