Masjid Nabawi bukan hanya tempat ibadah yang mulia, tetapi juga situs sejarah yang menyimpan jejak kehidupan Rasulullah ﷺ. Salah satu bagian paling suci di masjid ini adalah Raudhah, yaitu area antara mimbar dan makam Nabi. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda:
“Antara rumahku dan mimbarku adalah taman di antara taman-taman surga (Raudhah min Riyadhil Jannah).”
Di dalam Raudhah terdapat beberapa pilar (tiang) bersejarah yang memiliki makna penting, tidak hanya secara fisik, tetapi juga spiritual. Tiang-tiang ini menjadi penanda peristiwa dan fungsi penting yang terjadi di masa Nabi. Artikel ini akan mengulas secara ilmiah dan lengkap 6 pilar bersejarah di Raudhah, agar kita dapat memahami keagungan tempat ini secara lebih mendalam.
Sekilas Tentang Raudhah: Taman Surga di Dunia
Raudhah terletak di antara rumah Rasulullah ﷺ (yang kini menjadi bagian makam beliau) dan mimbar yang beliau gunakan saat khutbah. Area ini berukuran sekitar 22 meter x 15 meter dan diberi karpet hijau khas yang membedakannya dari area lain Masjid Nabawi.
Raudhah adalah tempat yang sangat dianjurkan untuk berdoa, karena dipercaya sebagai taman dari taman-taman surga. Tidak heran, jemaah dari seluruh dunia berebut waktu untuk bisa shalat dan berdoa di sana.
Namun, di balik kemegahan Raudhah, terdapat tiang-tiang batu bercat putih dengan kepala berwarna emas yang menyimpan kisah luar biasa dari masa kenabian.
1. Tiang Hannanah (Ustuwanah al-Hannanah)
Sejarah dan Makna
Tiang ini adalah yang paling terkenal karena berkaitan langsung dengan mukjizat Nabi Muhammad ﷺ. Dahulu, sebelum Nabi memiliki mimbar, beliau berdiri dan bersandar pada sebatang pohon kurma saat khutbah. Ketika mimbar selesai dibuat, Nabi pun berpindah. Tapi kemudian, pohon kurma itu mengeluarkan suara tangisan karena rindu akan kehadiran beliau.
Tangisan tersebut didengar oleh para sahabat. Lalu Rasulullah ﷺ turun dari mimbar dan memeluk pohon itu hingga ia tenang.
Pelajaran Spiritual
Tiang Hannanah mengajarkan bahwa cinta kepada Rasulullah tidak hanya dimiliki oleh manusia, tetapi bahkan oleh makhluk tak bernyawa. Cinta itu pula yang seharusnya tumbuh dalam hati setiap Muslim.
2. Tiang Aisyah (Ustuwanah Aisyah)
Asal-Usul Penamaan
Dinamakan Tiang Aisyah karena Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha, istri Nabi, pernah menyebut bahwa Rasulullah suka shalat di dekat tiang ini. Ia menunjukkannya kepada para sahabat setelah wafatnya Nabi.
Dalam riwayat disebutkan, tempat ini adalah salah satu lokasi di mana Rasulullah sering melakukan itikaf dan shalat malam.
Lokasi dan Makna
Tiang ini berada di sebelah timur dari Tiang Hannanah. Keutamaannya adalah karena tempat ini merupakan posisi shalat yang dicintai Rasulullah ﷺ. Banyak jemaah menjadikan lokasi ini sebagai tempat untuk melaksanakan shalat sunah jika sempat berada di Raudhah.
3. Tiang Taubah (Ustuwanah al-Taubah)
Kisah Abu Lubabah
Tiang ini menyimpan kisah penyesalan mendalam seorang sahabat bernama Abu Lubabah. Dalam sebuah peristiwa saat pengepungan Bani Quraizhah, Abu Lubabah tanpa sadar membocorkan strategi kepada musuh. Menyadari kesalahannya, beliau segera menyesal dan mengikatkan dirinya sendiri di tiang ini sebagai bentuk taubat.
Ia bersumpah tidak akan melepaskan diri hingga Allah mengampuninya. Setelah sembilan hari, Allah menurunkan wahyu yang menyatakan taubatnya diterima.
Rasulullah sendiri yang datang melepas ikatan Abu Lubabah.
Nilai Edukatif
Tiang Taubah mengajarkan pentingnya kesadaran diri, penyesalan, dan keteguhan dalam bertaubat. Ini adalah contoh taubat nasuha yang nyata dan patut diteladani.
4. Tiang Sarir (Ustuwanah al-Sarir)
Fungsi di Zaman Nabi
Kata Sarir berarti tempat tidur atau tempat berbaring. Tiang ini dinamakan demikian karena konon Rasulullah ﷺ pernah berbaring atau beristirahat di dekat tiang ini, terutama saat itikaf di bulan Ramadhan.
Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Nabi menggunakan tempat ini sebagai area privat selama beliau berdiam di masjid.
Lokasi
Tiang Sarir berada tidak jauh dari area belakang mihrab. Meskipun tidak seterkenal tiang lain, pilar ini tetap menjadi saksi keintiman ibadah Rasulullah dengan Allah.
5. Tiang Wufud (Ustuwanah al-Wufud)
Tempat Penerimaan Delegasi
Tiang Wufud adalah tempat di mana Rasulullah ﷺ menerima rombongan tamu dari luar Madinah, baik itu kabilah Arab maupun duta dari luar Jazirah. Kata Wufud sendiri berarti delegasi atau utusan.
Di tempat ini, Rasulullah berdiskusi, menyampaikan dakwah, dan menerima baiat dari para tokoh yang datang mengakui kenabiannya.
Makna Historis
Tiang ini melambangkan diplomasi Islam dan terbukanya dakwah Nabi ke berbagai wilayah. Ini juga menunjukkan bahwa Masjid Nabawi bukan sekadar tempat ibadah, tapi juga pusat pemerintahan dan penyebaran Islam.
6. Tiang Mukhallaqah (Ustuwanah al-Mukhallaqah)
Nama dan Makna
Mukhallaqah berasal dari kata khaluq yang berarti wewangian khas Arab. Tiang ini dinamakan demikian karena dahulu para sahabat menggunakan area ini untuk meletakkan minyak wangi dan alat-alat perawatan, yang biasa digunakan untuk membersihkan dan mempersiapkan Rasulullah sebelum khutbah.
Ada pula riwayat yang menyebut bahwa tempat ini dijadikan area menyiapkan Rasulullah sebelum menyampaikan khutbah Jumat.
Spiritualitas
Tiang ini mengajarkan kita untuk menjaga kebersihan dan wibawa saat hendak berdakwah atau menyampaikan ilmu, sebagaimana Rasulullah selalu tampil bersih dan harum di hadapan umat.
Peta Posisi Tiang di Raudhah
Meskipun tiang-tiang ini telah mengalami rekonstruksi dan renovasi selama berabad-abad, posisi aslinya tetap dijaga oleh pemerintah Arab Saudi. Tiang-tiang tersebut diberi penanda khusus dan nama dalam bahasa Arab agar pengunjung dapat mengenalinya.
Kesimpulan: Menelusuri Jejak Nabi Lewat Pilar-Pilar Raudhah
Setiap tiang di Raudhah bukanlah sekadar tiang penyangga bangunan, melainkan penopang sejarah dan spiritualitas. Di situlah Nabi Muhammad ﷺ bersujud, berdakwah, menerima tamu, dan bahkan menjadi tempat bertaubat para sahabatnya.
Memahami makna 6 pilar Raudhah dapat memperkuat rasa cinta kita kepada Rasulullah dan memotivasi kita untuk lebih menghargai sejarah Islam. Jika suatu hari Allah memberi kesempatan Anda untuk mengunjungi Masjid Nabawi, sempatkanlah untuk merenung di hadapan tiang-tiang ini, karena di situlah jejak langkah Nabi terekam abadi.
Tips Saat Mengunjungi Raudhah
- Datang lebih awal dan ikuti aturan antrean resmi.
- Gunakan waktu di Raudhah untuk shalat dan berdoa, bukan berfoto.
- Jika memungkinkan, pelajari posisi masing-masing tiang agar lebih khusyuk saat beribadah.
- Hormati petugas dan sesama jemaah – Raudhah adalah taman surga, jangan nodai dengan amarah.
Siapkan Umrah Anda Bersama Rawda Travel Umroh Bandung
Apakah Anda ingin merasakan sendiri keagungan Raudhah dan menyentuh sejarah di pilar-pilar suci ini? Wujudkan impian ibadah Anda dengan Rawda Travel Umroh Bandung. Dengan pembimbing berpengalaman dan manasik yang detail, Anda akan dibimbing mengenal setiap sudut Masjid Nabawi dengan pemahaman ilmiah dan ruhani.
Hubungi Rawda sekarang dan pastikan tempat Anda dalam perjalanan spiritual yang penuh makna ke Tanah Suci!
Baca Juga:
- Sejarah Ibadah Haji dan Umroh
- Mengenal Raudhah
- 32 Doa Untuk Orang Umroh Mabrur yang Dapat Dipanjatkan
- Mengenal Jannatul Baqi
- Hikmah Haji dan Umroh
- Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh
- 10 Tips Agar Para Jemaah Tidak Gampang Tersesat…
- 7 Tips Menghadapi kerumunan Saat sedang Tawaf di…
- Doa Haji dan Umroh Lengkap
- 16 Tempat bersejarah di Mekkah dan Madinah