Hijr Ismail merupakan sebuah tempat yang terletak di sebelah utara bangunan Ka’bah. Tempat bersejarah ini berbentuk setengah lingkaran.
Secara keseluruhan, bangunan Ka’bah dibangun oleh Nabi Ibrahim. Kemudian, datanglah Nabi Ismail yang membantu ayahnya membawa batu-batu.
Dalam bahasa Arab, batu-batu yang dikumpulkan disebut dengan hijr. Itulah sebabnya, bagian Ka’bah yang dibangun Nabi Ismail disebut dengan Hijr Ismail.
Hijr Ismail ini merupakan salah satu tempat favorit untuk dikunjungi bagi para jamaah haji. Salah satu alasannya karena tempat ini merupakan salah satu tempat mustajab untuk berdoa. Selain itu, para jamaah juga dianjurkan untuk menunaikan ibadah salat sunah disana.
Baca Juga : Mengenal Haji Mabrur
Sejarah Hijr Ismail
Ada dua cerita berbeda mengenai awal mula istilah Hijr. Cerita pertama menyebutkan jika Hijr adalah Hujrah yang berarti kamar yang digunakan Nabi Ismail untuk beristirahat ketika membangun Ka’bah. Sementara cerita lainnya menyebutkan jika Hijr merupakan kuburan Nabi Ismail.
Dari kedua cerita di atas, pakar sejarah Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfury lebih menyetujui pendapat cerita yang pertama. Sebab, kurang benar apabila Hijr tersebut dikatakan sebagai kuburan Nabi Ismail.
Hal tersebut dijelaskan oleh Rafiq Jauhary dalam bukunya yang berjudul ‘Amalan di Tanah Suci: Membantu Haji & Umrah Anda Lebih Produktif.’ Dalam bukunya, ia menjelaskan jika mustahil apabila Hijr merupakan kuburan Nabi Ismail.
Sebab, tidak didapati jenazah Nabi Ismail ketika dilakukan renovasi oleh Quraisy dan Abdullah bin Zubair. Selain itu, apabila tempat tersebut merupakan kuburan, maka seharusnya tidak boleh diinjak apalagi diduduki.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bangunan Ka’bah yang termasuk Hijr di dalamnya ini dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Kemudian, karena adanya banjir dan kebakaran, dinding Ka’bah pun roboh.
Pada tahun 606 Masehi, sisa dinding Ka’bah tersebut dirobohkan oleh kaum Quraisy kemudian direnovasi kembali. Namun, karena kurangnya dana yang halal untuk menyempurnakan bangunan Ka’bah sesuai pondasi yang dibangun Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, maka bagian bangunan Hijr dikeluarkan.
Sebagai gantinya, kaum Quraisy membangun dinding pendek. Dinding pendek tersebut menjadi penanda bahwa tempat tersebut termasuk di dalam Ka’bah.
Sebelum merenovasi Ka’bah ini, kaum Quraisy telah memberikan syarat pada diri mereka sendiri agar menggunakan dana yang halal. Mereka tidak akan menerima biaya dari hasil yang tidak halal, seperti dana hasil pelacuran, jual beli riba, atau dana dari menzalimi seseorang.
Baca Juga : Mengetahui Cara Cek Porsi Haji
Menunaikan Ibadah di Hijr Ismail
Pengelola Masjidil Haram tidak memberikan banyak kesempatan bagi peziarah untuk memasuki bagian dalam Ka’bah. Hanya kabilah berwenang dan orang penting atau tamu negara saja yang diperbolehkan masuk ke dalam Ka’bah.
Sebagai tambahan informasi, kunci Ka’bah saat ini dipegang oleh Syaikh bin Zainal Abidin. Penyerahan kunci Ka’bah ini dilakukan pada 1 Muharram 1436 Hijriah setelah pemegang kunci sebelumnya, Syaikh Abdul Qadir bin Thaha, meninggal dunia.
Sejak dulu, bagian dalam Ka’bah ini digunakan kaum Quraisy untuk menyimpan barang berharga. Bahkan hingga saat ini, masih banyak peninggalan kuno seperti bejana yang disimpan di dalam Ka’bah.
Tidak semua orang bisa memasuki bagian dalam Ka’bah. Bahkan, ada beberapa sahabat yang tidak diizinkan Rasulullah SAW untuk memasuki dan menunaikan ibadah shalat di dalamnya. Bahkan, Aisyah RA yang merupakan istri Rasulullah SAW pun dilarang.
Aisyah RA berkata dalam sebuah hadis, “Saya dahulu ingin masuk ke dalam Baitullah dan salat di dalamnya, maka Rasulullah menggandeng tangan dan membawaku masuk ke dalam Hijr lalu bersabda: ‘Salatlah di dalam Hijr jika engkau ingin masuk ke dalam Baitullah, karena sesungguhnya Hijr itu adalah bagian dari Baitullah. Akan tetapi kaummu (Quraisy) kekurangan biaya ketika membangun Kakbah (merenovasinya) sehingga mereka terpaksa mengeluarkannya dari Baitullah.”
Baca Juga : Apa Saja Larangan Ihram?
Penutup
Demikian penjelasan mengenai Hijr Ismail. Semoga kita termasuk orang-orang yang berkesempatan untuk bisa menunaikan ibadah di tempat yang bersejarah ini.
Percayakan perjalanan umroh Anda dengan Rawda Travel. Rawda Travel telah menemani banyak jamaah haji dan umroh untuk beribadah ke tanah suci dengan lancar sejak tahun 2003. Untuk informasi mengenai biaya dan fasilitas, Anda dapat mengunjungi Promo Rawda Travel.
Baca Juga:
- 16 Tempat bersejarah di Mekkah dan Madinah
- Sejarah Ibadah Haji dan Umroh
- Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh
- 7 Seluk Beluk Perbedaan Haji dan Umroh
- Hikmah Haji dan Umroh
- Mengenal Jannatul Baqi
- Sejarah Haji: Kapan Wajib Haji Pertama Kali Disyariatkan?
- Pentingnya Mencari Biro Umroh Terpercaya dan Terlisensi
- Mengapa Ka'bah penting bagi umat Islam?
- Oleh-oleh Haji dan Umrah