Kisah sejarah Islam penuh dengan inspirasi. Salah satu kisah yang tidak terlupakan ialah kisah Hasan dan Husein cucu kesayangan dari Nabi Muhammad SAW. Yuk simak informasinya dari Umrah Bandung!
Nabi Muhammad SAW memiliki cucu dengan kisah inspiratif dan bijaksana. Kisah ini dari Hasan dan Husein yang merupakan cucu kesayangan Nabi Muhammad SAW.
Hasan dan Husein merupakan putra dari Ali bin Abi Thalib yang menikahi putri Nabi bernama Fatimah Az-Zahra. Dua cucu nabi Muhammad SAW ini mempunyai peran penting dalam penyebaran ajaran agama Islam serta mempertahankan nilai – nilai agama. Bahkan kisahnya menjadi teladan dari sifat yang bagus untuk diajarkan kepada anak – anak.
Kelahiran Hasan dan Husein
Kisah Hasan dan Husein Cucu kesayangan Nabi Muhammad SAW. Keduanya adalah putra dari Fatimah Az-Zahra. Hasan adalah putra pertama selang setahun kemudian lahirlah sang adik bernama Husein.
Awalnya sang ayah menamai Hasan dan Husein dengan Hurban yang kemudian diganti menjadi Hasan dan Husein oleh Rasulullah SAW. Hasan dan Husein merupakan cucu kesayangan Rasulullah SAW yang usianya tidak terpaut jauh sehingga keduanya tumbuh, belajar, dan bermain bersama.
Kedua cucu Nabi Muhammad SAW ini tumbuh dalam lingkungan yang penuh cinta serta pengabdian kepada Islam. Hasan dan Husein seringkali ditemani oleh kakek dalam berbagai kesempatan. Bahkan keduanya mencerminkan kedekatan emosional dan spiritual yang kuat antara cucu dan kakek.
Kelahiran Hasan dan Husein dinantikan oleh keluarganya. Hasan memiliki nama lengkap Hasan bin Ali bin Abi Thalib atau sering disebut Abu Muhammad. Hasan lahir ketika pertengahan Ramadhan 3 Hijriah dan ia sangat mirip dengan Nabi Muhammad. Hal ini tergambar dari kesamaan fisik dan karakter.
Hasan menjadi cucu kesayangan Nabi Muhammad dan nama Hasan merupakan nama yang diberikan oleh Rasulullah atas dasar kasih sayang Nabi Muhammad SAW terhadap cucunya.
Nama Hasan berarti yang baik atau yang indah mencerminkan keistimewaan dan kebaikan hati yang dimiliki oleh Hasan bin Ali.
Selanjutnya kelahiran Husein sang adik dari Hasan memiliki nama Husein bin Ali bin Abi Thalib. Nama Husein juga merupakan nama yang diberikan oleh Rasulullah. Menurut riwayat dari Imran bin Sulaiman “Hasan dan Husein merupakan dua nama dari nama – nama penghuni surga dan tidak seorang Arab yang memakai nama tersebut saat zaman Jahiliyah”.
Baca Juga: Kisah Muhammad Ali Menemukan Islam: Dari Isu Perbudakan Hingga Menemukan Islam
Kisah Hasan dan Husein Cucu Kesayangan dari Nabi Muhammad SAW Semasa Kecil
Semasa kecil mengenai kisah Hasan dan Husein cucu kesayangan dari Nabi Muhammad SAW ialah ketika masa kecil keduanya sudah memiliki ilmu agama yang luas. Hal ini karena sejak kecil keduanya telah dididik untuk belajar Sholat, Al Qur’an, hadist, maupun syariat agama Islam.
Ketika Hasan dan Husein kecil, Rasulullah SAW sering memeluk dan bercanda dengan keduanya. Bahkan suatu hari ketika Rasulullah sedang bersujud saat melaksanakan sholat, tiba – tiba Hasan datang dan menaiki punggungnya hingga tidak bangkit dari sujudnya.
Kisah Hasan dan Husein Cucu Kesayangan dari Nabi Muhammad SAW saat masih kecil hendak melakukan sholat ia bertemu dengan orang tua laki – laki. Suatu hari Hasan dan husein pergi melaksanakan sholat ke masjid. Saat mengambil wudhu keduanya menjumpai soerang laki- laki tua yang sedang berwudhu. Setelah wudhu orang tua tersebut melaksanakan sholat. Hasan dan husein terperangah ketika melihat cara wudhu orang tua tersebut yang salah, karena apabila wudhu tidak sempurna, maka sholat menjadi tidah sah.
Hasan dan husein ingin menegur, namun khawatir akan menyinggung perasaan orang tua tersebut. Mereka yang memiliki banyak akal sepakat untuk melakukan siasat berupa perdebatan masing – masing tentang berwudhu. Ketika si orang tua laki – laki tersebut melihat Hasan dan Husein berdebat kemudian meminta si orang tua laki – laki untuk memperhatikan wudhu keduanya untuk dinilai siapakah yang paling benar wudhunya.
Namun si orang tua laki – laki kemudian terkejut karena keduanya memiliki wudhu yang baik bahkan orang tua laki – laki tersebut sadar bahwa wudhunya lah yang cacat dan tidak sempurna.
Kisah Hasan dan Husein cucu kesayangan Nabi Muhammad SAW memiliki banyak kisah yang menarik. Husein pun sudah bisa meriwayatkan Hadits tentang kalimat saat mendapat musibah. Riwayat tersebut ialah “Ketika seseorang muslim baik laki – laki maupun perempuan yang menerima suatu musibah kemudian beberapa lama ia mengingat kembali musibah tersebut dan membaca inna lillahi wa inna ilaihi raajiun, maka ia akan memperoleh pahala yang sama dengan ketika ia ditimpa musibah tersebut.
Husein memang anak yang cerdas. Ia juga menjelaskan tentang doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW saat menaiki perahu. Do’a tersebut ialah surat Hud ayat 41
“Dan dia berkata, “Naiklah kamu semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Q.S Hud:41).
“Barangsiapa membaca doa ini, ia tidak akan tenggelam,” kata Husein.
Baca Juga: Menikah Depan Ka’bah: Apa Hukum Menikahi Pasangan Didepan Ka’bah?
Kisah Hasan dan Husein Cucu Kesayangan Nabi Muhammad SAW yang Mati Syahid Dipenggal
Kisah Hasan dan Husein cucu kesayangan Nabi Muhammad SAW memang menarik untuk disimak. Apalagi keduanya tumbuh menjadi sosok yang hebat dengan ilmu pengetahuan dan terkenal sebagai seseorang yang berani dalam berperang membela Islam.
Hasan sendiri meninggal pada tahun 670 M. Sedangkan Husein meninggal sepuluh tahun berikutnya pada 680 M.
Kisah Hasan dan Husein cucu kesayangan Nabi Muhammad SAW tentang perjuangannya menjadi salah satu cerita yang cukup tragis dalam sejarah Islam.
Husein menghadapi ujian berat menunjukkan kesabaran luar biasa, keberanian, dan kesungguhan dalam mempertahankan kebenaran dan prinsip – prinsip Islam.
Hasan merupakan tokoh sekalipun kakak husein yang wafat sebagai Syuhada. Selain kehilangan kakaknya, Husein juga kehilangan kakeknya yaitu Nabi Muhammad SAW, ibunya Fatimah Az-zahra yang meninggal karena sakit, dan ayahnya bernama Ali bin Abi Thalib yang meninggal ketika sholat subuh dengan cara dibunuh. Inilah yang menjadi ujian berat Husein karena orang yang disayangi telah kembali ke sisi Allah SWT.
Kisah Husein tidak berhenti begitu saja. Saat Husein menghadapi kondisi Yazid bin Mu’awiyyah dianggat menjadi khalifah Husein menolak untuk mengakui kedudukannya. Ini disebabkan Yazid yang korup, pemabuk, dan pemelihara hewan – hewan terlarang seperti kera dan anjing yang bertentangan dengan prinsip – prinsip Islam seperti apa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Yazid mendapatkan kedudukannya berkat warisan ayahnya. Di tengah kontroversi Yazid menjadi khalifah, penduduk kufah mengirim sura tk Husein dan menyatakan dukungan serta meminta untuk datang ke kufah menjadi khalifah. Husein saat itu berada di Madinah tidak memberikan sumpah setia kepada Yazid karena khawatir akan perilaku buruk yang dilakukan Yazid.
Kisah Pertempuran Husein
Husein ketika Yazid diangkat menjadi khalifah, ia sangat mengkawatirkan hal tersebut. Kemudian Husein mengutus saudara sepupunya Muslim bin Aqil ke Kufah sebagai duta atau wakil untuk Husein dengan harapan mendapat dukungan dari penduduk setia disana.
Upaya Husein untuk meperoleh dukungan dari kufah berakhir pupus meskipun banyak yang berjanji setia kepadanya. Husein saat sendiri menuju Kufah mendapati bahwa Muslim bin Aqil yaitu sepupunya dan pengikutnya terbunuh. Kabar tersebut membuat Husein memutuskan untuk kembali namun dihadang oleh pasukan musuh.
Meskipun dihadang, Husein tetap teguh dalam prinsipnya tentang kebenarannya serta pengorbanan besar dalam menyampaikan pesan Islam. Perjalanan Husein dan rombongannya yang dihadang ini berakhir dengan pertempuran sengit di Karbala hingga para pengikutnya gugur sebagai syuhada. Hal inilah yang menjadikan Husein dipercaya sebagai sosok yang memiliki teladan bagi umt islam atas pengorbanan dan kesabarannya dalam menyebarkan Islam.
Husein ini telah meninggal dalam keadaan jihad fisabilillah yang artinya gugur di medan perang dan berjuang tanpa pamrih sehingga matinya dianggap sebagai syahid dan menjadi bagian dari jihad yang mulia. Seseorang yang meninggal dalam keadaan tersebut aturan jenazahnya tidak perlu dimandikan, diberi kain kafan, atau disholatkan. Mereka hanya dikuburkan dengan pakaian yang mereka kenakan ketika berjuang di jalan Allah.
Itu tadi informasi mengenai kisah Hasan dan Husein cucu kesayangan dari Nabi Muhammad SAW yang memiliki kisah teladan. Semoga dari kisah tersebut dapat menjadi pembelajaran kita sebagai umat muslim.
Ketika melaksanakan ibadah umroh atau ibadah haji kemudian jamaah tersebut meninggal maka seseorang tersebut meninggal dalam keadaan mati syahid. Menjalankan ibadah umroh tentunya membutuhkan proses yang panjang selain niat, kesiapan batin, dan juga materi.
Saat ingin menunaikan ibadah umroh tentunya juga sangat dibutuhkan biro keberangkatan yang akan membantu untuk memudahkan pelaksanaan ibadah di tanah suci.
Memilih biro keberangkatan umroh, calon jamaah harus memilih biro umroh terpercaya. Salah satu biro keberangkatan umroh terpercaya adalah umroh Bandung. Sebagai biro keberangkatan umroh tentunya jaminan kualitas dari Umroh Bandung tidak perlu diragukan. Dapatkan promo umroh Bandung terbaik dengan salah satu paket umroh terbaiknya yaitu Umroh Plus Turki Bandung.
Selain umroh Bandung, bagi para jamaah umroh Jakarta dapat menggunakan jasa biro umroh ini yang memberikan pelayanan terbaik melayani ribuan jamaah umroh dari Indonesia.
Baca Juga:
- Sejarah Ibadah Haji dan Umroh
- 32 Doa Untuk Orang Umroh Mabrur yang Dapat Dipanjatkan
- Mengenal Jannatul Baqi
- 16 Tempat bersejarah di Mekkah dan Madinah
- Hikmah Haji dan Umroh
- 5 Alasan Larangan Penggambaran Nabi Muhammad SAW
- 7 Tips Menghadapi kerumunan Saat sedang Tawaf di…
- Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh
- Idul Adha: Makna Kurban Idul Adha dan Perbedaannya…
- Merencanakan Umroh Keluarga: Tips dan Saran