Sobat umrah Bandung apakah Anda mengenal aliran syiah yang dianggap sesat. Lalu meskipun beberapa aliran Syiah dianggap menyimpang, penganutnya tetap diizinkan berhaji. Mengapa Syiah masih diperbolehkan berhaji? Artikel ini membahas alasan di balik kebijakan tersebut. Simak penjelasannya dari Umrah Bandung berikut ini.
Seringkali kita menanyakan tentang syiah yang dianggap sebagai aliran sesat. Syiah merupakan paham agama yang menganggap kaum muslimin sebagai pengganti Nabi SAW. Aliran ini seringkali dianggap sebagai gerakan politik progresif yang sering mengkritik penggunaan suatu kitab sebagai sumber ajaran meskipun kitab tersebut dikarang ulama besar dan aliran ini dianggap dapat membahayakan keutuhan suatu negara.
Pertanyaan mengenai “mengapa Syiah masih diperbolehkan berhaji” sering muncul di kalangan umat Islam. Meskipun beberapa aliran Syiah dianggap menyimpang, kenyataannya penganut Syiah masih ada dan cukup banyak saat ini. Bahkan penganut aliran syiah tetap diizinkan melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci.
Tentunya tentang mengapa syiah masih diperbolehkan berhaji menimbulkan pertanyaan dan kebingungan bagi kalangan umat Islam.
Mengenal tentang Syiah
Syiah adalah aliran kelompok islam pengikut Ali bin Abi Thalib. Aliran ini telah mendapatkan banyak penolakan di dunia sebab bertentangan dengan ajaran Islam Sunni.
Syiah sebagai salah satu aliran dalam Islam berkeyakinan bahwa orang yang paling berhak menjadi imam umat Islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat ialah Ali bin Abi Thalib. Pengikut imam Ali bin Abi Thalib mempercayai bahwa imam sesudah Rasulullah yang ditetapkan secara nash atau pasti.
Perlu dipahami bahwa Syiah terdiri dari berbagai sekte dengan tingkat kesesatan yang berbeda. Beberapa sekte, seperti Syiah Zaidiyah, dianggap lebih dekat dengan ajaran Ahlus Sunnah, sementara yang lain, seperti Syiah Imamiyah, memiliki perbedaan yang lebih signifikan.
Selain itu, banyak penganut Syiah yang tidak sepenuhnya memahami ajaran mereka dan hanya mengikuti tradisi keluarga atau komunitas. Mereka mungkin tidak menyadari perbedaan teologis yang ada antara Syiah dan Ahlus Sunnah.
Alasan Mengapa Syiah Masih Diperbolehkan Berhaji
Seringkali mungkin timbul pertanyaan bagi umat muslim tentang pengikut Syiah yang berhaji dan mengapa syiah masih diperbolehkan berhaji.
Banyak yang menganggap syiah kafir dan mengapa masih diizinkan untuk masuk masjidil haram. Syiah memang dianggap sesat namun mengenai tingkat layak dikafirkan atau tidak masih belum diketahui kesepakatannya.
Tentang mengapa syiah masih diperbolehkan berhaji terdapat alasan untuk menjawab pertanyaan ini. Berikut beberapa alasan mengapa syiah masih diperbolehkan berhaji.
Baca Juga: Sejarah Perkembangan Islam di Kawasan Eropa
Alasan Pertama: Banyak Penganut Syiah Merupakan Korban Ideologi Sesat
Mengapa syiah masih diperbolehkan berhaji padahal kaum muslimin sepakat bahwa syiah adalah sesat. Perlu diketahui bahwa kesesatan syiah ini juga bertingkat dengan sekte syiah yang terpecah pecah menjadi banyak sekte. Hal ini menimbulkan adanya anggapan mendekati ahlus sunah, ada yang pertengahan, dan ada yang memiliki ajaran berbeda dengan berbagai prinsip ajaran Islam.
Diantara sekte syiah yang dinyatakan paling dekat dengan ajaran Isla adalah syiah zaidiyah yang tersebar di Yaman. Sekte ini tidak mengkafirkan sahabat dan banyak berseberangan dengan sekte imamiyah di Iran sebab ada sebagian yang menolak saat zaidiyah disebut sebagai syiah.
Selain itu, tidak semua orang syiah juga paham tentang Islam dan inti ajaran Islam. Bahkan dapat pula sebagian besar pengikut syiah hanya korban ideologi sesat.
Sebenarnya perlu untuk diperjelas mengenai hukum untuk sekte dan hukum untuk penganut sekte. Para ulama pun membedakan antara hukum untuk sekte syiah dan hukum untuk penganut sekte syiah. Misalnya sekte syiah yang mengajarkan prinsip bertentangan dengan inti ajaran islam seperti mengkafirkan Abu Bakar, Umar dan para sahabat atau menuduh A’isyah radhiyallahu’anha berzina. Sekte ini dihukumi kafir sebab menyebabkan orang menjadi murtad keluar dari islam.
Demikian pula hukum untuk penganut syiah bahwa tidak menyamaratakan hukum mereka. Bisa jadi terdapat sebagian mereka yang memahami ajaran syiah merupakan ajaran agama islam.
Pemerintah Arab Saudi, sebagai penjaga dua kota suci, menghadapi tantangan dalam mengidentifikasi dan membedakan antara berbagai sekte dan individu. Tentunya penjaga ini juga tidak mengetahui pasti individu yang datang ke tanah suci memiiki akidah yang seperti apa. Umat Muslim yang datang ke tanah suci datang dengan passport resmi negara dan tidak memungkinkan untuk mengecek satu persatu akidah individu.
Alasan Kedua: Mengikuti Rasulullah SAW agar Penganut Syiah Lebih Banyak Mengenal Islam
Mengapa syiah masih diperbolehkan berhaji? Untuk alasan kedua ialah pemerintah Saudi tidak membuat pengumuman besar mengenai syiah dilarang berhaji padahal ada yang sempat bikin onar di makam Baqi’ dengan mencoba membongkar kuburan A’isyah.
Saat itu, anak – anak syiah berteriak Labbaika ya Husain yang diganti dari Labbaik Allahumma labbaik dengan mengambil tanah satu kuburan yang disangka kuburan A’isyah dan ingin membongkarnya namun diusir oleh Askar.
Pemerintah Arab Saudi memahami Mekkah dan Madinah bukan semata urusan negara namun juga urusan kaum muslimin sedunia. Umat muslim yang datang untuk menunaikan ibadah ke Baitullah tidak hanya muslim ahli tauhid tetapi juga pembela syirik yang mengaku muslim juga banyak. Oleh sebab itu, banyak situs haji yang disalahgunakan oleh pembela kesyirikan tetap dibiarkan di Arab Saudi.
Pemerintah Saudi menggunakan prinsip toleran membongkar situs yang seperti ini bisa saja akan membuat banyak kaum muslimin marah dan menimbulkan kekacauan. Selain itu, epmerintah Arab Saudi juga menerapkan politik oleh Rasulullah SAW.
Sekte syiah merupakan sekte sesat terutama sekte Syiah Iran yang mengkafirkan seluruh sahabat dan kaum muslimin. Mereka meyakini Al Qur’an tidak otentik dan telah diubah.
Saat masa Nabi Muhammad SAW keadaan yang paling mirip dengan orang munafik ketika berkumpul bareng kaum muslimin, mereka sok alim, mengiktui sholat jamaah, berjihad, dan menampakkan diri sebagaimana layaknya muslim kemudian menampakkan kotoran hati untuk menghancurkan Islam.
Allah berfirman bahwa:
وَيَقُولُونَ طَاعَةٌ فَإِذَا بَرَزُوا مِنْ عِنْدِكَ بَيَّتَ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ غَيْرَ الَّذِي تَقُولُ وَاللَّهُ يَكْتُبُ مَا يُبَيِّتُونَ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا
Artinya: Mereka orang-orang munafik mengatakan: “(Kewajiban Kami hanyalah) taat”. tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, Maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. cukuplah Allah menjadi Pelindung. (QS. An-Nisa: 81)
Meskipun dengan demikian orang munafik mencoba menghancurkan umat muslim ketika di zaman Nabi Muhammad SAW namun beliau tidak mengusir orang munafik dari Madinah dan mebiarkan tetap berkeliaran di Madinah dan Nabi pun bersabda:
دَعْهُ لَا يَتَحَدَّثُ النَّاسُ أَنَّ مُحَمَّدًا يَقْتُلُ أَصْحَابَهُ
Artinya: “Biarkan dia, jangan sampai manusia berkomentar bahwa Muhammad membunuh sahabatnya.” (HR. Bukhari 4905, Muslim 2584, Turmudzi 3315, dan yang lainnya).
Dari kisah Nabi Muhammad SAW yang tidak menolak para orang munafik yang mencoba menghancurkan Islam, pemerintah Arab Saudi mengikuti hal tersebut.
Melarang seluruh penganut Syiah untuk berhaji tanpa diskriminasi dapat menimbulkan ketegangan politik dan sosial yang signifikan. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih inklusif diambil untuk menjaga stabilitas dan keamanan selama musim haji.
Selain itu, dengan mengizinkan penganut Syiah melaksanakan haji, ada harapan bahwa mereka dapat terpapar pada ajaran Islam yang lebih murni dan mungkin mempertimbangkan kembali keyakinan mereka.
Interaksi dengan umat Islam dari berbagai belahan dunia selama haji dapat menjadi kesempatan bagi penganut Syiah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang Islam dan sadar untuk mengikuti ajaran Islam yang sepatutnya.
Baca Juga: Mengenal Bani Saud pendiri Kerajaan Arab Saudi
Alasan Ketiga: Belum Ada Peringatan Bahaya Syiah secara Tertulis
Mengapa syiah masih diperbolehkan berhaji? Alasan ini yaitu terkait dengan usia aliran syiah yang sangat tua hampir setua sejarah Islam. Untuk menghadapi aliran ini berbeda dengan cara menghadapi Ahmadiyyah, aliran Lia Eden, dan sekte – sekte aliran baru.
Syiah memiliki sejarah sendiri yaitu sebelum kekuasaan Saudi dikuasai Dinasti Saud yang berpaham Salafiyyah. Jauh – jauh hari sebelum Dinasti Ibu Saud, kamu Syiah sudah masuk Mekkah dan Madinah.
Ibnu Hajar Al Haitsami merupakan penyusun kitab As Shawaiq Al Muhriqah belum menulis tentang peringatan bahaya aliran Syiah yang saat itu muncul di kota Mekkah padahal kitab tersebut merupakan kitab turats klasik yang sudah hadir sebelum Dinasti Saud.
Alasan keempat: Identitas Penganut Syiah belum Jelas
Mengapa syiah masih diperbolehkan berhaji alasannyanya identitas kaum Syiah yang datang ke tanah suci rata – rata tertulis Islam sehingga menyulitkan untuk memastikan mereka tergabung dengan syiah.
Selain itu, kaum Syiah yang datang ke Tanah suci merupakan orang awam yang hanya ikut – ikutan karena tradisi atau desakan lingkungan. Tentunya orang – orang seperti ini berbeda dengan tokoh – tokoh Syiah ekstrem yang sudah dianggap murtad dari jalan islam. Orang – orang ekstrem Syiah juga tidak mau datang ke Tanah Suci Baitullah sebab mereka sudah punya tanah suci sendiri yaitu Karbala’, Najaf, dan Qum.
Kehadiran orang – orang syiah yang datang ke Mekkah dan Madinah merupakan bukti besar ajaran Islam sesuai dengan fitrah manusia. Meski para ulama dan kaum penyesat Syiah bekerja keras untuk membuat agama baru berbeda dengan ajaran Islam Ahlus Sunnah namun tetap saja fitrah ini tidak dapat dipungkiri bahwa hati – hati mereka terikat dengan tanah suci kaum Muslimin yatu Mekkah dan Madinah sebagai tempat berhaji.
Kaum Syiah sendiri ketika di negerinya sangat memuja kubur, menyembah kubur, tawaf mengelilingi kuburan, meminta tolong kepada ahli kubur, dan berkorban untuk penghuni kubur. Tentunya dengan pembelajaran umat Syiah datang berhaji ke tanah Suci dengan harapan mereka meninggalkan praktik yang tidak sesuai tersebut dan kembali dengan mengetahui banyak ajaran Islam serta meninggalkan yang menyesatkan.
Meskipun terdapat perbedaan antara Syiah dan Ahlus Sunnah, penganut Syiah masih diperbolehkan berhaji karena kompleksitas dalam membedakan individu, pertimbangan politik dan sosial, serta harapan akan adanya pemahaman yang lebih baik di antara umat Islam.
Dari mengapa syiah masih diperbolehkan berhaji ini menjadi pertimbangan yang bijaksana untuk kaum Syiah agar dapat kembali ke jalan yang benar.
Demikian penjelasan mengenai mengapa syiah masih diperbolehkan berhaji, semoga dari penjelasan yang diberikan penulis dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Umrah Bandung
Kami merekomendasikan biro umroh terbaik untuk membantu Anda untuk melangsungkan ibadah umroh yaitu Umroh Bandung. Sebagai penyedia layanan biro umroh tentunya jasa ini memiliki keunggulan seperti berangkat sesuai jadwal, dengan layanan terbaik, dan insyaAllah dapat umroh mabrur.
Keunggulan yang ditawarkan Umrah Bandung adalah biro ini memiliki izin resmi, menyediakan fasilitas dan layanan terbaik serta memberikan biaya terjangkau dan wajar dengan menyediakan promo umroh Bandung dengan paket terbaiknya yaitu Umroh Plus Turki Bandung.
Jadi tunggu apalagi? Berangkat umroh, Umrah bandung solusinya.
Baca Juga:
- Sejarah Ibadah Haji dan Umroh
- Oleh-oleh Haji dan Umrah
- 32 Doa Untuk Orang Umroh Mabrur yang Dapat Dipanjatkan
- Badal Umroh untuk Orang yang Sudah Meninggal
- 7 Tips Menghadapi kerumunan Saat sedang Tawaf di…
- 10 Kriteria Aliran Islam yang Sesat Menurut Ulama,…
- 15 Sebutan Nama Lain Al Qur'an yang Diperbolehkan…
- Pentingnya Mencari Biro Umroh Terpercaya dan Terlisensi
- Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh
- Mengenal Jannatul Baqi