Kisah Siti Hajar dan ZamZam yang Penuh Keajaiban

Kisah Siti Hajar dan ZamZam yang Penuh Keajaiban

Berkunjung ke Tanah Suci Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah rasanya kurang apabila tidak membawa buah tangan air zamzam. Namun, apakah Anda mengetahui kisah Siti Hajar dan zamzam yang begitu penuh dengan keajaiban?

Kisah air zamzam tidak bisa dipisahkan dengan Siti Hajar dan putranya yang bernama Ismail. Dalam kisah tersebut, diceritakan bahwa Allah SWT mengirimkan hadiah air untuk Siti Hajar dan Ismail yang kala itu berada di tengah gurun. 

Latar Belakang Siti Hajar

Siti Hajar adalah istri kedua dari Nabi Ibrahim. Sementara istri pertamanya bernama Sarah.

Nabi Ibrahim dan Sarah tidak dapat memiliki anak hingga bertahun-tahun. Hal tersebut dikarenakan mereka membawa risalah Allah melalui tanah Syam (Suriah Raya). 

Ketika sudah sangat tua, Nabi Ibrahim dan Sarah mendapat berita jika keduanya dikaruniai seorang putra yang bernama Nabi Ishaq. Berita mengenai kelahiran tersebut disampaikan kepada Sarah melalui para malaikat. Namun, sayangnya pasangan ini tidak mengetahui jika bayi tersebut akan dilahirkan di masa depan sementara Sarah tidak ingin Nabi Ibrahim menjadi tua tanpa memiliki seorang anak. 

Oleh karena itulah, ketika tinggal di Mesir, Sarah menyarankan Nabi Ibrahim untuk menikah dengan hambanya yang bernama Hajar. Dari pernikahan tersebut, Nabi Ibrahim dan Hajar dikaruniai seorang anak bernama Nabi Ismail. 

Dalam sebuah hadis dijelaskan  apabila Rasulullah bersabda jika Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang, maka Dia akan melimpahkannya dengan cobaan. 

Allah menguji orang-orang yang Dia cintai. Nabi Ibrahim merupakan nabi yang begitu dicintai Allah SWT hingga dijuluki sebagai khalil atau sahabat karib. 

Banyak cobaan dari Allah SWT yang telah diterima Nabi Ibrahim. Beberapa diantaranya yaitu penolakan ayahnya terhadap kelahirannya, penganiayaan kaumnya terhadapnya, ujian karena terlantar, hingga ujian sulitnya mempunyai seorang anak. 

Baca Juga : Tips Mencari Paket Umroh Terbaik: Harga Dan Kualitas

Sendirian di Padang Pasir

Kisah mengenai sumur zamzam dimulai ketika Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar di padang pasir atas perintah Allah. 

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, Nabi Ibrahim melakukan perjalanan ke Bakkah yang saat ini dikenal sebagai kota Makkah. Pada masa Rasulullah SAW, Makkah merupakan kota yang sedang berkembang dengan kaum Quraisy sebagai penjaga Ka’bah dan dihormati di seluruh Arab. Mereka juga menjadi makmur berkat perdagangan kafilah pada musim dingin dan musim panas. 

Akan tetapi, ketika Nabi Ibrahim membawa istri dan putranya kesana, Makkah merupakan gurun pasir yang kosong. Tidak ada air dan tidak ada seorangpun yang menetap disana. 

Ibnu Abbas meriwayatkan, ‘Dia (Ibrahim) menyuruh mereka duduk di sana (dekat Ka’bah) dan meletakkan di dekat mereka sebuah tas kulit berisi beberapa kurma, dan sebuah kantong kecil berisi air, dan dia berangkat pulang. Kemudian ibu Ismail mengikutinya sambil berkata “Wahai Ibrahim! Kemana kalian akan pergi, meninggalkan kami di lembah ini, dimana tidak ada orang yang bisa kami temui dan tidak ada sesuatu pun untuk dinikmati?” 

Ibu Ismail terus mengulangi hal itu, tetapi Nabi Ibrahim tidak menoleh ke arahnya. Akhirnya, Siti Hajar bertanya kepadanya, “Apakah Allah yang memerintahkanmu?” Kemudian Nabi Ibrahim menjawab, “Ya.” 

Mendengar jawaban dari Nabi Ibrahim, Siti Hajar pun berkata, “Maka Dia tidak akan mengabaikan kita,” Siti Hajar pun kembali sementara Nabi Ibrahim melanjutkan perjalanan. 

Cerita tersebut menjadi bukti bagaimana bertawakalnya Nabi Ibrahim dan Siti Hajar kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim begitu kuat untuk meninggalkan Siti Hajar dan anaknya karena perintah Allah. 

Siti Hajar juga mempercayai ketika Nabi Ibrahim mengatakan jika ia meninggalkannya atas perintah Allah. Siti Hajar tidak ragu untuk berserah diri pada rencana-Nya. 

Siti Hajar pun berbalik dan berjalan kembali ke tempatnya yang berada di samping Ka’bah, mengambil sekantung kurma dan air lalu duduk di samping bayinya. Ia yakin sepenuhnya jika Allah akan menjaga mereka. 

kisah siti hajar dan zamzam

Baca Juga : Apa Itu Arti Talbiyah?

Bukit Safa dan Marwa

Ibnu Abbas meriwayatkan, ‘Ibu Ismail terus menyusui Ismail dan minum dari air tersebut. Namun, ketika air yang berada di dalam kantong telah habis, ia menjadi haus dan anaknya pun menjadi haus. Ia memandangnya dan akhirnya meninggalkannya karena tidak tahan untuk melihatnya. Ia menemukan bahwa gunung Safa adalah gunung yang paling dekat dengan dirinya.’

Kemudian, Ibnu Abbas melanjutkan, ‘Dia berdiri di atasnya lalu memandang ke lembah dengan tajam sehingga dia bisa melihat seseorang. Namun, ia tidak bisa melihat siapapun. Akhirnya ia turun dari bukit Safa. Sesampainya di lembah, ia menyelipkan jubahnya dan berlari di lembah seperti orang yang kesusahan. Ia melintasi lembah dan mencapai gunung Marwa. Ia berdiri dan berharap bisa melihat seseorang, tetapi ia tidak dapat melihat satu orangpun. 

Siti Hajar tidak putus asa bahwa Allah akan mengirimkan pertolongan untuk dirinya. Ia berlari antara Safa dan Marwa sebanyak tujuh kali berharap melihat seseorang. 

Siti Hajar terus berlari di antara kedua gunung tersebut dengan yakin jika situasinya akan berubah. Hal tersebut merupakan sebuah kepercayaan yang begitu kuat bahwa Allah tidak akan mengabaikannya. Oleh karena itulah, hingga hari ini umat Muhammad SAW memperingatinya setiap tahun pada saat melaksanakan ibadah haji. 

Keajaiban Zamzam

Setelah berlari antara bukit Safa dan Marwa sebanyak tujuh kali, Siti Hajar mendengar sebuah suara ketika ia berada di atas bukit Marwa. Ia diam dan akhirnya mendengar suara itu lagi. Kemudian ia berkata, “Kamu telah membuatku mendengar suaramu, apakah kamu punya sesuatu untuk membantuku?”

Setelah berseru, Siti Hajar melihat malaikat Jibril di tempat dimana sumur air Zamzam sekarang berdiri. Malaikat Jibril sedang menggali tanah hingga akhirnya aliran air keluar. 

Siti Hajar berlari ke lembah dan mendorong tanah di sekitar air untuk membuat baskom dan mengisi kantong airnya dengan tangannya. 

Air tersebut terus mengalir hingga membuat Siti Hajar berkata ‘Zome, zome’ yang artinya ‘berhenti, berhenti,’ karena dia khawatir airnya akan habis. 

Kemudian malaikat Jibril berkata kepada Siti Hajar, “Jangan takut diabaikan, karena inilah rumah Allah yang akan dibangun oleh anak laki-laki ini dan ayahnya, dan Allah tidak pernah mengabaikan umatnya.” 

Allah Mengutus Manusia kepada Siti Hajar

Berdasarkan Tafsir Ibnu Katsir, beberapa orang dari Bani Jurhum, suku Yaman, sedang melewati tempat yang saat ini disebut sebagai Mekkah ketika melihat seekor burung yang mempunyai kebiasaan terbang mengelilingi air dan tidak meninggalkannya. 

Oleh karena itulah, mereka menyadari jika ada air di dekatnya, meskipun mereka belum pernah melihat air selama perjalanan ke bagian gurun ini. Mereka mengirimkan beberapa pengintai untuk mencari air, ketika pengintai menemukan sumur Zamzam, mereka membawa anggota kelompok lain untuk kesana. 

Rasulullah SAW bersabda, ‘Ibu Ismail sedang duduk di dekat air. Kemudian mereka bertanya kepadanya, “Apakah kamu mengizinkan kami tinggal bersamamu?” Siti Hajar pun menjawab, “Ya, tapi kamu tidak berhak memiliki air itu.” Mereka pun menyetujuinya.’

Allah mengutus sekelompok orang untuk menetap di tengah gurun sehingga Siti Hajar tidak sendirian. Suku yang diutus Allah ini juga bukan sembarang suku. Suku tersebut berasal dari masyarakat Yaman yang sangat dicintai Allah. 

Adanya sumur Zamzam yang penuh keajaiban, seluruh komunitas berkembang di gurun yang belum digarap ini. Bakkah pun menjadi kota Makkah yang berkembang, rumah bagi kaum Quraisy dan Rasulullah SAW serta menjadi tujuan para peziarah dari seluruh dunia hingga akhir zaman. 

Hikmah Kisah Siti Hajar dan Zamzam

Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari kisah Siti Hajar dan keajaiban sumur Zamzam. Apa saja itu? berikut adalah penjelasannya. 

  • Allah menguji orang-orang yang Dia cintai. Keluarga Nabi Ibrahim mengalami situasi yang sangat menyakitkan. Mereka terpisah selama bertahun-tahun dan Siti Hajar harus membesarkan Ismail sendirian di sebuah gurun. Hal tersebut bisa menjadi pengingat bagi umat muslim bahwa situasi menyakitkan yang dialami merupakan ujian yang mendekatkan umat muslim kepada Allah, bukan tanda jika Allah telah meninggalkan mereka. 
  • Meskipun tidak menemukan solusi, Allah akan memberikan jalan keluar. Siti Hajar berlari antara Safa dan Marwa sebanyak tujuh kali. Kepercayaannya pada Allah memberinya kepastian jika Allah akan memberikan solusi atas masalah yang tampaknya tidak bisa dipecahkan. 
  • Percayalah pada Allah, tetapi tetap berusahalah sendiri. Siti Hajar tidak dapat berjalan melintasi padang pasir untuk menemukan orang, ia juga tidak dapat menggali tanah tandus hingga menemukan air. Tidak banyak yang bisa ia lakukan, tetapi ia tidak hanya berdoa memohon kepada Allah. Ia juga berusaha menolong dirinya sendiri dengan berlari ke puncak dua bukit untuk mencari tanda-tanda kehidupan. 

Penutup

Demikian penjelasan mengenai kisah Siti Hajar dan keajaiban sumur Zamzam. Semoga dengan kisah tersebut, kita bisa menjadi umat yang lebih bertawakal kepada Allah SWT. 

Percayakan perjalanan umroh Anda dengan Rawda Travel. Rawda Travel telah menemani banyak jamaah haji dan umroh untuk beribadah ke tanah suci dengan lancar sejak tahun 2003. Untuk informasi mengenai biaya dan fasilitas, Anda dapat mengunjungi Promo Rawda Travel. Ada juga promo Paket Umroh Turki yang bisa Anda dapatkan di Rawda Travel.

You cannot copy content of this page