Rukun Haji dan Umrah

Rukun Haji dan Umrah

Ibadah haji memiliki serangkaian rukun yang menjadi bagian integral dari pelaksanaan ibadah tersebut. Seperti halnya ibadah-ibadah lain dalam agama Islam, rukun-rukun haji ini harus dilaksanakan dengan sempurna oleh para jamaah haji. Ibadah haji sendiri diadakan pada bulan Syawwal, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.

Rukun-rukun haji mencakup serangkaian tindakan dan ritual yang harus dilakukan oleh jamaah haji. Mulai dari memasuki tilawah (miqat) dan mengenakan pakaian ihram yang khusus, hingga melaksanakan thawaf di sekitar Ka’bah, sai antara bukit Safa dan Marwah, serta wukuf di Padang Arafah.

Setiap rukun memiliki tata cara dan waktu pelaksanaan yang ditentukan, yang harus diperhatikan dengan seksama oleh jamaah haji.

Melaksanakan rukun haji secara sempurna merupakan kewajiban bagi setiap jamaah haji. Dengan mematuhi rukun-rukun ini, jamaah haji dapat merasakan keutamaan dan keberkahan yang terkandung dalam ibadah haji.

Selain itu, melalui pelaksanaan yang sungguh-sungguh dan penuh khushu’, jamaah haji dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan merasakan pengalaman spiritual yang mendalam.

Rukun Haji dan Umrah

Rukun pelaksanaan haji dan umrah memiliki perbedaan. Rukun haji antara lain adalah niat ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sai, dan memotong rambut. Sementara rukun dalam umrah, tidak ada rukun wukuf di Arafah. Empat rukun lain sama, yakni niat ihram, tawaf, sai, dan memotong rambut.

Hadits dan Ayat Rukun Haji dan Umrah

Sebagian ulama menyebutkan lima rukun haji. Sebagian ulama lainnya menyebutkan enam rukun haji. Sebagian ulama memisahkan ihram dan niat ihram sebagaimana keterangan berikut:

وأركان الحج خمسة الإحرام والنية والوقوف بعرفة والطواف بالبيت والسعي بين الصفا والمروة

Artinya, “Rukun haji ada lima: ihram, niat, wukuf di Arafah, tawaf di Ka’bah, dan sai pada Shafa dan Marwa,” (Taqrib pada Kifayatul Akhrar, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 2001 M/1422 H], halaman 301).

Sebagian lagi menggabungkan ihram dan niat dalam satu hitungan rukun. Sementara mereka menyebutkan cukur sebagai rukun kelima haji.

واركان الحج خمسة الإحرام مع النية والوقوف بعرفة والطواف بالبيت والسعي بين الصفا والمروة والحلق

Artinya, “Rukun haji ada lima: ihram beserta niat, wukuf di Arafah, tawaf di Ka’bah, sai pada Shafa dan Marwa, dan cukur,” (Matan Abi Syuja).

Banyak ulama menyebut wukuf sebagai puncak atau inti dari rangkaian ibadah haji. Mereka mendasarkan pandangannya pada hadits Nabi Muhammad saw. Ibadah haji mengharuskan jamaah haji hadir di tanah Arafah meski sesaat pada saat wukuf.

 

الحج عرفة ومعنى الحج عرفة أي معظم أركانه كما تقول معظم الركعة الركوع ويحصل الوقوف بحضور بجزء من عرفات ولو كان مارا في طلب آبق أو ضالة أو غير ذلك

Artinya, “Rasulullah saw bersabda, ‘Haji adalah Arafah.’ Pengertian ‘Haji adalah Arafah’ bermakna kebesaran rukunnya sebagaimana kau mengatakan, ‘kebesaran rakaat ruku.’ Wukuf telah hasil dengan menghadiri pada sebagian tanah Arafah meski hanya lewat mencari budak yang melarikan diri, hewan ternak yang hilang, atau lainnya.” (Taqiyuddin Al-Hishni, Kifayatul Akhyar, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 2001 M/1422 H], halaman 302).

Adapun ketentuan tawaf dan sa’i dapat ditemukan pada Al-Quran. Ketentuan tawaf dapat ditemukan pada Surat Al-Hajj ayat 29.

 

وَلْيَطَّوَّفُوْا بِالْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

 

Artinya, “Kemudian, hendaklah mereka melakukan tawaf sekeliling rumah tua Baitullah. (Surat Al-Hajj ayat 29). Sayyid Utsman bin Yahya membahas tuntas dasar-dasar ibadah haji dan umrah dalam karyanya, Manasik Haji dan Umrah, yang ditulis dalam bahasa Arab-Melayu atau Jawi. Sayyid Utsman bin Yahya menyebutkan syarat, rukun, dan wajib haji dan umrah. Sayyid Utsman bin Yahya menyebut enam rukun ibadah haji. Sayyid Utsman bin Yahya memasukkan tertib dalam rukun haji. Adapun enam rukun haji adalah sebagai berikut, “Rukun-rukun haji: ihram, wukuf, tawaf, sa’i, cukur, dan tertib.”

You cannot copy content of this page