Ketahui! Ini Tiga Aturan Penting yang Harus Ditaati Saat Melaksanakan Sa’i

Ketahui! Ini Tiga Aturan Penting yang Harus Ditaati Saat Melaksanakan Sa'i

Sa’i merupakan rukun penting dalam ibadah haji dan umrah. Ibadah ini dilakukan dengan berjalan kaki (dan bagi pria disunnahkan berlari-lari kecil di tempat tertentu) antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah sebanyak tujuh kali putaran. Meski terdengar sederhana, pelaksanaan Sa’i menyimpan makna spiritual mendalam dan juga memiliki aturan yang harus ditaati.


Makna Sa’i: Jejak Pengorbanan dan Keteguhan Iman

Sa’i bukan sekadar berjalan antara dua bukit. Ibadah ini adalah napak tilas perjuangan Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS, saat mencari air untuk putranya, Nabi Ismail AS. Saat itu, di tengah padang pasir yang gersang, Siti Hajar berlari bolak-balik antara dua bukit demi menyelamatkan anaknya dari kehausan—hingga akhirnya Allah SWT memunculkan mata air zamzam sebagai bentuk rahmat-Nya.


Dimana Lokasi Sa’i Dilakukan?

Sa’i dilakukan di area khusus antara Bukit Shafa dan Marwah yang telah ditutup dan dilengkapi fasilitas modern untuk kenyamanan jamaah. Total jarak satu kali perjalanan dari Shafa ke Marwah adalah sekitar 405 meter, sehingga total jarak dalam satu rangkaian Sa’i adalah 2.835 meter.


Tiga Aturan Penting Saat Melakukan Sa’i

Agar ibadah Sa’i berjalan tertib dan sesuai sunnah, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengeluarkan tiga pedoman utama yang wajib dipatuhi oleh semua jamaah:

1. Terus Bergerak Tanpa Henti

Selama melakukan Sa’i, jamaah diimbau tidak berhenti terlalu lama. Ini penting agar arus pergerakan jamaah tetap lancar dan tidak menimbulkan kemacetan atau hambatan bagi jamaah lain di belakang.

2. Menyesuaikan Kecepatan dengan Jamaah Lain

Berjalanlah selaras dengan kecepatan jamaah lain. Jangan terlalu cepat, apalagi hingga berdesak-desakan. Hindari lari di luar zona hijau (lampu hijau) yang khusus disediakan bagi laki-laki untuk berlari-lari kecil (raml).

3. Ikuti Arahan Penyelenggara

Patuhi rambu, jalur, dan arahan petugas haji. Dengan begitu, pelaksanaan Sa’i bisa berlangsung tertib dan aman, mencerminkan nilai kolektif umat Islam dalam menjalankan ibadah yang suci.


Tata Cara Sa’i Sesuai Sunnah

Berikut ini adalah tata cara Sa’i yang sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW dan telah dirangkum dalam buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah terbitan Kementerian Agama:

Syarat Melakukan Sa’i

  • Harus diawali dengan thawaf di sekitar Ka’bah.
  • Dimulai dari Bukit Shafa menuju Marwah.
  • Dilakukan sebanyak tujuh kali putaran.
  • Harus dilakukan di jalur yang telah disediakan oleh otoritas Masjidil Haram.
  • Dianjurkan dalam keadaan suci dari hadas, meskipun menurut sebagian ulama tidak wajib.

Cara Melakukan Sa’i

  1. Naik ke Bukit Shafa, lalu menghadap kiblat dan berdoa.
  2. Mulai berjalan ke arah Bukit Marwah sambil membaca dzikir dan doa.
  3. Ketika melewati lampu hijau, pria disunnahkan berlari-lari kecil (raml), wanita cukup berjalan cepat.
  4. Tiba di Marwah, naik sedikit ke bukitnya, kemudian berdoa kembali seperti di Shafa.
  5. Lakukan perjalanan bolak-balik antara Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali.
  6. Bacaan dzikir dan doa boleh dibaca sepanjang perjalanan Sa’i.
  7. Jika lelah atau memiliki kondisi khusus, boleh menggunakan kursi roda atau skuter elektrik.
  8. Setelah selesai 7 putaran, ibadah Sa’i pun berakhir di Bukit Marwah.

Hal yang Perlu Diperhatikan

  • Setiap perjalanan dihitung satu kali: dari Shafa ke Marwah = 1, Marwah ke Shafa = 2, dan seterusnya hingga 7.
  • Sa’i boleh diselingi istirahat atau shalat sunnah, namun tidak terlalu lama agar tidak mengganggu jamaah lain.
  • Setelah selesai, jamaah laki-laki dianjurkan mencukur rambut (tahallul), sedangkan perempuan cukup memotong sebagian kecil rambut.

Nilai Spiritualitas dalam Sa’i

Sa’i bukan hanya soal langkah kaki, tetapi tentang iman, harapan, dan keteguhan hati. Siti Hajar berlari bukan karena kuat, tapi karena yakin Allah akan menolong. Saat kita melaksanakan Sa’i, kita diajarkan untuk terus berusaha meski hasil belum tampak. Kita juga diajak untuk mengenang perjuangan seorang ibu, yang karena cintanya, Allah turunkan zamzam—air kehidupan.


Penutup

Ibadah Sa’i adalah bagian dari rukun haji dan umrah yang tidak boleh ditinggalkan. Dengan mengetahui aturan dan tata cara pelaksanaannya, kita tidak hanya menjaga kesempurnaan ibadah, tetapi juga menunjukkan penghormatan terhadap sejarah, syariat, dan sesama jamaah.

Sudah siap melaksanakan ibadah umrah atau haji dengan khidmat dan sesuai sunnah?
Percayakan perjalanan suci Anda bersama Rawda Biro Umroh Bandung—bimbingan manasik lengkap, pendampingan selama perjalanan, dan pelayanan profesional siap menemani Anda meraih umrah dan haji yang mabrur.

Quick Link: