Pohon Kurma yang Menangis menjadi kisah dari Agama Islam, yang merupakan mitos dari kisah yang diambil dari sbeuah hadits.
Kisah itu mencerita tentang Nabi Muhammad yang memberikan khutbahnya setiap hari Jumat, tepat ia selalu bediri di samping atau bahkan bersandar di batang Pohon Kurma.
Mimbar telah dibangun di tempat lain, dimana akhirnya Rasulullah berpindah tempat untuk mengantarkan khutbahnya, sehingga membuat Pohon Kurma tersebut bersedih akan kepergian Rasulullah yang berpindah tempat berkhutbah.
Kisah ini diisyaratkan merupakan tanda bahwa makhluk hidup lain, bahkan tanaman sekalipun masih memiliki perasaan.
Mereka memiliki hati, yang dapat merasa senang dan bersedih saat bersama dan ditinggal oleh seseorang yang dicintainya. Simak ceritanya dalam artikel ini.
Baca juga: Mengenal Pintu Kabah dan Hal-hal Penting yang Perlu Anda Ketahui
Kisah Pohon Kurma yang Menangis
Pohon kurma yang menangis. Sebuah pohon kurma yang menjulang tinggi berdiri di bawah panas matahari Madinah, di tengah aktivitas umat Islam di Masjid Nabawi.
Pohon kurma ini tidak biasa, karena seperti memiliki hubungan unik dengan Nabi Muhammad, sang pembawa risalah Islam.
Pada suatu hari Jumat, ketika Nabi Muhammad saw sedang berkhutbah di Masjid Nabawi, jamaah yang hadir menoleh ke sumber tangisan yang menyedihkan yang terdengar dari arah belakang masjid.
Ternyata, tangisan itu berasal dari pohon kurma yang berdiri dekat mimbar tempat Nabi Muhammad saw biasa berkhutbah.
Nabi Muhammad mengakhiri khutbahnya saat melihat pohon kurma menangis.
“Ada apa denganmu, wahai pohon kurma?” tanya dia sambil meletakkan tangannya di batangnya.
“Untuk apa kau menangis?”
Pohon kurma yang menangis tersebut kemudian seperti dikaruniai kemampuan untuk berbicara oleh Allah> Dengan sedih dan lemah, ia menjawab, “Ya Rasulullah, aku menangis karena aku akan berpisah denganmu. Aku akan rindu mendengar suara merdu dan nasehat bijakmu yang selalu menenangkan jiwaku.”
Hadits Tentang Pohon Kurma yang Menangis
Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari, sebagaimana termaktub dalam Fathul Bari Jilid 4, karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani, halaman 374;
أنَّ امْرَأَةً مِنَ الأنْصَارِ قالَتْ لِرَسولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: يا رَسولَ اللَّهِ، ألَا أجْعَلُ لكَ شيئًا تَقْعُدُ عليه؟ فإنَّ لي غُلَامًا نَجَّارًا قالَ: إنْ شِئْتِ، قالَ: فَعَمِلَتْ له المِنْبَرَ، فَلَمَّا كانَ يَوْمُ الجُمُعَةِ قَعَدَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ علَى المِنْبَرِ الَّذي صُنِعَ، فَصَاحَتِ النَّخْلَةُ الَّتي كانَ يَخْطُبُ عِنْدَهَا، حتَّى كَادَتْ تَنْشَقُّ، فَنَزَلَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ حتَّى أخَذَهَا، فَضَمَّهَا إلَيْهِ، فَجَعَلَتْ تَئِنُّ أنِينَ الصَّبِيِّ الَّذي يُسَكَّتُ حتَّى اسْتَقَرَّتْ، قالَ: بَكَتْ علَى ما كَانَتْ تَسْمَعُ مِنَ الذِّكْرِ.
Artinya; Bahwa seorang wanita Anshar berkata kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah, tidakkah aku buatkan untukmu sesuatu untuk engkau duduki? Karena aku memiliki seorang anak laki-laki yang tukang kayu.” Beliau bersabda, “Jika engkau mau.” Maka wanita tersebut membuatkan mimbar untuk Nabi Muhammad.
Ketika beliau berkhutbah pada hari Jum’at, Nabi Muhammad SAW duduk di mimbar yang dibuat dari pohon kurma di depannya berteriak hingga hampir pecah.
Beliau turun untuk mengambilnya dan memeluknya. Maka pohon itu mulai meratap, mirip dengan tangisan bayi yang tenang. “Pohon itu menangis karena dzikir yang dulu biasa ia dengar,” katanya.
Hadits ini dijelaskan oleh Ibnu Hajar sebagai pohon kurma yang menangis karena kehilangan nasihat dan zikir yang selalu diucapkan Rasulullah di dekatnya.
Selama bertahun-tahun, Rasulullah sering bersandar di pohon saat memberikan khutbah Jumat. Di pohon kurma juga, ia mendengar langsung nasihat bijak Nabi yang penuh hikmah dan kebijaksanaan.
Setiap Jumat, Pohon Kurma tersebut bisa merasakan langsung kasih sayang dan cinta Rasulullah. Rasulullah sering bersandar di batangnya saat memberikan khutbah Jumat, rasanya seperti interaksi tersebut sangat membekas di hati.
Baca juga: Mengenal Pentingnya Hari Jumat dalam Islam
Sebuah Pohon yang Mampu Merasakan Kasih Sayang
Kini Rasulullah tidak lagi bersandar di Pohon Kurma tersebut, sehingga ia merasa kehilangan, kesepian, dan bersedih. Padahal pohon tidak memilki hati layaknya manusia.
Seorang perempuan tua dari kalangan Anshar dan anaknya yang merupakan Tukang Kayu menemui Rasulullah untuk membuatkannya mimbar untuk dipergunakan khutbah Jumat.
“Silakan jika kalian ingin melakukannya,” ujat Nabi Muhammad yang tidak merasa keberatan dengan ide tersebut.
Itulah yang membuat Pohon Kurma tersebut menangis. Tidak ada yang lebih menyedihkan dibandingkan kehilangan sosok yang dicintainya.
Rasulullah pun menyadari kesedihan pohon tersebut. Rasulullah turun dari mimbar dan memeluk batang kurma itu. Pelukan cinta dari Rasulullah rupanya dapat mengobati rasa sedih si Pohon Kurma.
Kisah pohon kurma yang menangis kepada Nabi Muhammad menunjukkan bahwa segala sesuatu di Bumi, termasuk tumbuhan dan makhluk hidup, memiliki perasaan dan rasa.
Pohon dapat merasakan kebahagiaan, kehilangan, dan kasih sayang. Oleh karena itu, kita harus selalu berperilaku baik terhadap semua makhluk yang diciptakan oleh Allah, termasuk tumbuhan dan hewan.
Baca juga: Mengenal Wadi Al Aqeeq dan Sejarahnya
Tangis Pohon Kurma Pertanda Mukjizat Nabi
Kisah tangisan pohon kurma adalah kisah nyata yang diketahui khalaf (yang baru) dari salaf (yang sebelumnya).
Seperti yang dinyatakan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah, benda-benda seperti batang kurma yang tidak bergerak memiliki perasaan seperti hewan, bahkan lebih unggul dari beberapa hewan yang lebih cerdas.
Ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala, yang beberapa ulama maknakan sebagai teks,
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ
إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra’: 44)
Ibnu Abi Hatim telah menukilkan dari Manaqib Asy-Syafi’i, dari bapaknya, dari ‘Amr bin Sawad, dari Imam Asy-Syafi’i, ia berkata,
مَا أَعْطَى اللَّه نَبِيًّا مَا أَعْطَى مُحَمَّدًا
“Allah tidaklah pernah memberikan sesuatu kepada seorang Nabi seperti yang diberikan pada Nabi Muhammad.”
Aku (Ibnu Abi Hatim) berkata, “Nabi ’Isa diberi mukjizat bisa menghidupkan yang mati.”
Imam Syafi’i berkata, “Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi mukjizat bisa mendengar suara rintihan batang kurma yang menangis, karena ia tidak mendengar lagi dzikir yang dibaca Nabi ketika Nabi beralih menggunakan mimbar.
Mukjizat ini lebih luar biasa dari mukjizat yang diberikan pada Nabi Isa.” (Fath Al-Bari, 6: 603)
Dari sini menunjukkan bahwa ada dua mukjizat Nabi:
1. Rintihan pohon kurma setelah ditinggalkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena tidak dipakai lagi untuk tempat berkhutbah
2. Dengan turunnya Nabi SAW lantas memeluk batang kurma tersebut akhirnya menjadi diam dari tangisan atau teriakannya. (Syarh Riyadh Ash-Shalihin, 6: 641)
Kesimpulan
Segera wujudkan impian Anda untuk melaksanakan Umrah di kota suci dengan layanan terbaik bersama Umrah Bandung. Nikmati pengalaman ibadah yang berkesan dan nyaman.
Manfaatkan juga Promo Umrah Bandung eksklusif kami! Dapatkan fasilitas dan pelayanan terbaik dengan harga mulai dari 24,9 juta.
Buat Anda yang ingin menjelajahi keindahan destinasi wisata unggulan di Turki bisa dengan Promo Umrah Plus Turki Bandung. Temukan pengalaman perjalanan yang penuh makna dan berkesan bersama kami!
Baca Juga:
- Sejarah Ibadah Haji dan Umroh
- 32 Doa Untuk Orang Umroh Mabrur yang Dapat Dipanjatkan
- 16 Tempat bersejarah di Mekkah dan Madinah
- Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh
- Hikmah Haji dan Umroh
- 7 Tips Menghadapi kerumunan Saat sedang Tawaf di…
- Mengenal Jannatul Baqi
- 15 Sebutan Nama Lain Al Qur'an yang Diperbolehkan…
- Merencanakan Umroh Keluarga: Tips dan Saran
- Oleh-oleh Haji dan Umrah