Apakah Anda mengenal Hajar Aswad yang berada di Tanah Suci? Simak informasi dari Rawda travel mengenai Hajar Aswad yang berlokasikan di Baitullah.
Mengenal Hajar Aswad
Sebuah batu hitam yang terletak di salah satu sudut Ka’bah adalah Hajar Aswad. Batu ini dipercaya berasal dari surga dan diberikan kepada Nabi Ismail AS melalui perantara Jibril.
Mengenal hajar Aswad batu ini pertama kali ditemukan oleh Nabi Ismail dan diletakkan oleh Nabi Ibrahim. Dalam sebuah riwayat, batu ini dulunya memiliki sinar yang terang dan menerangi seluruh Jazirah Arab, namun seiring berjalannya waktu, sinarnya semakin meredup hingga akhirnya berubah menjadi hitam.
Batu Hajar Aswad memiliki aroma yang khas, sebuah wangi alami yang telah dimilikinya sejak awal keberadaannya. Saat ini, Hajar Aswad diletakkan di sisi luar Ka’bah sehingga mudah dijangkau bagi para peziarah untuk menciumnya. Mencium batu ini menjadi sunah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad, yang selalu menciumnya saat tawaf.
Menurut tradisi Islam, Nabi Muhammad memasang batu Hajar Aswad di dinding Ka’bah pada tahun 605 M, lima tahun sebelum menerima wahyu pertamanya. Sejak saat itu, batu ini dipatahkan menjadi beberapa bagian dan kini ditempatkan dalam bingkai perak di sisi Ka’bah.
Hajar Aswad memiliki penampilan fisik berupa batu gelap yang telah terfragmentasi dan dihaluskan oleh tangan para peziarah. Dalam tradisi Islam, batu ini diyakini jatuh dari surga sebagai petunjuk bagi Adam dan Hawa untuk membangun mezbah. Beberapa juga menggambarkan Hajar Aswad sebagai meteorit.
Para peziarah Muslim mengelilingi Ka’bah sebagai bagian dari ritual tawaf selama ibadah haji, dan banyak dari mereka berusaha untuk mencium Hajar Aswad, mengikuti teladan Nabi Muhammad yang telah menciumnya.
Asal Mula Hajar Aswad
Kisah asal usul Hajar Aswad ini juga diceritakan oleh Ibnu Katsir dalam Qishash al-Anbiya (Kisah Para Nabi). Batu ini diperoleh ketika Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, sedang membangun Ka’bah.
Dikisahkan pada saat pembangunan Ka’bah hampir selesai, Nabi Ibrahim AS menemukan satu ruang kosong di dalamnya. Ia meminta Nabi Ismail AS untuk mencari batu yang dapat menutupi ruang kosong tersebut.
Saat Ismail AS sedang mencari batu yang diminta oleh ayahnya, dia bertemu dengan Jibril. Jibril memberikan sebuah batu hitam yang sangat bagus, yaitu Hajar Aswad. Batu tersebut berasal dari India, tempat di mana Nabi Adam AS turun dari surga.
Pada awalnya, batu yang dibawa oleh Nabi Adam AS tersebut berwarna putih ketika turun di India. Namun, warnanya berubah menjadi hitam legam karena dosa-dosa manusia, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat At Tirmidzi.
“Batu hitam turun dari surga dan awalnya lebih putih dari susu, tetapi dosa-dosa anak-anak Adam mengubahnya menjadi hitam,” (HR Tirmidzi).
Nabi Ismail AS menerima Hajar Aswad tersebut dengan senang hati dan kembali menemui ayahnya. Ketika sampai di tempat pembangunan Ka’bah, Ismail AS melihat sebongkah batu yang telah ada di pojok tiang pondasi.
Dia kemudian bertanya, “Wahai ayah, siapakah yang membawa batu ini kepada Anda?” Nabi Ibrahim AS menjawab, “Batu ini dibawa oleh malaikat yang lebih cepat darimu.” Setelah itu, keduanya melanjutkan pembangunan Baitullah hingga selesai.
Pembangunan Baitullah disebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 127:
وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Artinya: ” (Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Baca Juga: Sejarah Lempar Jumrah
Bangunan Hajar Aswad
Hajar Aswad adalah sebuah batu tunggal, namun sekarang telah terpecah menjadi beberapa bagian yang disatukan menjadi satu. Bagian-bagian batu tersebut dikelilingi oleh bingkai perak yang diikat dengan paku perak ke dinding luar Ka’bah.
Fragmen batu ini terdiri dari potongan-potongan kecil yang telah digabungkan untuk membentuk tujuh atau delapan fragmen yang dapat dilihat saat ini.
Wajah dari batu tersebut memiliki ukuran sekitar 20 sentimeter kali 16 sentimeter. Ukuran asli dari batu ini tidak jelas dan dimensinya telah berubah dari waktu ke waktu karena potongan-potongan itu telah disusun ulang dalam matriks semen pada beberapa kesempatan.
Baca Juga: Sejarah Air Zam Zam
Letak Hajar Aswad
Hajar Aswad terletak di sudut timur Ka’bah, yang dikenal sebagai Rukun Hajr al-Aswad (“Pojok Batu Hitam”). Di sudut berlawanan Ka’bah, yaitu Rukun Yamani (“Sudut Yaman”), terdapat batu lain yang dikenal sebagai Hajar as-Sa’adah (‘Batu Kebahagiaan’).
Hajar Aswad ini menempel di Rukun Yamani. Batu ini berwarna hitam kemerah-merahan dengan luas permukaan sekitar 30 cm² dan dilingkari oleh bingkai perak putih. Pemilihan sudut timur mungkin memiliki makna ritual, menghadap angin timur yang membawa hujan dan arah dari mana Canopus terbit.
Bingkai perak di sekitar Hajar Aswad dan kiswah hitam atau kain yang menyelimuti Ka’bah selama berabad-abad dipelihara oleh Sultan Ottoman dalam peran mereka sebagai Penjaga Dua Masjid Suci. Bingkai perak hajar aswad mengalami usang kemudian dibawa kembali ke Istanbul yang masih disimpan sebagai bagian dari relik suci di Istana Topkap.
Makna Hajar Aswad Bagi Jamaah yang Berkunjung ke Baitullah
Hajar Aswad dipercaya sebagai simbol penghubung antara langit dan bumi. Batu Hajar Aswad memiliki makna yang sangat penting dalam ibadah haji dan umrah. Hajar Aswad merupakan batu yang dimuliakan oleh Allah SWT ini digunakan sebagai titik awal dan akhir pelaksanaan thawaf.
Batu ini juga sangat istimewa karena Nabi Muhammad SAW pernah menciumnya dan para sahabat, terutama Umar bin Khattab, mengikuti teladan tersebut.
Dalam riwayat Imam Muslim:
إِنِّى لأُقَبِّلُكَ وَإِنِّى أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَأَنَّكَ لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَبَّلَكَ مَا قَبَّلْتُكَ
Artinya: “Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberikan mudhorot (bahaya), tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan karena aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu.”
Hajar Aswad bukanlah batu biasa,bahwa terdapat sejarah yang luar biasa. Oleh karena itu, para jamaah haji dan umrah sering berbondong-bondong untuk menciumnya, karena memiliki nilai spiritual dan historis yang tinggi.
Sekian informasi mengenai hajar aswad dari Rawda travel. Semoga informasi yang diberikan penulis dapat bermanfaat.
Baca Juga: Hotel Dekat Masjidil Haram
Mengenal Rawda travel merupakan penyedia jasa keberangkatan umroh Bandung yang berlokasikan di kota Bandung, Jawa Barat. Rawda travel melayani keberangkatan jamaah umroh, halal tour, dan wisata Eropa.
Biro keberangkatan umroh Rawda travel memberikan pelayanan terbaik kepada Jamaah yang selalu mengutamakan kepuasan bagi para jamaah. Keunggulan dari travel ini adalah pengalaman dalam mengurus jamaah selama bertahun-tahun.
Dapatkan harga keberangkatan umroh ataupun halal tour bersama rawda travel. Tentunya harga yang diberikan merupakan harga promo terbaik umroh bandung dengan fasilitas yang memadai.
Baca Juga:
- Sejarah Ibadah Haji dan Umroh
- 32 Doa Untuk Orang Umroh Mabrur yang Dapat Dipanjatkan
- 7 Tips Menghadapi kerumunan Saat sedang Tawaf di…
- Mengenal Jannatul Baqi
- Hikmah Haji dan Umroh
- 16 Tempat bersejarah di Mekkah dan Madinah
- Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh
- Merencanakan Umroh Keluarga: Tips dan Saran
- Oleh-oleh Haji dan Umrah
- Idul Adha: Makna Kurban Idul Adha dan Perbedaannya…